uefau17.com

Masyarakat RI Kurang Rasa Memiliki Fasilitas Kereta Api - Bisnis

, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 menyatakan pihaknya kerap menerima tindakan vandalisme dari masyarakat. Sikap tak bertanggung jawab ini menyebabkan banyaknya kereta api (KA) yang mengalami kerusakan.  

"Tindakan vandalisme seperti pelemparan kaca pakai batu, pencurian besi pengait rel, dan sebagainya masih sering kita temukan sampai saat ini," ungkap Senior Manager Sarana Jakarta KAI, Purnomo kepada , seperti ditulis Minggu (13/7/2014).

Dia mengaku, motif pelaku atas vandalisme ini adalah karena keisengan dan kesengajaan semata. Namun tanpa sadar bahwa isengnya itu sangat membahayakan penumpang.

"Rata-rata cuma iseng atau sengaja mereka melakukannya, tapi nggak tahu kalau itu bahaya. Karena ada penumpang yang sampai buta gara-gara pelemparan batu itu, dan uang asuransinya kan nggak bisa ganti kecacatan seumur hidupnya," keluhnya.

Kata Purnomo, KAI juga tak sedikit menanggung kerugian akibat tindakan tersebut. Pasalnya biaya perbaikan, perawatan kian membengkak karena harus mengganti seluruh kaca maupun bodi kereta yang rusak.

"Otomatis anggaran perawatan jadi membengkak, karena kami harus mengganti kaca sesering mungkin. Seharusnya kan setiap satu tahun sekali baru diganti. Juga mengganti blok rel, dan cat bodi kereta," jelas dia.

Dirinya menyebut, harga kaca kereta api cukup mahal. Untuk kaca kereta api kelas eksekutif seharga Rp 500 ribu per satu buah. Sedangkan Rp 100 ribu per satu buah kaca untuk kelas ekonomi.

Guna mengantisipasinya, Purnomo menyatakan pernah mengusulkan penggunaan kawat ram atau kawat ayam pada setiap kaca kereta api. Namun ditentang Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Kawat ram ditolak YLKI, alasannya mengurangi estetika dari kereta api itu sendiri. Mereka menyebutnya seperti kereta api penjara. Akhirnya untuk melindungi masinis dari lemparan, hanya kaca di samping dan depan masinis saja yang dipasang kawat ram," tandas Purnomo. (Fik/Ahm)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat