uefau17.com

Jokowi: Sibuk Saling Serang, Dunia Lupa Ada Ancaman Besar di Depan Mata - Bisnis

, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada para pemimpin dunia untuk tidak saling serang baik dari sisi politik maupun ekonomi. Para pemimpin dunia harus bersatu menghadapi ancaman yang lebih besar.

Di hadapan Direktur IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dan delegasi dari 189 negara di dunia, Jokowi mengatakan bahwa dunia tengah menghadapi ancaman yang besar.

“Perubahan Iklim, telah meningkatkan intensitas badai dan topan di Amerika Serikat hingga Filipina, sampah plastik di Laut di seluruh penjuru dunia telah mencemari pasokan makanan di banyak tempat, kata Jokowi di Nusa Dua Bali, Jumat (12/10/2018).

Menurut mantan Walikota Solo tersebut, ancaman tersebut bisa ditanggulagi jika seluruh negara di dunia bersatu. Hal tersebut harus dilakukan untuk mencegah kehancuran dunia akibat perubahan iklim global yang tidak terkendali.

"Kita perlu segera meningkatkan investasi tahunan secara global sebesar 400 persen untuk energi terbarukan. Untuk itu, kita harus bekerja bersama menyelamatkan kehidupan bersama,” lanjut dia.

Jokowi pun kemudian bertanya kepada seluruh delegasi apakah sekarang merupakaan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi atau justru sebaliknya, waktu yang tepat untuk kerjasama dan kolaborasi menghadapi ancaman tersebut.

“Apakah kita telah terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadar adanya ancaman besar yang membayangi kita semua? “ kata Jokowi.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Ibaratkan Kondisi Ekonomi Negara Maju seperti Film Game of Thrones

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai jika saat ini hubungan perekonomian dari negara-negara maju tengah mengalami keretakan. Bahkan, dia mengibaratkan kondisi tersebut seperti serial televisi Game of Thrones.

"Hubungan ekonomi negara maju semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thronesbalance of power dan aliansi antara negara ekonomi maju seperti mengalami keretakan. Lemahnya koordinasi membuat terjadi banyak masalah, seperti peningkatan harga minyak, kekacauan mata uang dialami negara berkembang," kata Jokowi pada Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Bali, Jumat (12/10/2018). 

Padahal sebelumnya dalam beberapa dekade terakhir, negara maju yang telah mendorong negara berkembang untuk ikut dalam perdagangan bebas. Keterbukaan informasi memberikan banyak sekali keuntungan baik negara maju atau negara berkembang.

Bahkan bantuan negara maju membuat negara berkembang mampu berkontribusi besar ke perekonomian dunia.

"Namun dalam serial Game of Thrones sejumlah Great Houses, Great Families bertarung hebat satu sama lain mengambil alih kembali Iron Throne. Mother of Dragon menggambarkan siklus kehidupan. Setelah satu house yang lain menjatuhkan house yang lainnya. Namun yang mereka lupa tatkala Great Houses bertarung satu sama lain mereka tidak tahu ancamanbesar dari utara," Jokowi kembali menggambarkan.

Dengan adanya ancaman ini, kata Jokowi, tidak penting siapa yang pada akhirnya menduduki kekuasaan, mereka harus bersiap menghadapi masalah lain agar dunia tidak porak-poranda.

"Saat ini kita sedang menghadapi ancaman global terkait perubahan iklim. Sampah plastik mencemari pasokan makanan di banyak tempat. Ancaman global yang hanya bisa kita tanggulangi hanya jika kita bisa kerja sama," tegas Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi meyakini jika film Game of Thrones akan berakhir baik. Film ini akan memberikan pesan moral di akhir ceritanya. 

"Tahun depan kita akan saksikan season terakhir Game of Thrones. Saya bisa perkirakan bagaimana akhir ceritanya. Saya yakin ceritanya akan memberikan pesan moral konfrontasi dan perselisihan akan menyebabkan penderitaan bukan hanya kalah tapi juga uang menang," tutur dia.

Inilah yang juga menjadi harapan Jokowi tentang kondisi perekonomian global. "Saya mendorong bapak dan ibu mendorong pemimpin dunia berpikir ulang akan kebijakannya. Saya harap pertemuan tahunan ini berlangsung produktif," tegas dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat