, Jakarta Daun-daun kopi muda itu menghitam karena sudah melalui proses penjemuran dan pengasapan. