uefau17.com

Menanti Angka PDB Indonesia hingga Kebijakan The Fed, Saham Ini Menarik Dipelototi - Saham

, Jakarta - Perdagangan pekan ini hanya akan berlangsung selama 3 hari, yakni pada 6-8 Mei 2024. Pasalnya, ada libur Hari Kenaikan Yesus Kristus dan cuti bersama pada 9-10 Mei 2024. Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani mengimbau investor memperhatikan sejumlah sentimen yang diprediksi bakal mempengaruhi pergerakan sejumlah saham.

Pertama, sentimen PDB Indonesia kuartal I 2024. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal I diprediksi mencapai 5% secara tahunan. Angka ini berada di bawah catatan kuartal sebelumnya (Q4 2023) yang berada di level 5,04% secara tahunan.

"Berdasarkan data BPS, pada tahun 2024 PDB Indonesia diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,3% didukung oleh belanja terkait pemilu di bulan Februari lalu," jelas dia dalam keterangan resmi, Senin (6/1/2024).

Agenda Emiten

Kedua, agenda penting beberapa emiten. Pada Minggu ini terdapat beberapa agenda penting dari beberapa emiten yang pergerakannya berpengaruh terhadap IHSG. Salah satunya United Tractors Tbk (UNTR) yang pada hari ini merupakan ex-date dividen. UNTR sepakat untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp1.569 per lembar saham atau setara 6,5% dari harga saat ini.

"Selain dividen, di minggu ini TPIA juga akan mengadakan RUPS pada 8 Mei mendatang. TPIA mengalami kenaikan harga sebesar 33,6% dalam sebulan terakhir yang bisa menjadi antisipasi adanya berita baik pada RUPS mendatang," jelas Dimas.

Selain itu, juga akan ada emiten yang listing (IPO) di minggu ini yaitu Xolare RCR Energy Tbk (SOLA), yang harapannya dapat menambah turnover transaksi harian di tengah berkurangnya efektif hari bursa seiring dengan libur dan cuti bersama pada tanggal 9-10 Mei ini.

Kebijakan Fed

Ketiga, sentimen pandangan oleh beberapa pejabat The Fed. Seperti yang selama ini terjadi bahwa pandangan kondisi ekonomi yang disampaikan oleh beberapa pejabat Bank Sentral sangat berpengaruh terhadap pergerakan indeks saham.

Pada minggu ini beberapa pejabat The Fed, seperti Neel Kashkari selaku Presiden The Fed Minneapolis dan John Williams selaku Presiden The Fed New York akan menyampaikan pandangannya terhadap kondisi perekonomian dan arah kebijakan The Fed di sisa tahun ini, setelah keputusan penahanan suku bunga dan data NFP yang rilis di minggu sebelumnya.

"Seringnya pandangan mereka menjadi katalis bagi market dan menentukan arah pergerakan market selanjutnya," tandas Dimas.

Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham-saham ini untuk 3 hari perdagangan hingga Rabu, 8 Mei 2024. ANtara lain, buy on breakout ESSA dengan support pada 770 dan resistance pada 900). Buy PGAS dengan support pada 1.450 dan resistance pada 1.650. Serta buy on pullback GOTO dengan support pada 61 dan resistance pada 72.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pratinjau Pasar dan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.134 atau naik 1,6% dalam sepakan pada Jumat, 3 Mei 2024. Dimas berpandangan saat ini IHSG sedang menguji support MA200 daily yang berada di level 7.050.

"Apabila tidak mampu bertahan maka IHSG berpotensi untuk terus turun ke 6.800 - 6.900. Level 7.030 menjadi support yang sudah diuji berkali-kali, ketika IHSG mengalami koreksi, sedangkan resistance berada di level 7.250, sehingga area tersebut menjadi support dan IHSG dalam jangka pendek," ungkap Dimas.

Penguatan IHSG pada pekan lalu ditopang oleh 2 top gainers IDX Healthcare dan IDX Energy. IDX Healthcare naik 7% dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham MIKA yang naik sebesar 5% dalam seminggu setelah melaporkan capaian kinerja kuartal 1 yang berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 25% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, IDX Energy dalam sepekan terakhir naik sebesar 2,5% yang disebabkan kenaikan saham PGAS sebesar 17% dalam seminggu terakhir pasca laporan kinerjanya untuk kuartal 1 2024 yang membukukan kenaikan laba sebesar 40% YoY. Di sisi lain, 2 top losers yang memberatkan market pada pekan lalu yakni IDX Transport dan IDX Consumer Cyclical. IDX Transport melemah -1,06% selama seminggu terakhir.

"Jika kita lihat teknikal pada sektor ini, saat ini IDX Transport sedang mengalami downtrend kuat dalam jangka pendek dan berpotensi untuk terus melanjutkan penurunan hingga area support di level 1200. Pada pekan lalu, IDX Transport ditutup di level 1.298," kata Dimas.

Sementara itu IDX Consumer Cyclical menurun sebesar 0,4% dalam sepekan terakhir. Jika dilihat dari teknikalnya, jelas Dimas, sektor ini juga sedang mengalami downtrend kuat dalam jangka pendek dan berpotensi untuk terus melanjutkan penurunan hingga level 720, apabila tidak mampu bertahan di level saat ini di 750.

"Apabila kita lihat candle weekly sector ini, peluang penguatan sementara dapat terjadi hingga level 780 - 800," imbuh dia.

 

3 dari 4 halaman

3 Sentimen

 

Dimas berpendapat ada tiga sentimen yang membuat market menguat pada pekan lalu yakni keputusan suku bunga The Fed, laporan kinerja kuartal I 2024 emiten di IHSG dan non-farm payroll AS bulan April.

Pada 2 Mei lalu Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan dan memprediksi bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga lagi yang terjadi di sisa tahun ini. Namun, Jerome Powell juga menyampaikan kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini hanya akan terjadi 1x dari yang sebelumnya diprediksi akan ada penurunan suku bunga sebanyak 3x sesuai yang disampaikan pada FOMC Desember lalu.

Pada pekan lalu, beberapa emiten telah menyampaikan laporan kinerjanya untuk kuartal I 2024, di antaranya adalah emiten big banks BMRI dan BBNI yang masing-masing mencatatkan kenaikan laba sebesar 1,1% dan 2% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

"Dari keempat bank besar yakni BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, hanya BBCA dan BBNI yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih secara kuartalan, sedangkan BMRI dan BBRI mengalami penurunan laba bersih jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," beber Dimas

 

4 dari 4 halaman

Non-Farm Payroll AS

Dimas menambahkan, setelah BMRI menyampaikan laporan kinerja untuk kuartal I, saham emiten ini turun lebih dari 10% dalam sehari pada 2 Mei lalu dan merupakan penurunan lebih dari 10% dalam 1 hari pertama dalam 12 tahun terakhir.

Terakhir terkait sentimen non-farm payroll AS bulan April, pada Jumat lalu telah rilis data ketenagakerjaan yang menggambarkan kondisi ekonomi di AS dan tingkat inflasi di sana. NFP April mencatatkan tambahan tenaga kerja sebesar 175 ribu jauh di bawah pencapaian bulan sebelumnya yang sebesar 303 ribu dan juga konsensus yang sebesar 243 ribu.

Setelah data ini rilis, ketiga indeks utama bursa Wall Street ditutup menguat signifikan karena market merespon data ini dengan positif dan berharap bahwa capaian data ketenagakerjaan yang jauh di bawah ekspektasi tersebut dapat berimbas positif terhadap tingkat inflasi di sana, sehingga harapan The Fed untuk menurunkan suku bunga dapat tercapai pada 2024 ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat