, Purwokerto - Sejak masa lalu, petani Indonesia paham, di antara serangga jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), ada pula serangga yang berguna dan justru menjadi sahabat petani. Mereka menjadi serangga penyerbuk yang membantu pembuahan.
Misalnya, lebah dan tawon yang selalu mencari nektar beragam bunga. Serangga ini lebih mudah ditemui saat sebuah bentangan tanaman pertanian berdekatan dengan ekosistem yang mendukung kehidupannya.
Pendekatan rekayasa ekosistem untuk pelestarian dan pemanfaatan serangga penyerbuk di dunia merupakan sesuatu yang baru. Pertama kali dikembangkan pada tahun 90-an.
Advertisement
Selanjutnya, teknologi ini dikenal dengan Agri-Enviromental Scheme atau AES. Dan AES banyak dikembangkan di negara-negara Eropa.
Baca Juga
Akan tetapi, kepemilikan lahan yang terbatas membuat AES sulit dikembangkan di Indonesia. Karenanya, dibutuhkan teknologi mudah, murah, dan efisien untuk memanfaatkan serangga penyerbuk demi peningkatan produksi pertanian.
Adalah DR Imam Widhiono, Dekan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman atau Unsoed Purwokerto yang mencoba menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Sejak 2009 lalu, Imam meneliti di lahan pertanian Desa Serang Kecamatan Karangreja, Purbalingga.
Hasil penelitian di berbagai habitat di sekitar gunung Slamet menunjukkan bahwa masih ditemukan antara 15 hingga 19 spesies serangga penyerbuk. Keragaman tertinggi ditemukan pada habitat hutan rakyat.
Jarak dari batasan hutan berpengaruh terhadap keragaman dan jumlah serangga penyerbuk pada lahan pertanian stroberi, tomat dan cabai, semakin jauh dari batasan hutan, keragaman dan jumlah serangga penyerbuk semakin menurun.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penggunaan Lebah Madu Sebagai Serangga Penyerbuk
![Ragam lebah dan tawon yang membantu penyerbukan tanaman petani. (Foto: /Imam Widhiono/Muhamad Ridlo)](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/blank.png)
"Hal ini dipengaruhi oleh keragaman tumbuhan liar berbunga dan intensitas cahaya yang tinggi," dia menerangkan, dikutip dari pidatonya saat dikukuhkan menjadi Guru Besar Etnomologi Unsoed, Jumat, 26 Oktober 2018.
Lantas, Imam mencoba membuat sebuah model rekayasa ekosistem yang sesuai dengan petani di Indonesia dengan menggunakan teknologi yang sederhana dan tidak membutuhkan pengetahuan yang tinggi bagi petani dan memberikan keuntungan ekonomis bagi petani.
"Konsep dasar rekayasa ekosistem yang saya kembangkan adalah bagaimana membuat ekosistem bentang lahan pertanian (agriculture landscape) sesuai dengan kebutuhan hidup serangga penyerbuk," ujarnya.
Imam membuat ekosistem serangga penyerbuk dengan memanfaatkan empat spesies tumbuhan liar terbukti dikunjungi serangga penyerbuk sepanjang hari yaitu, Cleome rutidosperma, Borreria laevicaulis, Euphorbia heterophylla, and Tridax procumbers.
Selanjutnya, keempat spesies tumbuhan liar berbunga ini diujicobakan sebagai pengaya lahan pertanian dengan tanaman pokok kacang panjang, buncis, tomat, cabai dan stroberi dengan jumlah 0,5,10 dan 15 persen luas lahan.
Penggunaan lebah madu (Apis cerana javana, A.mellifera dan Trigona laeviceps) pada sistem pertanian terbuka maupun tertutup menunjukkan hasil terjadinya peningkatan produksi dan mutu buah stoberi.
Keragaman dan kelimpahan serangga penyerbuk berhubungan erat dengan ketersediaan sumber pakan dan tempat bersarang yang banyak tersedia pada habitat hutan rakyat. Selain hutan rakyat, hutan tanaman juga mendukung keberadaan keragaman dan kelimpahan serangga penyerbuk.
"Berdasarkan komposisi spesiesnya serangga penyerbuk yang paling banyak ditemukan adalah anggota Hymenoptera yaitu lebah dan tawon," dia menerangkan.
