uefau17.com

Wall Street Kembali Semringah Terdorong Kinerja Nike hingga FedEx - Saham

, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Rabu, 21 Desember 2022. Wall street catat kenaikan dalam dua hari setelah laporan kinerja laba meningkatkan harapan kalau laba perusahaan lebih baik dari pada yang ditakuti bahkan  dengan potensi resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 526,74 poin atau 1,6 persen  ke posisi 33.376,48. Indeks S&P 500 melambung 1,49 persen ke posisi 3.878,44. Indeks Nasdaq bertambah 1,54 persen ke posisi 10.709,37.

“Kami mendapat semacam oversold dan saya pikir pasar sedang mencari alasan untuk reli dan Nike dan FedEx menyediakan itu,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall seperti dikutip dari CNBC, Kamis (22/12/2022).

Saham Nike melonjak 12 persen setelah kinerja mengalahkan wall street untuk pendapatan dan laba kuartalan. Hasilnya mengangkat saham ritel lainnya. Produsen pakaian olahraya ini juga menunjukkan kemajuan dalam upaya mengosongkan persediaan.

Sementara itu, saham FedEx naik 3,4 persen setelah melaporkan laba per saham yang mengalahkan perkiraan. Perseroan juga berencana memangkas biaya.

Di sisi lain, data kepercayaan konsumen yang lebih baik dari perkiraan pada Desember yang melonjak ke level tertinggi sejak April 2022 juga mendorong sentimen investor.

Akhir tahun di depan mata, rata-rata tiga indeks acuan pada kecepatan untuk menghentikan kemenangan beruntun dalam tiga tahun dan membukukan tahun terburuk sejak 2008.

Pada 2022, indeks Dow Jones melemah 8,15 persen pada 2022 dan 3,51 persen pada Desember 2022. Indeks S&P 500 merosot 18,63 persen pada 2022 dan 4,94 persen pada Desember 2022. Sementara itu, indeks Nasdaq anjlok 31,55 persen dan 6,62 persen pada Desember 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham yang Paling Banyak Dibeli

Vanda Research menunjukkan Tesla, Apple yang paling banyak dibeli pada 2022. Terlepas dari perdagangan yang bergejolak, investor ritel berbondong-bondong menuju saham perusahaan perusahaan teknologi yang terpukul pada 2022, berdasarkan data Vanda Research.

Investor membeli saham Tesla USD 15,4 miliar pada 2022, meningkat 424 persen dari 2021. Itu memungkinkan saham kendaraan listrik mengungguli saham paling populer di kalangan investor ritel.

Aksi beli investor ritel mencapai USD 15,2 miliar untuk Apple. Pembelian itu naik 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian diikuti saham Advanced Micro Devices dengan aksi beli USD 10,6 miliar. Namun, bukan saham individu yang paling banyak dibeli investor pada 2022. SDPR S&P 500 ETF Trust dan Invesco QQQ Trust menjadi sekuritas yang paling banyak dibeli.

Tiga saham yang paling tidak populer yang dibeli pada 2022 adalah AMC, Palantir Technologies, dan Micron Technology, berdasarkan data Vanda. Di sisi lain, banyak saham meme juga yang alami penurunan pembelian dari tahun ke tahun meski arus masuk melonjak pada kuartal I 2022.

"Kami percaya kerugian portofolio besar yang terakumulasi pada tingkat agregat berada di balik penurunan perilaku spekulatif ini,” tulis Vanda.

Data juga menunjukkan rata-rata portofolio ritel akan turun 35 persen dari level tertinggi sepanjang masa pada akhir tahun.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 21 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street pada perdagangan Selasa, 20 Desember 2022. Wall street menepis langkah mengejutkan dari Bank of Japan atau bank sentral Jepang yang mendorong imbal hasil obligasi menguat.

Selain itu, investor juga mengabaikan kekhawatiran kalau reli akhir tahun mungkin tidak akan terjadi. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 92,20 poin atau 0,28 persen ke posisi 32.849,74. Indeks S&P 500 menguat 0,10 persen menjadi 3.821,62. Indeks Nasdaq bertambah 0,01 persen menjadi 10.547,11.

Bank of Japan bergerak memperluas batasannya pada imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun membuat pelaku pasar lengah dan mendorong saham berjangka turun, pada awal sesi perdagangan. Itu menambah tekanan dari bank sentral lainnya yang hawkish. Hal ini setelah pekan lalu bank sentral Eropa dan the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga.

Saham pulih seiring pelaku pasar menilai pergerakan bank sentral dan bertaruh kalau sebagian besar akan menghentikan kenaikan suku bunga pada 2023.

“Lebih dari 90 persen bank sentral telah menaikkan suku bunga tahun ini membuat sebagian besar upaya terkoordinasi global belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Fixed Income Strategist LPL Financial, Lawrence Gillum, dikutip dari CNBC, Rabu (21/12/2022).

“Berita bagus? Kami pikir mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga ini yang dapat kurangi angin sakal yang telah kami lihat di pasar keuangan global tahun ini,” ia menambahkan.

 

 

4 dari 4 halaman

Kapitalisasi Pasar Merosot

Wall street meski menguat pada perdagangan Selasa, 20 Desember 2022, saham berada di zona merah dalam sepekan. Indeks Dow Jones turun 5,03 persen pada Desember 2022. Indeks S&P 500 tergelincir 6,34 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 8,03 persen.

Sejumlah perusahaan besar akan melaporkan hasil kuartalan pekan ini jelang liburan Natal. Nike dan FedEx akan laporkan kinerja. Di sisi lain, pekan ini juga menjanjikan banyak informasi mengenai industri perumahan. Data penjualan rumah lama dan baru akan dirilis pada Rabu dan Jumat pekan ini. Laporan pengeluaran konsumsi pribadi pada November, ukuran inflasi yang disukai the Fed akan rilis pada Jumat pekan ini.

Sementara itu, ini merupakan tahun yang sulit untuk saham yang berada di wilayah bearish atau koreksi dan merosot year to date (ytd). Kapitalisasi pasar saham AS merosot USD 11,7 triliun, berdasarkan data Bespoke Group.

“Penarikan maksimal adalah USD 13,6 triliun, pada titik terendah 30 September. Jadi kami telah melihat peningkatan kapitalisasi pasar hanya di bawah USD 2 triliun sejak saat itu. Dalam dolar AS, penarikan ini lebih ekstrem dari apa pun yang pernah dialami investor, itu sangat deflasi jika Anda bertanya kepada kami,” tulsi analis dikutip dari CNBC, Rabu (21/12/2022).

Dari kapitalisasi pasar yang susut USD 11,7 triliun, kerugian lebih dari USD 5 triliun hanya berasal dari lima perusahaan antara lain Apple, Microsoft, Amazon, Alphabet, Meta dan Tesla.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat