, Banjarnegara - Warga Batur, Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dikejutkan oleh gempa yang melanda kawasan ini sekitar pukul 18.30 WIB.
Surip, Kepala Pos Pengamatan Gunung Dieng Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merinci, gempa terjadi pada pukul 18.36.40 WIB. Gempa tektonik lokal dirasakan di Batur dan sekitarnya dengan skala MMI II.
Menurut dia, Stasiun Seismik Kawah Timbang merekam lebih awal. Tetapi, ia menegaskan gas Kawah Timbang masih dalam keadaan normal.
Advertisement
Baca Juga
"Gempa yang pasti berpengaruh terhadap kawah gunung api adalah gempa vulkanik. Kalau tektonik, bisa pengaruh bisa tidak. Tapi sekarang kondisinya normal," katanya, saat dihubungi , Jumat 22 Maret 2019 malam.
Surip mengakui, Kawah Timbang adalah salah satu kawah beracun Dieng. Karenanya, masyarakat harus selalu waspada. Antara lain dengan tidak mendekati kawasan kawah pada malam atau pagi hari.
Sebabnya, konsentrasi gas beracun, Co2, pada pagi atau malam masih tinggi. Gas ini akan memuai saat terkena sinar matahari.
Namun, ia menegaskan bahwa aktifitas Kawah Timbang normal paskaguncangan gempa. Tak terpantau pula ada gempa susulan. Untuk itu masyarakat tak perlu risau lantaran termakan kabar yang tak jelas asal-usulnya.
Kawah yang mengeluarkan gas beracun ini terakhir kali erupsi pada tahun 2013. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
"Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Status Kawah Timbang normal," dia menegaskan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
149 Orang Tewas Akibat Gas Beracun Kawah Timbang pada 1979
![Ilustrasi – Erupsi Kawah Sileri, Dieng. (Foto: /BPBD BNA/Muhamad Ridlo)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Ki-XX7Usqm_vB2yVbiEnjACFQfc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2759533/original/070937100_1553357171-SILERI_11-Muhamad_Ridlo.jpg)
Menilik sejarahnya, Kawah Timbang yang berada di kawasan Butak Petarangan pernah menyebabkan kematian massal warga Desa Kepucukan pada 1979. Korban jiwa mencapai 149 orang pada pagi buta 20 Februari 1979.
Penyebabnya adalah meletusnya Kawah Sinila yang diikuti dengan meningkatnya aktivitas Kawah Timbang yang kemudian mengeluarkan gas beracun dengan konsentrasi tinggi dan jumlah banyak.
"Sebenarnya, tahun 1979 yang meletus itu Kawah Sinila, itu betul. Kawah Sinila meletus, kreatif, seperti Kawah Sileri pada saat ini. Material yang dikeluarkan adalah lumpur panas, lontaran batu dan lahar. akan tetapi yang perlu diingat yang membunuh 149 warga Kepucukan tersebut adalah Kawah Timbang," ucap Aziz Yulianto, Petugas Pos Pengamatan Gunung Dieng, 4 Juli 2017, dua hari usai meletusnya Kawah Sileri.
Aziz menambahkan, secara konstan Kawasan Gunung Butak Petarangan mengeluarkan gas CO2, H2S dan SO2. Di kawasan itu terdapat kawah Timbang dan Sinila, serta rekahan vulkanik Sibanger dan Wanapriya yang membentuk sebuah kawasan berbahaya.
Aziz menjelaskan, ada tiga diantara 11 kawah di Dieng yang ditetapkan sangat berbahaya lantaran kerap mengeluarkan gas beracun. Ketiga kawah tersebut yaitu, Timbang, Sinila dan Sikendang.
Pasalnya, meski jarang erupsi, namun ketiga kawah tersebut secara simultan mengeluarkan gas beracun, meski dengan konsentrasi yang fluktuatif.
Advertisement
Penerobos Kawasan Berbahaya
![Stasiun Seismik Kawah Timbang, Dieng merekam gempa tektonik lokal Skala MMI II. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/LHa3iMFVo5rgbaHJPSMyXnefxWk=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2759534/original/078558600_1553357171-ILUSTRASI_GEMPA-Gempa_tektonik_lokal_dirasakan_di_batur_dan_sekitarnya_dg_skala_MMI.II__dan_stasiun_sesmik_kawah_timbang.jpg)
"Kita kan konsentrasinya ke gas beracun. Nah, ketika konsentrasinnya sudah mencemari udara yang ada di sekitar kawah situ maka kita larang ada aktivitas di sekitarnya. Kemudian, kita juga mengukur sejauh mana kontaminasi gas beracun itu, baru kita mengeluarkan angka," ucap Aziz, 4 Juli 2017, usai meletusnya Kawah Sileri.
Meski menjadi kawasan yang berbahaya, akan tetapi masyarakat rupanya telah terbiasa dengan keberadaan kawah-kawah ini. Mereka pun tak takut dengan keberadaan kawah berbahaya, dan bahkan bercocok tanam di sekitar kawah tersebut.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rachman mengatakan, salah satu kawasan yang paling berhaya tetapi kerap diterobos adalah Kawah Sinila dan Kawah Timbang yang berada di satu kawasan, Butak Petarangan.
Menurut dia, warga setempat seringkali menerobos kawasan yang dinyatakan tak aman. Padahal telah menetapkan zonasi kawah berbahaya lantaran berpotensi mengeluarkan gas beracun.
"Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan radius 500 meter sebagai daerah steril dari aktifitas. Namun, masyarakat membandel dengan tetap beraktivitas di radius berbahaya itu," kata Arif.
Menurut dia, banyak warga yang memiliki lahan di sekitar kawah sehingga mereka nekat menerobos. Selain itu, semakin dekat dengan kawah, maka tanah akan semakin subur.
“Kita telah memasang tanda merah, maksudnya bahaya satu, ring dua, dan seterusnya. Tapi karena daerah-daerah kawah tersebut cenderung lebih subur, sehingga kadang masyarakat itu menjadi nekat. Jadi beberapa peringatan sudah dipasang, tetapi mereka tetap menorobos," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
HEBOH !! Retakan Tanah Longsor Semburkan Api di Banjarnegara
Terkini Lainnya
Saat Warga Ramai-Ramai Gerebek Indekos Putri di Kebumen
Polisi Buru WNA yang Rampas Senjata Brimob untuk Merampok Money Changer
Heboh Orang Utan dalam Keranjang Milik WNA Rusia di Bandara I Gusti Ngurah Rai
149 Orang Tewas Akibat Gas Beracun Kawah Timbang pada 1979
Penerobos Kawasan Berbahaya
Gempa
gempa dieng
Kawah Timbang
Gas Beracun Kawah Timbang
banjarnegara
Rekomendasi
Menyala! Fitra Bisa Kuliah usai UIN Gus Dur Turunkan UKT, Guru-Guru Patungan
Calon Mahasiswa Terancam Gagal Kuliah karena Tak Mampu Bayar UKT, Ini Klarifikasi UIN Gus Dur
Asa Fitra Kuliah di UIN Gus Dur Pekalongan Kandas karena Tingginya UKT
Pria Asal Banjarnegara Jadi Tersangka Konten Pornografi Anak di Kota Malang
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pengamat Prediksi Demokrat Usung Calon Eksternal Ketimbang Kader di Pilgub Banten
Jelang Pilkada 2024, Diskominfo Kepulauan Babel Awasi Konten Hoaks di Ruang Digital
Dedikasi Layani Rakyat, Eman Suherman Disebut Raih Dukungan Kuat Parpol Maju Pilbup Majalengka
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
TOPIK POPULER
Populer
Kemuliaan Tahun Baru Islam, Menyingkap Rahasia Muharam
Kisah Gias, Bocah Cilik yang Dipaksa Berjualan Demi Lunasi Utang Orang Tua
Pemprov Jabar Perkuat Kapasitas SDM dan Infrastruktur Guna Mengantisipasi Serangan Siber
Manisan Buah Pala, Camilan Manis Khas Purwakarta dengan Segudang Manfaat
Dilengkapi Atribut Batik dan Aksesoris Kulit Garutan, Seragam ASN Pemda Garut Makin Kece
Deretan Final Lineup Member izna, Grup Kpop Jebolan I-LAND 2
Kemunculan Solusi Jaringan dan Pengawasan Terintegrasi Terbaru di APAC Enterprise Partner Summit 2024 Bangkok
Siswi SMK di Lampung Diperkosa dan Dibunuh Pamannya, Berawal dari Tumpangan Saat Pulang Sekolah
Membanggakan, Yenny Santoso Runner-Up 1 Mrs Globe di California Amerika Serikat
Menyelami Sakralnya Makna Malam 1 Suro ala Keraton Yogyakarta dan Surakarta
Euro 2024
Jamal Musiala Puji Permainan Lamine Yamal, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Berita Terkini
Banjir Rendam Rel Kereta Stasiun Kebayoran - Pondok Ranji, Perjalanan Terlambat
Pria Ini Jadi Korban Penyekapan dan Dianiaya Berbulan-bulan Akibat Bisnis Jual Beli Mobil, Polisi Lamban?
Fenomena La Nina Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia
DPRD Minta Pj Wali Kota Malang Patuh Aturan, Segera Mundur Jika Maju Pilkada 2024
4 Langkah Ini Bisa Hilangkan Rasa Pahit pada Lobak Putih
Serius Garap Ekosistem EV, Aion Gandeng PLN untuk Tambah SPKLU di Jakarta
Zodiak-zodiak yang Tidak Cocok Satu Sama Lain, Kamu Gimana?
Manchester United dan Manchester City Berebut Bocah 16 Tahun dari Tottenham
BNI Siapkan Kocek Rp 1,9 Triliun untuk Belanja IT
Jadi Mualaf, Marcell Darwin Tiap Malam Hafalan Surat Pendek Bareng Anak: Istri Kayak Guru Ngaji
Kumpulan Hoaks Seputar Peristiwa di Malang, Simak Faktanya
Properti Murah-Diskon Besar di Jerman, Italia, dan Swedia, Rumah 150 Meter Persegi Hanya Rp265 Ribu