Advertisement
Rekayasa Ekosistem Serangga Penyerbuk
![Pengukuhan Prof. DR Imam Widhiono sebagai profesor atau guru besar bidang etnomologi Unsoed Purwokerto. (Foto: /Humas Unsoed/Muhamad Ridlo)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/TMSpxlIJ6F62WLSXl5aePOjNLdg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2393504/original/086305300_1540557618-Prof.Dr.rer.nat._Imam_Widhiono-Muhamad_Ridlo.jpg)
Imam mencoba membuat model rekayasa ekosistem untuk meningkatkan produksi berbagai tanaman petani. Di antaranya, stroberi, buncis, tomat, dan cabai.
Rekayasa ekosistem ini ramah terhadap serangga penyerbuk. Ia membuat model ekosistem untuk mengonservasi serangga yang berguna dalam proses penyerbukan.
Dia pun mengklaim, setelah habitat atau ekosistemnya dikonservasi, terjadi peningkatan produksi serta mutu produksi pertanian.
"Serangga penyerbuk merupakan salah satu layanan jasa ekosistem yang sangat penting bagi manusia maupun lingkungan dan berperan sebesar 35 persen penyediaan sumber pangan dunia," ujarnya.
Menurut Imam, pada bidang pertanian penyerbukan tanaman oleh serangga merupakan salah satu kunci keberhasilan produksi pertanian. Sebagian besar tanaman pertanian, sekitar 80 persen, proses penyerbukannya bergantung atau meningkat sejalan dengan meningkatnya kunjungan serangga penyerbuk.
Serangga penyerbuk, terdiri atas beberapa Ordo serangga (Diptera, Coleoptera, Hymenoptera). Menurut Imam, yang perannya sangat penting untuk reproduksi seksual berbagai macam tanaman pertanian, adalah dari Ordo Hymenoptera khususnya lebah.
Lebah dianggap lebih efisien dalam membantu penyerbukan tanaman pertanian, karena mampumeningkatkan stabilitas, kualitas dan jumlah layanan penyerbukan sepanjang waktu dan ruang dibanding dengan serangga lain.
"Saya memberanikan diri mengambil kesimpulan sementara bahwa untuk melestarikan dan memanfaatkan serangga penyerbuk perlu dilakukan dengan pendekatan rekayasa ekosistem," dia menambahkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pupuk Air Liur Karya Santri Pesantren Rubat Mbalong Ell Firdaus Cilacap
Terkini Lainnya
Gantikan Fungsi Lebah, Drone Ini Bisa Bantu Penyerbukan Silang
Belatung, Kecoak...10 Hewan Mengerikan Ini Hidup di Telinga Orang
5 Jenis Serangga yang Bermanfaat untuk Taman Anda
Penggunaan Lebah Madu Sebagai Serangga Penyerbuk
Rekayasa Ekosistem Serangga Penyerbuk
Purwokerto
Lebah
Serangga Penyerbuk
Pertanian Ramah Lingkungan
Produksi Pertanian
UNSOED
Rekomendasi
Varietas Unggul Padi Unsoed Tangguh di Tengah Cekaman Perubahan Iklim, Solusi Ketahanan Pangan
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
Isi Suara Kapten Divisi Pertama Gen Narumi, Seiyuu Kōki Uchiyama Bergabung di Episode Terakhir Anime Kaiju No. 8
Kronologi Warga Tewas Tertembak Senjata Api Milik Anggota DPRD Lampung Tengah
Profil Harashta Haifa Zahra, Puteri Indonesia Pertama yang Dinobatkan sebagai Miss Supranational 2024
Scientific Crime Investigation, Cara Polda Sumut Ungkap Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Petugas Bandara Kualanamu Gagalkan Penyelundupan 1 Kg Sabu Disembunyikan di Sepatu
10 Anggota Polres Klungkung Diduga Aniaya Warga hingga Cacat Permanen di Telinga Kiri
Asrama Mahasiswa Dompu di Makassar Diduga Dibakar OTK, Polisi Selidiki
Proshop dengan Konsep Showroom AC Sasar Pasar Jabodetabek
Wings Air Buka Rute Penerbangan Mamuju-Balikpapan Mulai Agustus
Cerita Mohammad, Warga Gorontalo yang Sukses Usaha Pentol Telur
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan