, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengumumkan mengundurkan diri pada Kamis 20 Oktober 2022. PM Inggris Liz Truss baru saja diangkat dan usia jabatannya baru 45 hari.
Saat terpilih, Liz Truss menggantikan Boris Johnson yang mundur pada awal Juli 2022. Dia pun menjadi perdana menteri perempuan ketiga di Inggris setelah Theresa May dan Margaret Thatcher.
Namun, saat pengunduran dirinya, Truss meninggalkan sejumlah masalah ekonomi di Inggris, mulai dari polemik pemangkasan pajak, krisis energi dan pangan, hingga inflasi yang mencapai level tertinggi 40 tahun.
Advertisement
Berikut beberapa masalah ekonomi yang ditinggalkan Liz Truss menyusul pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris :
1. Polemik pemangkasan pajak
Saat masih bertugas sebagai PM Inggris, Liz Truss sempat mengumumkan pemangkasan pajak sebesar 45 miliar poundsterling dalam upaya memulihkan ekonomi Inggris.
Dalam pemangkasan itu, Inggris direncanakan menghapus pajak penghasilan tertinggi bagi masyarakat berpenghasilan tinggi dan peningkatan pinjaman pemerintah untuk memangkas harga energi bagi jutaan rumah tangga pada musim dingin.
IMF secara terbuka mengkritik rencana pemotongan pajak tersebut, memperingatkan bahwa langkah itu dapat memperburuk krisis biaya hidup.
"Sifat dari kebijakan-kebijakan Inggris kemungkinan akan menambah ketidaksetaraan," kata pihak IMF, dikutip dari BBC.
Kemudian setelah reaksi publik dan turbulensi pasar terkait langkah tersebut, rencana pemangkasan pajak ahirnya dibatalkan.
"Jelas bahwa penghapusan tarif pajak sebesar 45 persen telah menjadi gangguan dari misi utama kami untuk mengatasi tantangan yang dihadapi ekonomi kita," kata Kwarteng dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC International.
"Dengan demikian, saya mengumumkan bahwa kami tidak melanjutkan penghapusan tarif pajak 45 persen. Kami mengerti, dan kami telah mendengarkan," tuturnya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Inflasi Inggris Tembus Angka Tertinggi dalam 40 Tahun
Sebelum pengumuman pengunduran diri PM Liz Truss, indeks harga konsumen atau inflasi Inggris kembali naik menjadi 10,1 persen pada September 2022, tertinggi dalam 40 tahun.
Angka tersebut diterbitkan pada Rabu oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris pada Rabu (19/10/202).
Dilansir dari CNBC International, Rabu (19/10/2022) inflasi Inggris sempat berada di angka 9,9 persen di bulan Agustus 2022, turun dari 10,1 persen di bulan Juli, didukung oleh penurunan harga BBM.
ONS mengatakan bahwa kenaikan harga pangan, transportasi dan energi merupakan faktor terbesar terhadap inflasi Inggris saat ini.
Harga pangan di Inggris naik 14,6 persen year-on-year, biaya transportasi juga naik 10,9 persen dibandingkan tahun lalu, sementara harga furnitur dan barang-barang rumah tangga naik 10,8 persen.
Advertisement
3. Inggris Diramal Terlanda Resesi Ekonomi Terburuk di 2023
Analisis revisi dari Goldman Sachs memprediksi Inggris akan memasuki resesi yang lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya pada tahun 2023 mendatang
Goldman Sachs menaikkan prospek terkait penurunan ekonomi Inggris, dalam analisis yang dirilis pada Minggu, 16 Oktober 2022.
Dilansir dari The Guardian, Goldman Sachs memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut 1 persen tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya untuk kontraksi 0,4 persen.
Bank investasi asal AS itu menyebut, salah satu faktor dari penurunan ini yaitu kenaikan pajak perusahaan menjadi 25 persen pada bulan April 2023, setelah PM Inggris Liz Truss mengaktifkan salah satu komitmen kampanye kepemimpinan Konservatif utamanya.
"Terkumpul dalam momentum pertumbuhan yang lebih lemah, kondisi keuangan yang secara signifikan lebih ketat, dan pajak perusahaan yang tinggi mulai April mendatang, kami menurunkan prospek pertumbuhan Inggris dan sekarang memperkirakan datangnya resesi yang lebih signifikan," tulis laporan terbaru Goldman Sachs.
Selain itu, analis Goldman Sachs juga memperkirakan suku bunga Inggris akan memuncak di angka 4,75 persen, sedikit lebih rendah dari 5 persen yang diperhitungkan sebelumnya.
Adapun sebuah survei lainnya yang dilakukan oleh perusahaan akuntan Deloitte, menemukan bahwa perusahaan Inggris sudah bersiap kenaikan suku bunga akan menyulitkan mereka untuk mengimbangi penurunan dan resesi selama tahun depan.
Jajak pendapat oleh Deloitte juga menemukan bahwa mayoritas direktur keuangan di Inggris sudah memperkirakan pendapatan perusahaan mereka akan turun selama 12 bulan ke depan, dan rencana untuk memotong biaya serta mengendalikan arus kas keluar telah menjadi dua prioritas utama.
4. Krisis Biaya Hidup Membuat Sejumlah Pelajar Sekolah di Inggris Terpaksa Makan Karet
Inggris juga sempat dilaporkan mengalami krisis ekonomi yang memilukan hingga membuat anak-anak kelaparan di sekolah.
Kepala sekolah dan badan amal bantuan makanan mengatakan mereka berjuang untuk mengatasi meningkatnya permintaan dari keluarga yang tidak mampu membeli makanan.
Dikutip dari The Guardian, para kepala sekolah mengatakan bahwa pemerintah membiarkan sekolah-sekolah menghadapi krisis yang semakin meningkat - sebuah pesan yang diperkuat survei baru tentang kemiskinan pangan di sekolah, yang akan diterbitkan bulan depan oleh Chefs in Schools, sebuah badan amal makan sehat yang melatih koki untuk dapur sekolah.
Survei ini mengungkapkan bahwa banyak sekolah di Inggris sudah melihat peningkatan yang memilukan pada anak-anak yang kelaparan, bahkan sebelum musim dingin dan tagihan energi yang besar memaksa lebih banyak keluarga untuk memilih untuk menyalakan pemanas ruangan dan membeli makanan.
Salah satu sekolah di Lewisham, London Tenggara, mengatakan kepada badan amal tentang seorang anak yang "berpura-pura makan dari kotak makan siang yang kosong". Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis dan tidak ingin teman-temannya tahu bahwa tidak ada makanan di rumah.
Kelompok bantuan makanan masyarakat juga mengatakan kepada Observer minggu ini bahwa mereka berjuang untuk mengatasi permintaan baru dari keluarga yang tidak dapat memberi makan anak-anak mereka.
"Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah," ujar Naomi Duncan, kepala eksekutif Chefs in Schools.
"Anak-anak datang ke sekolah karena belum makan apa pun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu." tambahnya.
Advertisement
5. Krisis Ekonomi Bikin Biaya Komoditas Mahal, Sulitkan Pengusaha di Inggris
Pengusaha di Inggris mengungkapkan mulai merasakan dampak krisis ekonomi di negara itu.
Penurunan nilai pound sterling memukul banyak bisnis dengan keras karena biaya bahan dan komoditas impor seperti gas alam yang dipatok dalam dolar menjadi mahal.
Karena semakin mahalnya biaya, pengusaha di Inggris kemungkinan akan terpaksa menaikkan harga produk atau jasanya kepada konsumen, ketika inflasi di sana sudah mendekati level tertinggi dalam 40 tahun sebesar 9,9 persen.
Seperti banyak pemilik usaha kecil di Inggris, pengusaha restoran fish and chips Harry Niazi mengharapkan bantuan pemerintah untuk mempertahankan bisnisnya di London, di mana biaya bahan bakar semakin meroket.
"Semua harga dipatok dengan dolar, solar untuk kapal menangkap ikan, truk untuk mengirimkan produk kami. Dampaknya begitu besar," kata Niazi, pemilik restoran Olley’s Fish Experience, dikutip dari Associated Press Jumat (30/9/2022).
"Saya takut menaikkan harga. Kami biasanya kedatangan banyak pelanggan, kami tidak ingin kehilangan mereka, tetapi setiap ada saja bahan yang naik harganya. Saya tidak tahu bagaimana kami akan mengatasinya," ungkapnya.
Harga ikan haddock, juga ikan putih lainnya yang Niazi impor kini dipatok dengan dolar, dan biaya itu telah melonjak sejak Juli 2022, ketika pemerintah Inggris memberlakukan tarif 35 persen pada produk impor makanan laut Rusia sebagai bagian dari sanksi atas konflik di Ukraina.
6. Krisis Energi, Warga Inggris Didesak Hemat Listrik
Pekan lalu pengawas energi Inggris, Ofgem meminta masyarakat untuk memotong atau menghemat pengeluraran gas dan listrik mereka selama musim dingin ini untuk menjaga dari risiko kekurangan.
Ofgem mengungkapkan, pihaknya akan meluncurkan kampanye yang mensosialisasikan kepada masyarakat Inggris tentang bagaimana mengurangi penggunaan energi.
Dilansir dari BBC, Bos Ofgem Jonathan Brearley diperkirakan akan mengungkapkan bahwa keadaan darurat pasokan tidak akan terjadi.
Tapi dia juga akan memperingatkan bulan-bulan mendatang bisa menjadi masa yang "sulit" dan " tidak bisa kapan saja, terutama musim dingin ini, mengesampingkan risiko" krisis energi,
Inisiatif Ofgam saat itu muncul ketika pemerintah tampaknya mengubah arah kampanye informasi publiknya sendiri untuk memotong tagihan energi.
Beberapa waktu lalu, menteri kabinet Nadhim Zahawi mengatakan rencana pemerintah Inggris untuk penghematan energi sebesar 15 juta pound sterling telah dibatalkan karena National Grid dan Ofgem menjalankan kampanye serupa.
BBC juga melaporkan bahwa kampanye itu dihentikan setelah ditentang oleh Perdana Menteri Liz Truss.
Terkini Lainnya
2. Inflasi Inggris Tembus Angka Tertinggi dalam 40 Tahun
3. Inggris Diramal Terlanda Resesi Ekonomi Terburuk di 2023
4. Krisis Biaya Hidup Membuat Sejumlah Pelajar Sekolah di Inggris Terpaksa Makan Karet
5. Krisis Ekonomi Bikin Biaya Komoditas Mahal, Sulitkan Pengusaha di Inggris
6. Krisis Energi, Warga Inggris Didesak Hemat Listrik
Inggris
Oktober
Liz Truss
PM Inggris Liz Truss
PM Inggris Liz Truss Mundur
Krisis ekonomi di Inggris
PM Inggris
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
Survei WRC Pilkada Sulut 2024: Elektabilitas Jan Maringka 27,3%, Disusul Elly Lasut 27,1%
Survei GRC Jelang Pilkada Jember 2024: Mantan Bupati Faida Unggul, Disusul Petahana Hendy Siswanto
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Sederet Lowongan Kerja Terbaru buat Lulusan SMA/SMK, Simak Posisi dan Persyaratannya
Lowongan Kerja Pegadaian Lulusan D3 dan S1, Simak Syaratnya
10 Provinsi dengan Jumlah Lowongan Kerja Terbanyak
Populer
Kronologi OJK Coba Selamatkan Kresna Life Sebelum Akhirnya Cabut Izin Usaha
Perusahaan Migas Ramai-Ramai Kolaborasi Percepat Kemandirian Energi Nasional
Bukan BUMN Sakit, Anak Buah Erick Thohir Tegaskan PMN Buat Jalankan Penugasan
Populasi Menurun jadi Risiko Hambatan Kinerja Ekonomi China
Miris, Indonesia Buang-Buang 48 Juta Ton Makanan per Tahun Setara Kebutuhan Pangan 125 Juta Orang
Asumsi Ekonomi Makro 2025 Disetujui, Ketua Banggar: PR bagi Pemerintahan Prabowo
Jokowi Buka-bukaan soal Swasembada Pangan, Mengapa Sulit Terwujud?
Melihat Perjalanan Karir PM Baru Inggris Keir Starmer, Awali Karir Jadi Pengacara
Selain Bali, Family Office Juga Bakal Diterapkan di IKN
Lampaui Amerika Serikat, China Punya Paten AI Generatif Terbanyak Dunia
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Sinopsis Film Komedi Baby Assassins: 2 Babies di Vidio, Akrobasi Maut dan Humor Garing
Hasil MotoGP Jerman 2024: Asapi Marc Marquez, Jorge Martin Kuasai FP1
Selain Bali, Family Office Juga Bakal Diterapkan di IKN
7 Bumbu Sate Kambing dan Sapi Enak, dari Marinasi Hingga Cocolan
Kartu Prakerja Gelombang 70 Dibuka! Ini Cara dan Link Daftarnya
Bantu Nasabah Kelola Keuangan, BBNI Luncurkan wondr by BNI
Istri Kerja Suami Nganggur, Bagaimana Hukum Wanita Menafkahi Suaminya?
Tips Menghindari Hoaks di WhatsApp, Simak Biar Tetap Aman di Era Digital
Novia Bachmid Kini Nyaman di Dunia Seni Peran, Padahal Cuma Berawal dari Rasa Penasaran
Gunung Etna Meletus, Semburan Abu Vulkanik dan Lava Picu Bandara Catania Ditutup
Baca Nota Pembelaan, SYL: Seolah-olah Saya Manusia Rakus dan Maruk
Daftar Wakil Presiden Soeharto Selama 3 Dekade, Simak Masa Jabatannya
Jerawat Membandel di Pipi, Ini Penyebab dan Solusi Efektif untuk Mengatasinya
Bitcoin Amblas 3 Hari Beruntun, Ini Biang Keroknya