, Pekanbaru - Kelompok pembalak liar dan perambah hutan membakar pondok penjagaan Kelompok Tani Hutan yang dibuat swadaya oleh warga Desa Air Buluh untuk menjaga Hutan Lindung Bukit Betabuh, Provinsi Riau.
"Dugaan kami mengarah ke oknum ilog (pembalakan liar) karena mereka terdesak dengan adanya kelompok tani di hutan. Mereka tidak bisa melakukan illegal logging lagi," kata Kepala Desa Air Buluh Ardian di Pekanbaru, Sabtu (3/11/2018).
Desa Air Buluh, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, berjarak sekitar 160 kilometer dari Kota Pekanbaru dan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Ia mengatakan, di desa itu terdapat 900 hektare hutan yang masuk kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh.
Advertisement
Baca Juga
Ia menjelaskan, perusakan tersebut kuat dugaan terkait dengan kesadaran warga untuk menjaga hutan lindung dengan membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukik Hijau di Desa Air Buluh pada awal 2017.
KTH ini terdiri dari tiga kelompok, yang total jumlahnya mencapai 120 orang. Mayoritas anggotanya dahulu adalah bagian dari kelompok pembalak liar, namun kini sudah insaf karena menyadari pentingnya fungsi hutan lindung itu untuk kelangsungan hidup Desa Air Buluh.
"Ketua regu pembalak liar bahkan ada yang insaf dan masuk kelompok tani hutan ini," ujarnya dilansir Antara.
Untuk menjaga hutan tersebut, KTH Bukik Hijau membuat pondok penjagaan berjarak tujuh kilometer dari desa. Pondok itu berupa rumah panggung dari kayu, yang digunakan warga untuk berkumpul dan menjaga hutan. Di sekitar pondok, anggota KTH juga menanami kembali sekitar 70 hektare lahan dengan tanaman jerang.
Sebelum pembakaran pondok terjadi, pembalak liar tersebut juga mengintimidasi KTH dengan menuliskan kalimat peringatan di papan. Warga tidak menyadari pembakar itu hingga sekitar dua hari berlangsung sehingga tak ada yang bisa diselamatkan dari pondok.
"Sampai pohon jernang yang kita tanam juga dicincang-cincang. Tidak mungkin pondok itu terbakar sendiri, karena tidak ada yang tinggal di sana dan sekarang banyak turun hujan," katanya.
Ardian mengatakan, anggota KTH justru balik mengusir para pembalak liar dan perambah dari hutan lindung yang banyak berasal dari Sumatera Barar (Sumbar).
"Pembalakan liar parah sekali dari Sumbar sudah merambah 100 hektare. Warga kami ada juga yang ikut. Mereka gunakan untuk ditanami sawit," katanya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Warga Mulai Sadar
![ilustrasi hutan](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/3U-iLpGz6RN788PBGKleA4L8gYY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2388002/original/018578300_1539952667-Wisata-Offroad2.jpg)
Warga pada 2017 mulai sadar untuk menjaga Hutan Lindung Bukit Betabuh, karena sumber air yang dikonsumsi warga desa mengalir dari kawasan hutan tersebut. Akibat perambahan dan pembalakan liar yang kerap menggunakan alat berat, terjadi pencemaran lingkungan pada air sungai.
"Hujan sedikit air berubah jadi susu, pencemaran lingkungan. Namun, setelah ada kelompok tani hutan, perambahan bisa berkurang sampai 75 persen, sungai yang kami gunakan untuk mandi dan air minum tetap bersih," katanya.
Ia mengatakan, KTH Bukik Hijau akan terus menjaga hutan lindung dan tidak takut dengan intimidasi yang sudah merusak pondok dan kerja keras warga setempat. Dalam waktu dekat perwakilan kelompok tani itu akan melaporkan kasus ini ke instansi terkait. "Lanjutkan kelompok itu ke depannya, tidak terhalang dengan hal-hal seperti ini," ujarnya.
Ia meminta agar Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau yang membawahi kawasan hutan lindung tersebut untuk tidak tinggal diam dan menyelesaikan masalah perambahan Hutan Lindung Bukit Betabuh.
"Kalau didiamkan, masyarakat kini kondisinya sedang panas kemungkinan mereka akan lawan sendiri. Tergantung aparat yang di atas, seharusnya jangan diam saja," katanya.
Sementara itu, Direktur Program Yayasan Hutanriau Melki Rumania mengatakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau jangan membiarkan masyarakat berjuang sendirian melawan perambah hutan dan pembalak liar. Keberadaan KTH dinilai sudah berhasil mengurangi pembalakan liar di daerah tersebut.
"Anggota kelompok tani itu 100 persen mantan pembalak liar," katanya.
Ia menambahkan, peran Hutan Lindung Bukit Betabuh juga sangat penting untuk kelestarian flora dan fauna terancam punah. Di kawasan itu ada harimau sumatera, rusa sambar, kuau raja, dan trenggiling. Sedangkan, flora yang terancam punah masih ada berupa pohon kayu seminai, ulin atau disebut warga setempat bulian, dan beberapa jenis pohon meranti.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kegiatan calon bidan ini adalah salah satu cara mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Terkini Lainnya
Diterjang Banjir, Warga Padang Ramai-Ramai Mengungsi ke Warung
Pesan Terakhir Jannatun kepada Sang Adik Sebelum Kecelakaan Lion Air
Heboh Pemerkosaan Berantai oleh Tukang Ojek di Badung Bali
Warga Mulai Sadar
Pekanbaru
bukit betabuh
pembalak liar
teror pembalak liar
Hutan Lindung
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
Dipertimbangkan Puan Maju Pilkada, Kaesang: Jateng Butuh Pemimpin yang Bisa Rampungkan Semua Masalah
Bangunan Liar di Bukit Talumolo Diduga jadi Penyebab Kota Gorontalo Diterjang Banjir
Festival Musik Tradisi Indonesia Digelar di Lampung, Kenalkan Budaya Lokal
Justin Bieber Dibayar Ratusan Miliar untuk Tampil di Upacara Pranikah Anant Ambani
Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Warga hingga Tewas, Terancam 20 Tahun Penjara
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Scientific Crime Investigation, Cara Polda Sumut Ungkap Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Petugas Bandara Kualanamu Gagalkan Penyelundupan 1 Kg Sabu Disembunyikan di Sepatu
Profil Harashta Haifa Zahra, Puteri Indonesia Pertama yang Dinobatkan sebagai Miss Supranational 2024
Hakim PN Bandung Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Tidak Cukup Bukti
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
Target Hattrick Juara Umum PON, 148 Atlet Jabar Berlatih di Korea Selatan
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Menpora: Presiden Jokowi Lepas Kontingen Olimpiade Paris 2024 pada 10 Juli
Peristiwa Dahsyat dan Menakjubkan Di Bulan Muharram, Bulan Keberkahan bagi Para Nabi
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda