uefau17.com

Kurangi Impor BBM, Menko Darmin Dukung Pengembangan Biohidrokarbon - Bisnis

, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, meninjau proses pengembangan biohidrokarbon berbasis kelapa sawit di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Didampingi Sekretaris Menko Perekonomian, Suswijono, keduanya mendapatkan penjelasan langsung dari Guru Besar Falultas Teknik Reasi Kimia dan Katalis ITB, Subagyo.

Usai mendengar penjelasan, Damrin menyambut baik dan mendukung proses pengembangan biohidrokarbon diterapkan dilaboratorium ITB. Sebab menurut dia hasil pengembangan katalis di Laboratorium ITB ini tentunya juga bisa diarahkan sebagai substitusi impor yang akan menghemat devisa negara.

"Proses ini tentunya akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, namun di masa depan akan mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM,"  ujar Darmin saat meninjau Laboratorium Teknik Reaksi Kimia ITB di Bandung, Jumat (6/9/2019).

Darmin berharap, ITB dapat mengembangkan katalis khusus secara komersial yang akan menjadi pendorong diproduksinya green fuel berbasis CPO. Dengan demikian, diharapkan ke depannya akan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak.

"Artinya apa kita ingin bisa kurangi defisit neraca perdagangam terutama migas, tetapi juga kita bisa melepaskan diri dari ketergantungan kepada Eropa dan Amerika," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beri Dukungan

Mantan Direktur Jenderal Pajak itu pun menghimbau agar Kementerian terkait, seperti Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), PT Pertamina (Persero) serta BUMN lainnya agar senantiasa memberi dukungan penuh terhadap penelitian dan pengembangan Bahan Bakar Nabati, seperti yang telah dilakukan ITB bersama Pertamina RTC.

"Ini yang kita betul-betul samakan sehingga kita datang ke sini bicara tiga tahun kedepan ITB mengembangkan katalis nanti kita duduk sama sama dalam membuat skenarionya dengan Kementerian ESSN, Kementerian BUMN sehingga bisa kita segera selain wujudkan b30 mungkin 1-2 tahun kemudian kita bisa masuk ke b50 dan seterusnya," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat