, Bangkalan - Seorang teman terheran-heran dan kemudian berujar: "Orang Madura ada dimana-mana", katanya. Ucapan itu tentu terdengar menggelikan karena teman itu sendirinya orang Madura tulen dan bukan blasteran.
Tapi kekagetannya itu bisa dimaklumi, sebab keluarganya bukanlah keluarga perantau. Nyaris tak terendus jejak migrasi pada leluhurnya, kecuali barangkali sebatas naik haji ke tanah suci.
Ayah ibu, Abul Qosim, nama teman itu, adalah pasangan petani Madura yang khusyuk. Hidupnya diabdikan sepenuhnya menggarap sawah dan ladang untuk memenuhi kebutuhan dapur. Juga beternak sapi sebagai tabungan masa depan, termasuk membiayai sekolah anak-anaknya.
Advertisement
Baca Juga
Dan Abul juga buta dunia luar. Setelah lulus sekolah dasar, ia masuk pesantren. Sepuluh tahun lamanya ia bergelut dengan kitab dan buku hingga meraih gelar sarjana.
Dia pun baru menjejak Surabaya, setelah diterima bekerja di perusahaan penyedia bibit padi. Ditempatkan pada bagian distribusi, mengharuskannya keliling Indonesia.
Mulai dari Malang, Karawang, Makassar, Kalimantan, Lampung hingga Papua sudah pernah dia singgahi. Tiap kali singgah, dia terkaget-kaget karena kerap bertemu orang Madura.
"Saya cukur rambut di Jayapura, pencukurnya orang Bangkalan. Naik ojek di Manokwari, tukang ojeknya orang Madura. Saya makan di Kupang, penjual nasinya, malah satu kecamatan sama saya, cuma beda desa," teman itu menjabarkan alasan kekagetannya.
Migrasi atau Merantau sudah menjadi bagian dari sejarah hidup orang Madura. Pada abad ke 15, perahu-perahu Madura telah berlayar ke Melaka, sebuah kerajaan Islam yang berdiri tahun 1400. Kini Melaka masuk wilayah Malaysia.
Hamka, yang pernah berkunjung ke Madura pada 1935 menggambarkan orang Madura sebagai pelaut yang gagah berani.
"Sudah sejak dari zaman dahulu penduduk Madura, pulau kecil yang didinding lautan itu, mengharung ombak gelombang, menempuh lautan besar dengan perahu layarnya! Sudah sejak dahulu anak Madura dengan perahunya itu berlayar ke Malaka, Kerajaan Islam". Tulis Hamka dalam "Dari Perbendaharaan Lama".
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sumber Daya Alam Minim
Sayang, tak banyak literatur kuno yang mencatat keperkasaan orang Madura mengarungi samudera untuk merantau.
Catatan-catatan resmi baru muncul setelah Raja-raja di Madura takluk tanpa peperangan kepada Belanda yang dikuasai Gubernur Jenderal asal Inggris, Sir Stamford Raffles.
Pada tahun 1806 misalnya, telah banyak perkampungan Madura di karesidenan Jawa bagian timur. Di Puger, Banyuwangi misalnya ada 22 Desa Madura. Di Probolinggo 3 Desa dan di Pasuruan 25 Desa.
40 tahun kemudian, tepatnya tahun 1846, jumlah total penduduk Madura yang bermukim di bagian timur Jawa mencapai 498.273 jiwa. Sementara yang mukim di Surabaya, Gresik dan Sedayu, pas diangka 240 ribu jiwa.
Masifnya pembukaan perkebunan di Jawa, menarik minat orang Madura menjadi buruh. Ongkos berlayar yang murah, hanya 25 sen per kepala, cukup andil terhadap percepatan migrasi di Madura.
Sebab ongkos itu, setara upah buruh sehari yang berkisar antara 25 hingga 30 sen perorang.
Bila ingin upah lebih besar, mereka menuju ke pedalaman, bekerja di perkebunan kopi dengan upah 35 hingga 40 sen perhari. Buruh Madura juga diminati para pemilik perkebunan karena bisa melakukan apa saja sesuai kebutuhan majikan.
Advertisement
Perantau Permanen dan Temporer
Kuntowijoyo, penulis buku 'Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura' membagi para perantau Madura dalam dua kategori yaitu temporer dan permanen. Kategori terakhir tak terlalu terpantau aktivitasnya.
Sedangkan Perantau temporer, paling sebentar merantau tiga bulan dan paling lama enam bulan. Siklus musim tanam adalah jadwal sekaligus jadi penanda waktu migrasi.
Mereka biasa mulai berlayar ke Jawa pada awal musim kemarau dan kembali lagi pada awal penghujan. Namun banyak pula yang telah kembali pada akhir bulan Ramadan alias mudik menurut istilah yang jamak dipakai saat ini.
Catatan resmi menunjukkan, jumlah keberangkatan dan kedatangan para perantau Madura nyaris seimbang. Pada 1917, total penduduk Madura yang berangkat sebanyak 255 ribu orang dan yang kembali kurang lebih 261 ribu orang.
Yang menarik, meski satu suku, perantau di tiap kabupaten punya karakteristik berbeda. Para perantau dari Bangkalan umumnya laki-laki, belum menikah, tidak punya anak dan tidak punya tanah garapan.
Sedangkan perantau Sumenep sebagian telah berkeluarga.
Pernah Jadi Penduduk Mayoritas di Perantauan
Menurut Kuntowijoyo, Jumlah perantau Madura terus meningkat setiap tahun. Pada 1930, Belanda mencatat total populasi etnis Madura- termasuk wilayah kepulauan di Sumenep- mencapai 4,2 juta jiwa.
Dari jumlah itu, ada 1,9 juta tinggal di Madura, sedang 2,3 juta atau 55 persennya menetap di Jawa.
Bahkan di tahun itu, orang Madura menjadi penduduk mayoritas pada sejumlah keresidenan di Jawa Timur. Di Kraksan misalnya 83 persen penduduknya orang Madura. Di Probolinggo orang Madura berjumlah 72 persen. Di Jember mencapai 61 persen. Di Pasuruan 45 persen dan di Malang dan Bangil masing-masing 12 Persen.
"Sebab utama yang mendorong orang Madura merantau karena tanah pertanian yang kurang dan jarangnya makanan di Madura. Kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan luas lahan pertanian yang ada".
"Pada abad ke XIX, Jumlah penduduk Madura sepadat pulau Jawa, namun kemudian secara pembangunan Madura tertinggal oleh Jawa sampai abad ke 19 berakhir," tulis Kuntowijoyo.
Kini cakupan rantau orang Madura tak hanya Jawa. Tapi telah menyebar ke seantero Nusantara juga dunia. Dan seperti kata teman itu: orang Madura memang ada dimana-mana.
Simak video pilihan berikut:
Terkini Lainnya
Hikayat Langgar-Langgar Tua di Madura
Sejarah Tembakau Masuk Madura
Tak Ada Mudik ke Madura
Sumber Daya Alam Minim
Perantau Permanen dan Temporer
Pernah Jadi Penduduk Mayoritas di Perantauan
Sejarah Merantau Madura
kereta api madura
orang madura pelaut
berita madura
madura
Perantau
Rekomendasi
Berburu Kuliner Khas Minangkabau di Festival Sumarak 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Dihadiri Ribuan Peserta, PERDOSKI Pecahkan Rekor MURI Pemeriksaan dan Pengobatan Scabies
Pusu Jadi Tersangka, Game Project Sekai: Colorful Stage! Hapus Dua Lagunya
Harga Komoditas Pangan di Gorontalo Tidak Stabil, Ini Penyebabnya
Siapa Brain Cipher, Peretas yang Klaim Jadi Pembobol PDNS 2?
Sempat Dikira Kambing, Korban Tewas Kebakaran SPBU di Pati Ternyata Sopir Espass
2 Kasus Pembunuhan Cor di Palembang, Para Tersangka Masih Berkeliaran Bebas
3 Inovasi Karya Universitas Bangka Belitung Dilindungi Hak Paten
Ketika ODGJ Larikan Mobil Keluarga di Pekanbaru, Begini Jadinya
Tenang Harap Bersabar, Anime Kaiju No. 8 Umumkan Game Pertamanya
Euro 2024
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Dipecat DKPP, Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Terima Kasih Telah Membebaskan Saya dari Tugas Berat
Kasus Video Vulgar Ibu Muda dengan Anak Kandung, Polisi: Orang yang Suruh Suka Bikin Akun Fake
Saksikan Sinetron Saleha di SCTV Episode Rabu 3 Juli 2024 Pukul 18.15 WIB, Simak Sinopsisnya
Jin BTS Bakal Jadi Pembawa Obor Olimpiade Paris 2024, ARMY Desak Angkat Bicara soal Palestina
SEC Tuntut Perusahaan Kripto Consensys, Ini Gara-garanya
Mirip Lisa BLACKPINK, Penjual Ayam Goreng di Pasar Thailand Ini Viral
China Perketat Aturan Tambang Tanah Jarang, Berlaku Mulai 1 Oktober 2024
Pesan Cinta Kaesang Pangarep Saat Erina Gudono Hamil: Kamu Ajariku Pengorbanan dan Kasih Tanpa Batas
Good Bye Jebakan Badman Customer Service Palsu! Begini Langkah Jitu Antisipasinya
Indonesia dan Malaysia Komitmen Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, Sepakat Aktif di Forum Internasional
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Dipecat karena Terbukti Cabul, Begini Kronologinya
Objek Pertama yang Dilihat di Ilusi Optik Ini Ungkap Keinginan Terdalammu
Cek Fakta: Hoaks Foto Vladimir Putin dan Kim Jong-un Angkat Gelas Bir di Klub Malam
SKK Migas Bidik 133 Proyek Non PSN pada 2029, Segini Nilainya