, Karangasem - Aksi nekat mendaki Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, saat masih berstatus Awas atau Level IV kembali terjadi. Seorang warga dengan akun Ikomang Giri di media sosial Facebook mengunggah video kondisi kawah gunung api setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl), pada Rabu, 13 Desember 2017, pukul 16.03 WIB atau 17.03 Wita.
Dalam unggahan video berdurasi 4 menit 5 detik itu, suara gemuruh kawah Gunung Agung sangat jelas terdengar. Abu berwarna kelabu pun terus mengepul dari kawah gunung yang dianggap suci di Pulau Dewata tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Unggahan video oleh akun Ikomang Giri itu disertai tagar #bukankarnanekat #ataucarisensasi. Akun Ikomang Giri juga menulis: "Murni karena hati yg terpanggil, untuk sebuah benang tridatu, GA tgl 13-12-2017, pukul 08.42".
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga Bali tersebut mendaki pada Selasa malam, 12 Desember 2017, dan menggapai puncak Gunung Agung setelah mendaki sekitar delapan jam.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mohon Restu Sebelum Mendaki
![Nekat mendaki Gunung Agung](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/egrj1bWUsw9O3Pu9pUqsxNFgANc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1801283/original/021232300_1513239595-20171214-gunung_agung-video_viral-karangasem.jpg)
Sebelum mendaki Gunung Agung, Ikomang Giri sempat menulis status di Facebook, yakni memohon doa restu. "Kampung halaman, melawan abu vulkanik, minta doa restu akan mendaki GA malam ini!!! Hiks," tulis akun Ikomang Giri, Selasa, 12 Desember 2017, pukul 20.34 WIB atau 21.34 Wita.
Hingga Kamis (14/12/2017) pukul 15.10 WIB, unggahan video kawah Gunung Agung tersebut menjadi viral di Facebook. Bahkan, video tersebut sudah ditonton sebanyak 655 ribu kali, dibagikan 18.000 kali, dengan komentar 2,2 ribu dan mendapat respons 7,4 ribu termasuk 5,4 ribu Like dari warganet.
Beragam komentar pun dilontarkan warganet. Mereka umumnya berkomentar positif atas unggahan video kondisi terkini kawah Gunung Agung tersebut.
"Slm rahayu.. merinding ntnnya.. apalagi klau lngsung ke lokasi??????" tulis akun Wayan Werdi.
"Luar biasa salut tiang...alon" suksma sanpun ngicen info langsung dan beresiko niki....dumogi slamet rahayu suksma," akun Gus de Polenk menulis komentar.
"Sksma atas postingannya jadi tau bagmna kondisi kawah ga..dumogi slmt rahayu..," tulis akun Puspawana.
Advertisement
Warga Asing Unggah Video Kawah Gunung Agung, BNPB Meradang
![Gunung Agung](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/uq7Ga9rRXkogIGmpkCBzrSnSBek=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1731922/original/060102200_1507298034-20171006-bule-naik_gunung_gunung-karangasem.jpg)
Sebelumnya, aksi nekat menerobos larangan zona berbahaya di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, kembali terjadi. Jika sebelumnya ada sejumlah warga lokal yang menerobos zona larangan hingga ke puncak kawah kemudian mengunggah di media sosial atau medsos.
Kali ini, ada warga negara asing melalui akun Facebook Karl Kaddouri mengunggah video yang memperlihatkan kondisi kawah Gunung Agung. Video diunggah pada Jumat, 6 Oktober 2017, dan menjadi viral di medsos.
"Ini jelas pelanggaran. Meski sudah tahu berbahaya dan dilarang memasuki zona berbahaya dari Gunung Agung, apalagi sampai ke puncak kawah, namun semua itu dilanggar," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Jumat malam, 6 Oktober 2017.
Menurut Sutopo, sangat berbahaya mendaki Gunung Agung yang berstatus Awas (Level IV), karena dapat tiba-tiba terjadi letusan. "Berbahaya bagi orang tersebut maupun bagi tim SAR jika terjadi letusan dan diketahui ada yang menjadi korban di puncak kawah," ia menambahkan.
Dari video kawah Gunung Agung, memang kondisinya seperti itu. "Sudah ada rekahan dan asap keluar dari kawah hingga ketinggian 50-100 meter dengan tekanan rendah," ujar Sutopo.
Sutopo menjelaskan, keluarnya asap mengindikasikan adanya pemanasan ke permukaan. Ketebalannya asap menandakan bahwa proses degassing lebih intensif. Warna putih mengindikasikan adanya dominasi air (yang dipanaskan).
Sementara, suara seperti pesawat mengindikasikan tekanan yang tinggi. Air yang keluar ke kawah lewat lapangan solfatara mengindikasikan adanya gangguan hidrologis di bawah Gunung Agung akibat naiknya magma mendekati permukaan. "Artinya sangat berbahaya di dekat kawah Gunung Agung," katanya.
Pemuka Hindu Naik Gunung Agung
![Gunung Agung](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/PucmX3S-Figo8ApOSxrTKglL68Y=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1729244/original/064545600_1507122465-20171004-gunung_agung-pemuka-karangasem.jpg)
Sebelumnya, ada sejumlah warga setempat yang nekat ke kawah Gunung Agung, meski sudah dilarang.
