, Bandung - Lembaga non profit bidang studi ular, Sioux Indonesia, kembali menggelar edukasi terhadap penanganan korban gigitan ular. Kali ini, Sioux Indonesia melaksanakan edukasi yang dihadiri sejumlah komunitas maupun individu penggemar reptil di Jawa Barat.
Acara tersebut digelar di halaman Balai Kota Bandung, tepatnya di samping patung badak putih, Minggu (21/7/2019) pagi.
Pembina Sioux Indonesia regional Jawa Barat, Herlina Agustin mengatakan, edukasi yang dilakukan pihaknya sebagai bentuk kepedulian terhadap korban gigitan ular.
Advertisement
Herlina berkata, sepanjang November 2018 hingga Juli 2019 saja, terdapat 52 kasus gigitan ular terhadap manusia. Dari puluhan kasus gigitan, 14 korban di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga
"Di Jawa Barat, komunitas penggemar ular kan banyak dan mereka memelihara. Mereka masih banyak yang kurang paham bahwa ular adalah satwa liar, punya sifat liar. Bukan dielus lalu jinak, tidak bisa didomestikasi," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Yayasan Sioux Indonesia menghadiri Tri Maharani. Dia adalah satu-satunya dokter dari Indonesia, yang ikut dalam tim pembuat pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari lembaga kesehatan dunia atau WHO.
"Tujuan kita adalah menyebarkan informasi penanganan ular sedini mungkin. Misalnya kalau kegigit harus apa karena selama ini mitos berkembang ada yang disobek, disedot atau diikat. Padahal gigitan ular pertama harus imbolisisasi, tidak boleh menggerakkan bagian tubuh yang digigit yang bisa menunda penyebaran racun," ujar Herlina.
Menurut Herlina, terdapat dua jenis ular yang paling banyak menggigit korbannya di Jawa Barat. Ular itu adalah King Cobra dan Cobra.
"Untuk kasus yang meninggal karena gigitan King Cobra, ada empat kasus dan tiga di antaranya meninggal dunia. Sedangkan gigitan Cobra dari enam kasus, tiga meninggal," kata dia.
Herlina menyebutkan, hampir semua kasus gigitan disebabkan karena terlambat penanganan. Selian itu, masih banyak mitos yang berkembang di masyarakat terkait penanganan ular.
"Ada yang bawa ke dukun karena dianggap kearifan lokal. Sebenarnya kearifan lokal tidak salah, hanya perlu dikaji lagi. Untuk penanganan awal gigitan ular, cara yang tepat adalah melakukan imobilisasi tadi," kata Herlina.
Meski Kasus gigitan ular berbisa cukup tinggi, Herlina menambahkan, bukan berarti ular harus dibasmi. Sebab, ular adalah penyeimbang di ekosistem kita.
"Ular bukan untuk dibunuh apalagi diperdagangkan. Mereka punya habitat, yang kalau terancam akan bertindak defensif. Ular Juga penyeimbang dalam ekosistem karena memburu tikus yang jadi hama buat petani," katanya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sering Salah
![Adviser WHO untuk kasus gigitan ular di Indonesia, Tri Maharani](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/NfgC727gmaml1foFxmd3uv7bp2s=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2859305/original/056753300_1563691492-IMG_20190721_133027.jpg)
Penanganan kasus gigitan ular di Indonesia ternyata masih menjadi permasalahan yang patut disoroti. Tidak sedikit pihak yang melakukan kesalahan prosedur penanganan sehingga mengakibatkan efek buruk bagi korban gigitan ular.
Adviser WHO untuk kasus gigitan ular di Indonesia, Tri Maharani menyebutkan, persepsi yang menyebutkan bisa ular yang masuk ke tubuh melalui pembuluh darah adalah salah.
"Persepsi salah adalah kita menganggap racun yang dikeluarkan ular lalu masuk tubuh manusia itu lewat pembuluh darah. Padahal disebarkan lewat kelenjar getah bening," kata Tri.
Bertolak dari persepsi tersebut, banyak kalangan menganggap bisa dapat dikeluarkan dengan cara disayat atau cara lain seperti diikat dengan kencang.
"Cara penanganan gigitan ular yang tepat adalah imobilisasi, membuat korban tidak banyak bergerak," katanya.
Menurut Tri, ciri gigitan ular yang berbisa dapat dilihat secara fisik. Bahkan, ciri fisik ini bisa dikenal banyak atau tidaknya racun yang masuk ke dalam tubuh.
Pada kasus gigitan Cobra misalnya, jika Hematotoksik menyebabkan bengkak pada tubuh dan pendarahan itu tandanya venom atau racunnya banyak. Tapi kalau tergigit sampai 48 jam hanya bengkak saja berarti venomnya sedikit.
"Jadi tergantung pada bisa ular yang masuk. Ketika sudah terjadi sesak nafas memang hitungannya detik. Karena ketika kita tidak bisa bernapas karena otot-otot tubuh lumpuh maka oksigenasi di dalam tubuh kita hanya bertahan empat menit saja, sedangkan jantung hanya 10 menit," ujar Tri.
Karena itu, pada korban gigitan ular perlu dilakukan imobilisasi agar kelenjar getah bening tidak menyebarkan racun.
"Imobilisasi akan membuat kelenjar getah bening tidak menyebarkan isinya ke seluruh tubuh, kalau dia bisa membuat itu 48 jam berarti dia sudah melampaui masa di mana venom itu bisa merusak organ menurut WHO," kata Tri.
Simak video pilihan di bawah ini:
Penanganan yang salah terhadap korban gigitan ular beracun bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Terkini Lainnya
Membongkar Permainan Kotor Rumah Sakit dalam Penyelewengan Dana BPJS
Upaya Bupati Cilacap Meredam Keresahan Warga soal Tsunami 20 Meter
Terbongkarnya Taman Ganja di Bandung
Sering Salah
Bandung
Jakarta
Gigitan ular
Penanganan Korban Gigitan Ular
King Cobra
Raja Organic
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Dalam 3 Bulan Polda Lampung Blokir 259 Situs Judi Online
MKD Akan Rapat Internal, Bahas Sanksi Tegas Bagi Anggota Dewan Terlibat Judi Online
Nama Jurnalis Dicatut untuk Hoaks Promosi Situs Judi, Simak Daftarnya
PBNU Minta Ada Tindakan Tegas Terhadap Bandar Besar Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Pilkada 2024
Kapolri Pastikan Pemetaan Potensi Kerawanan Pilkada 2024 di HUT ke-78 Bhayangkara
Jelang Pilkada 2024, Jokowi Minta Polri Jaga Netralitas dan Stabilitas
KPU Jakarta Tunggu PKPU soal Batas Usia Kepala Daerah
Santun dan Sederhana, Dukungan pada Eman Suherman Maju Cabup Disebut Terus Datang
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
TOPIK POPULER
Populer
Bakal Maju di Pilkada Jabar, Ilham Habibie Ingin Cawagub Orang Sunda
Jauh-Jauh dari Pakistan, Ini 8 Mahasiswa yang Lulus Program Magister Peternakan Undip
Puluhan WNA Terdampar di Pantai Keusikurug Kabupaten Sukabumi
Gesit Berprestasi dan Jejak Dianita Rohmatin Bangun Literasi di Mojokerto
Acara Bersejarah Festival Asia Afrika, Secuplik Soal Dasasila Bandung
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Aktivitas Lempeng Indo-Australia Jadi Pemicu Gempa M5,1 di Pangandaran
Praktisi Kesehatan Olahraga Wajib Miliki Sertifikasi
Polda Sumbar Ungkap Hasil Penyidikan Kematian Afif Maulana: Meninggal karena Melompat dari Jembatan
Melirik Aplikasi E-Commerce, Solusi Modern dan Praktis Belanja di Era Digital
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Susah Payah Tekuk Belgia, Gol Bunuh Diri Jan Vertonghen Antar Prancis ke Perempat Final
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Dapatkan Link Live Streaming Babak 16 Besar Euro 2024 Prancis vs Belgia, Tayang Sesaat Lagi
Link Live Streaming 16 Besar Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Selasa 2 Juli Pukul 02.00 WIB
Link Live Streaming Euro 2024 Prancis vs Belgia di Babak 16 Besar, Senin 1 Juli Pukul 23.00 WIB
Berita Terkini
Hasil Euro 2024: Susah Payah Tekuk Belgia, Gol Bunuh Diri Jan Vertonghen Antar Prancis ke Perempat Final
Gus Baha Membalik Doa, Demi Sholat Menjaga Ekonomi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Lagu Ours to Keep Mewarnai TikTok dengan Narasi Menyentuh Hati, Buah Kolaborasi Kakak Beradik Kendis dan Adis
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
APBN Jatim Surplus Rp49,4 Triliun per Mei 2024, Ini Penyebabnya
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Dalam 3 Bulan Polda Lampung Blokir 259 Situs Judi Online
HEADLINE: Seribu Lebih Caleg Terpilih Belum Lapor Harta Kekayaan, KPK Siap Buka Data?
Polres Garut Tetapkan Tersangka Pelaku Mutilasi di Pinggir Jalan Garut Selatan
Bos Beon Intermedia Group Beber Strategi Berbisnis kepada Mahasiswa ITS Surabaya
Sebanyak 876 Jemaah Haji Asal Garut Telah Berkumpul dengan Keluarga, Sisanya Masih Dinanti
Polisi Sebut Pengedar Narkoba di Tangerang Manfaatkan Momen HUT Bhayangkara