, Banyumas - Sejarah mencatat pesisir selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta pernah diguncang gempa bumi hingga memicu tsunami dengan tinggi gelombang yang lebih dahsyat dari tsunami di Pangandaran tahun 2006 silam. Dan jamaknya siklus, sejarah akan berulang meski tak ada yang tahu kapan peristiwa itu akan terjadi.
Berdasarkan studi Paleo tsunami, peristiwa kelam itu terjadi 600 tahun yang lalu. Data BMKG yang mengutip dari katalog tsunami Indonesia tahun 2017 juga menyebut, pada 4 Januari 1840 terjadi gempa bermagnitudo 7,0. Dampak gempa di selatan Jawa terasa hingga Semarang dan menyebabkan gelombang tinggi di Pacitan Jawa Timur.
Advertisement
Baca Juga
Pada 20 Oktober 1859 gempa dengan magnitudo 7,5 kembali mengguncang selatan Jawa Tengah dan DIY. Guncangan kuat dan tsunami mengahantam Pacitan. Bankan, tsunami sempat menghatam kapal Ottolina yang tengah bersiap melepas jangkar. Sebelas dari 13 awak kapal selamat
“Ini merupakan bukti otentik bahwa daerah selatan Jawa Tengah dan DIY memang rawan gempa bumi,” kata Setyoajie Prayoedhie, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, saat menjadi pembicara webinar 'Menguak Jejak Gempa Megathrust dan Sesar Aktif di Banyumas Raya', Selasa (20/4/2021).
Gempa bumi tak hanya mengguncang wilayah pesisir. Gempa besar juga pernah meluluhlantakkan daerah pedalaman. Pada 14 Februari 1976, gempa bermagnitudo 5,6 dengan episenter di Purwokerto terasa hingga ke Ajibarang, Kedungbanteng, Tegal, Brebes, Pekalongan, Magelang dan Semarang.
Masih ada beberapa gempa besar dari selatan Jawa sesar aktif di Banyumas Raya yang menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Pengulangan peristiwa kegempaan ini tak lepas dari posisi selatan Jawa yang menjadi pertemuan dua lempeng bumi, yaitu Euroasia dan Indo Australia.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Dahsyatnya Dampak Gempa Malang Jatim
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mutu Bangunan dan Rendahnya Literasi Kebencanaan
![Ilustrasi gempa megathrust (earthquake.usgs.gov).](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/P2uuJ8wRt4VKSFbh4DlqiE9yxos=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1206457/original/045509200_1460956216-gempa.jpg)
“Selatan Jawa merupakan zona subduksi dimana lempeng Indo Australia masuk menyusup ke dalam lempeng Euroasia yang ada di utara. Ketika mencapai batas elastisitasnya, terjadi pelepasan energi yang tiba-tiba yang disebut gempat bumi,” kata dia.
DR Tuswadi, ilmuwan pada Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, mengatakan, gempa merupakan peristiwa alam yang lumrah. Menjadi tidak biasa ketika gempa menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
Ada dua hal yang menurutnya menjadi penyebab korban jiwa usai gempa bumi, yaitu rendahnya mutu bangunan dan rendahnya literasi kebencanaan. Bangunan yang dibangun tidak sesuai standar bangunan tahan gempa mudah hancur ketika diguncang gempa.
“Di Indonesia, mohon maaf, korupsi masih terjadi ketika pembangunan infarasrtuktur, sehingga hasilnya tidak bisa menjamin keselamatan masyarakat yang tinggal di bangunan tadi,” ucap dia yang juga Direktur Politeknik Banjarnegara.
Selain rendahnya mutu bangunan, rendahnya literasi kebencanaan juga tak kalah mematikan. Masyarakat belum paham prosedur sebelum, ketika dan setelah bencana berlangsung. Akibatnya, mereka panik ketika bencana itu datang.
“Monster yang paling membunuh di sini adalah panik. Panik is killing. Ketika terjadi hal-hal yang menyebabkan bencana, penduduk Indonesia cenderung panik, dan kepanikan itu justru akan menyebabkan korban yang lebih besar,” tuturnya.