"Mereka menggunakan logika spiritual. Selain itu juga ingin mendoakan agar gunung tidak meletus. Namun sayang, disebarluaskan ke media sosial sehingga menimbulkan keresahan masyarakat," tutur Sutopo.
Adanya sebagian masyarakat tetap nelat menerobos ke puncak gunung meski berbahaya, juga ada di gunung lain. Tahun 2007 saat Gunung Kelud status Awas, tokoh masyarakat setempat nekat masuk ke zona berbahaya dan membawa sesaji melakukan spiritual dengan maksud berkompromi dengan arwah Lembu Suro yang diyakini bersemayam di dalam kawah Gunung Kelud.
Di Gunung Sinabung, imbuh Sutopo, ada warga yang menerobos ke zona berbahaya karena akan melakukan ziarah leluhurnya. Begitu juga ada yang nekat untuk melihat gunung dari dekat dan mendokumentasikan. "Tiba-tiba terjadi letusan disertai awan panas, sehingga menyebabkan 17 orang meninggal dunia pada 11 Februari 2014," ujarnya.
Padahal, bila terjadi letusan, suhu lava pijar yang keluar dari kawah sekitar 700-1.200 derajat Celsius. Begitu pula awan panas dengan kecepatan sekitar 200-300 kilometer per jam dengan temperatur mencapai 600-800 derajat Celsius. "Ini sangat mematikan bagi orang yang ada di dekatnya," Sutopo memperingatkan.
Dengan demikian, menurut Sutopo, warga dilarang memasuki zona berbahaya di Gunung Agung. Secara visual kelihatannya aman karena tanda-tanda letusan belum tampak. Namun, di dalam gunung masih bergolak.
Dorongan magma ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tapi terekam dalam instrumentasi yang dipasang oleh Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG).
"Janganlah mengambil gambar dan video lalu disebarluaskan ke media sosial. Tindakan ini membuat bingung dan resah masyarakat. Tak ada manfaatnya dengan mengunggah ke media sosial," Sutopo menegaskan.
Untuk itu, lanjut Sutopo, aparat akan memperketat penjagaan agarwarga tidak menerobos zona berbahaya. Hanya saja, tidak mungkin semua wilayah di sekeliling Gunung Agung dijaga aparat sepanjang hari. Karena itu, perlu kerja sama semua pihak.
Sekali lagi, Sutopo berpesan, warga jangan menerobos zona berbahaya, yaitu di radius sembilan kilometer dari puncak kawah dan 12 kilmeter di sektor utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya dari puncak kawah Gunung Agung.
"Biarlah Gunung Agung punya gawe. Yang penting kita semua selamat," Sutopo memungkasi.
Terkini Lainnya
Warga Asing Unggah Video Kawah Gunung Agung, BNPB Meradang
Pemuka Hindu yang Naik Gunung Agung Terkejut Videonya Viral
Pemuka Hindu Nekat Naik Gunung Agung, Ini yang Dilihatnya
Mohon Restu Sebelum Mendaki
Warga Asing Unggah Video Kawah Gunung Agung, BNPB Meradang
Pemuka Hindu Naik Gunung Agung
Gunung Agung Meletus
Gunung Agung
Nekat Mendaki Gunung Agung
Bali
Rekomendasi
Ikatan Pustakawan Indonesia Gelar Rakerpus XXV di Bali
Kemenparekraf Perkenalkan Program Senandung Dewi 2024 dalam Kolaborasi Penglipuran Village Festival XI
Selain Bali, Family Office Juga Bakal Diterapkan di IKN
Rekomendasi Airbnb Bali yang Cocok untuk Healing, Damai dan Menenangkan
Sudah Ada Keluarga Konglomerat Asing yang Mau Ikut Program Family Office
Terbang dari Abu Dhabi, Maskapai Etihad Airways Mendarat Perdana di Bali
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
Menparekraf Sandiaga Uno Berikan Pelatihan Pembuatan Paket Wisata di Kabupaten Toba
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Penyanyi Ash Island dan Chanmina Umumkan Pernikahan dan Hamil Anak Pertama
Gunung Ibu Masih Terus Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter Senin Pagi 8 Juli 2024
Dari Mojang Bandung, Harashta Toreh Sejarah jadi Miss Supranational 2024
Target Hattrick Juara Umum PON, 148 Atlet Jabar Berlatih di Korea Selatan
Momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Ikut Tapa Bisu di Kirab Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran
Bangunan Liar di Bukit Talumolo Diduga jadi Penyebab Kota Gorontalo Diterjang Banjir
Update Korban Longsor Tambang Suwawa, 2 Tewas 4 dalam Pencarian
Cerita Mohammad, Warga Gorontalo yang Sukses Usaha Pentol Telur
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Hari Satelit Palapa 9 Juli, Peluncuran Satelit Pertama Indonesia pada 1976
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Diduga Telantarkan Istri dan 3 Anaknya, Anggota Polda Sulsel Dilapor ke Propam
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
Target Hattrick Juara Umum PON, 148 Atlet Jabar Berlatih di Korea Selatan
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Menpora: Presiden Jokowi Lepas Kontingen Olimpiade Paris 2024 pada 10 Juli
Peristiwa Dahsyat dan Menakjubkan Di Bulan Muharram, Bulan Keberkahan bagi Para Nabi
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten