, Bandung - Dalam dua bulan terakhir, setidaknya ada dua ekor macan kumbang yang diketahui melintasi kebun atau peternakan warga di wilayah Kabupaten Bandung. Aktivis lingkungan menilai kejadian tersebut sebagai indikasi rusaknya habitat satwa liar, sehingga memaksa binatang buas itu mencari makan sampai ke dekat permukiman.
Pada akhir Juli lalu, seekor macan kumbang didapati tengah berada di area peternakan ayam milik PT Amanda di Kampung Cikaso, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka. Keberadaan hewan yang masih satu spesies dengan macan tutul Jawa itu terabadikan lewat video amatir warga.
Advertisement
Baca Juga
Peternakan ayam tersebut berada dekat dengan Kawasan Konservasi Taman Buru (TB) Masigit Kareumbi. Menurut penjaga peternakan, Yayat Hidayat (36), macan yang turun gunung merupakan kejadian yang kerap berulang. Macan kumbang pernah memangsa belasan ayam hingga hewan ternak milik sebuah pesantren di sana.
"Ini yang ketiga kalinya datang ke peternakan," katanya beberapa waktu lalu.
Kejadian terbaru dilaporkan warga di daerah Kecamatan Pangalengan, awal Agustus lalu. Dalam video, kucing besar berwana hitam legam itu terlihat mondar-mandir di kebun milik warga, yang juga berdekatan dengan sumber air. Seekor macan itu diduga turun dari kaki Gunung Wayang.
Satwa liar kerap dianggap menganggu dan mengancam ketika berada di peternakan, kebun maupun wilayah dekat permukiman. Namun, hal yang terjadi justru bisa saja sebaliknya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Siapa yang Menganggu?
Seorang anggota tim lapangan Wanadri di Kawasan Konservasi Taman Buru (TB) Masigit Kareumbi, Randi Muhammad menuturkan, peternakan itu setidaknya berada di sekitar tiga titik habitat macan, yakni Kawasan Konservasi Kareumbi, Cinini, dan Kubang.
"Kemungkinan wilayah peternakan juga masih berada di kawasan habitat macan itu," katanya.
Randi berpendapat, bukan macan kumbang yang "mengganggu", tapi bisa saja karena peternakan tersebut berada sekawasan dengan habitat macan. Dalam amatannya, macan kumbang kerap memangsa hewan lain yang sesuai ukurannya.
Macan yang kecil lebih memilih mangsa yang juga kecil. Macan kumbang juga disebut sering mencari makan di banyak tempat. Di habitatnya, mereka sering berebut teritori.
"Kalau ada ayam kenapa harus babi hutan," tuturnya.
Ketika mendapati macan kumbang melintas di peternakan, kebun atau dekat permukiman, ia menyarankan agar masyarakat sekadar mengusirnya, tidak melukai apalagi membunuhnya.
"Kalau mati, bisa kena pasal pembunuhan hewan dilindungi," katanya.
Advertisement
Rusaknya Habitat
Aktivis lingkungan dari Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan enggan menganggap kejadian-kejadian tersebut selaku angin lalu. Ia memandangnya sebagai indikasi adanya sebuah masalah lingkungan yang serius.
Menurutnya, salah satu faktor yang bisa menggiring satwa-satwa liar ke wilayah permukiman adalah rusaknya habitat dan kawasan hutan. Lantas, memicu langkanya makanan dan sumber air bagi satwa liar. Mangsa mereka bisa saja berkurang akibat direbut manusia lewat aktivitas perburuan, sementara kawasan hutan terus menyempit akibat pembangunan.
"Koridor habitat satwa itu sudah terjepit, selain pakan kurang karena perburuan juga kawasan semakin menyempit akibat banyaknya pembangunan," katanya kepada , Sabtu, 13 Agustus 2022.
Edukasi dan Patroli
Di samping upaya-upaya pemulihan dan pelestarian kawasan hutan yang mesti dikerjakan secara serius, kata Dedi, langkah lain yang juga tak kalah penting adalah menggencarkan edukasi kepada masyarakat guna mencegah konflik antara manusia dan satwa. Selayaknya, sesama mahkluk hidup keduanya dapat hidup berdampingan.
"Di Pangalengan macan berhasil dihalau dan masuk kembali ke habitatnya. Masyarakat sudah tampak mulai peduli dan menghindari konflik dengan satwa, ini perlu diapresiasi dan terus ditingkatkan melalui edukasi berkelanjutan," katanya.
Dedi juga mendorong agar Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Barat menggencarkan patroli bersama masyarakat guna memitigasi, memetakan daerah rawan konflik. Dalam upaya konservasi tersebut, pemerintah patut melibatkan peran sipil. Menurut Dedi, pelibatan demikian masih sangat minim.
Ia menegaskan, pemerintah tingkat daerah atau provinsi harus benar-benar mengimplementasikan upaya pelestarian macan kumbang sebagai fauna identitas Jawa Barat, jangan hanya sebatas melestarikannya sebagai patung maupun slogan.
"Meminta KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dalam hal ini BBKSDA Jawa Barat, membuat strategi dan rencana aksi penyelamatan konservasi macan tutul melibatkan semua," ungkapnya.
Terkini Lainnya
Salman Rushdie Ditikam, Ini Jejak Kontroversial Penulis Ayat-Ayat Setan
Bacaan Surat An-Nas, Terjemah dan Keutamaanya: Perlindungan dari Gangguan Jin
Hindari Kemah atau Camping Seperti Ini, Dosanya Besar dan Bisa Su'ul Khatimah kata Buya Yahya
Saksikan Video Pilihan Ini:
Siapa yang Menganggu?
Rusaknya Habitat
Edukasi dan Patroli
Bandung
Macan Kumbang
Kabupaten Bandung
Gunung Wayang
Kerusakan Habitat
Rekomendasi
Macan Tutul dan Macan Kumbang Terekam Bersama di Gunung Gede Pangrango, Apa Benar di Jalur Pendakian?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Update Korban Longsor Tambang Suwawa, 2 Tewas 4 dalam Pencarian
Momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Ikut Tapa Bisu di Kirab Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran
UMKM di Bonebol Nangis-Nangis, Usaha Tutup karena Gas Elpiji 3 Kg Langka
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Akankan Cinta PKS dengan PPP Kembali Bersemi di Pilkada Garut 2024?
Indahnya Telaga Sunyi, Tempat Wisata Alam Mempesona di Banyumas
100 Varian Juadah Olahan APJI Lampung Pecahkan Rekor MURI, Sarana Promosi Wisata Kuliner
Ceria dan Segarnya Hana Kotoba, Digital Single Ketiga Nanaka Suwa Dirilis
Gunung Ibu Masih Terus Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter Senin Pagi 8 Juli 2024
Melihat Tambang Batu Bara Sebagai Penyedia Energi yang Harus Menjaga Lingkungan
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
5 Tanda Anda Memiliki Gaya Keterikatan Cemas dalam Hubungan
Spanyol Segera Rilis Paspor Porno Digital yang Berlaku 30 Hari, Apa Fungsinya?
Manchester United Siap Merugi Rp 672 Miliar agar Pemain Tak Berguna Laku Dijual
Dampak Positif Olahraga terhadap Kesehatan Mental
Aksi Sosial Bersama Masyarakat Peradilan, MA Bangun Surau untuk Korban Banjir Sumbar
Lowongan Kerja bagi Lulusan D3 dan S1, Simak Posisi dan Syaratnya
Mengenal Perawatan Kulit Wajah Trilogy 2.0 yang Kini Hadir di Jambi
Penyebab Rambut Kusut dan Susah Diatur, Yuk Kembalikan Helai Indahnya!
Nadin Amizah Tampil Memukau di Weekend Fest 2024 Meski Alami Suara dalam Kondisi Serak
Sandiaga Masuk Radar PKB di Pilgub Jabar, PPP: Pak Sandi Cocok untuk di Mana Saja
7 Produk Impor Kena Tambahan Bea Masuk, Pengusaha Sebut Bukan Solusi Tepat
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
3 Emiten Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Juli 2024