Kepanikan ini meningkat ketika berkelindan informasi yang menyesatkan. Pada era digital, misinformasi atau bahkan disinformasi mudah sekali menyebar dan memengaruhi opini publik.
Advertisement
Irisan Media Arus Utama dan Medsos
![Ilustrasi Hoaks Hoax](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/AUtFzgmV9QiJRkKHUiEGpIgdy_I=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3276290/original/085251300_1603447808-torn-fake-news-paper-yellow-wall.jpg)
Dari pengalamannya selama menempuh studi di Hiroshima, pemerintah Jepang membuat alur informasi yang sistematis perihal kebencanaan. Informasi mengenai kebencanaan hanya disalurkan melalui kanal-kanal informasi yang telah ditentukan. Informasi kebencanaan di luar saluran itu, tidak akan dipercaya warga.
Namun hal ini berbeda dengan di Indonesia. Masyarakat lebih banyak mengakses media sosial daripada media pers yang menjalankan standar jurnalistik. Kondisi ini yang kemudian membalik predikat media arus utama yang semula disandang media pers, kini bergeser ke media sosial.
“Sekarang lebih banyak masyarakat yang mengakses media sosial ketimbang media massa yang diklaim sebagai media arus utama, ini harus diakui. Ini berarti media sosial sudah menjadi media arus utama yang dua tiga tahun lalu milik media massa,” kata Muhamad Ridlo, jurnalis .
Untuk menangkal hoaks, ia mengusulkan agar media massa memperbanyak liputan mendalam. Selain itu, kolaborasi dengan jaringan pengecek fakta juga menjadi penting untuk memerangi hoaks yang menyebar cepat melalui berbagai platform media sosial.
Selain gempa bumi, Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Titik Puji Astuti juga menyoroti risiko bencana alam lainnya di Banyumas. Bencana banjir dan longsor adalah ancaman nyata masyarakat Banyumas.
Menurut dia, ratusan bencana terjadi tiap tahun. Dan itu menempatkan Banyumas sebagai daerah dengan risiko bencana alam tertinggi nomor empat di Jawa Tengah.
"Kami mensosialisasikan mitigasi kebencanaan hingga tingkat desa, melalui komunitas. Dan sekarang, alokasi penanganan bencana juga masuk dalam APBDes," Titik menjelaskan.
Terkini Lainnya
BNPB: Gempa Malang Bukan Termasuk Megathrust
Ini Akibatnya Jika Gempa Bumi Megathrust Magnitudo 8,7 Benar-Benar Terjadi
Soal Gempa Megathrust dan Tsunami 20 Meter, BMKG: Jangan Panik
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Mutu Bangunan dan Rendahnya Literasi Kebencanaan
Irisan Media Arus Utama dan Medsos
Gempa
Literasi Kebencanaan
Gempa Megathrust
Lempeng Gempa Banyumas
Gempa Banyumas Raya
Banyumas
Rekomendasi
Melihat Kebangkitan Lukisan Mooi Indie dengan Balutan Teknik Modern di Banyumas
Kemendikbudristek Sukses Gelar Keroncong Svaranusa 2024, Harapkan Dampak Nyata Bagi Seniman dan Masyarakat
Kemendikbudristek Siap Gelar Keroncong Svaranusa 2024 di Pantura dan Banyumas, Jateng
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
ASH ISLAND - CHANMINA Umumkan Pernikahan dan Kehamilan
Insiden di Selat Malaka, Pencarian ABK Rusia Tenggelam Masih Dilakukan
Pegi Setiawan Bebas, Kuasa Hukum Vina: Memang Terbukti Ada Kecerobohan Polisi
Asrama Mahasiswa Dompu di Makassar Diduga Dibakar OTK, Polisi Selidiki
Aniaya Warga Hingga Babak Belur di Kantor Polisi, Kanit Reskrim di Bone Dimutasi
HyunA dan Yong Junhyung Akan Menikah Oktober 2024
Menparekraf Sandiaga Uno Berikan Pelatihan Pembuatan Paket Wisata di Kabupaten Toba
Hakim PN Bandung Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Tidak Cukup Bukti
Nikita Willy Yakin Semua Anak Lahir Untuk Jadi Pemenang
Memupuk Sukma dengan Senam Tera
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan