uefau17.com

Jaga Inflasi, BI Awasi Dampak Kenaikan Harga Energi dan Pangan Global - Bisnis

, Jakarta Bank Indonesia (BI) akan terus mencermati sejumlah risikoyang dapat menimbulkan tekanan terhadap tetap terkendalinya inflasi di ke depannya. Ini termasuk dampak kenaikan harga energi dan pangan global serta tekanan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap imported inflation.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking, menyebutkan Inflasi IHK Oktober 2023 tercatat sebesar 2,56%(yoy) dan tetap terjaga dalam kisaran sasaran.

Sementara inflasi inti disebut terjaga tercatat sebesar 1,91%(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2% (yoy).

"Ke depan target IHK akan turun dari 3,0±1% pada 2023 menjadi 2,5±1% pada 2024. Jadi kita pastikan ini adalah inflasi yang terjaga ekspektasi inflasinya terutama," jelas dia di Papua, akhir pekan kemarin.

Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar5,54% meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar3,62%(yoy). Dikatakan ini sebagai dampak dari kenaikan harga beras.

Inflasi kelompok administered prices juga meningkat menjadi 2,12%(yoy),dari bulan sebelumnya sebesar1,99%(yoy).

"Seperti kita tahu beras di oktober sangat tinggi tetapi pemerintah melakukan intervensi cukup besar sehingga kita melihat angka relatif menurun jadi administered prices relatif stabil," jelas dia.

Dalam pemaparannya disebutkan, inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat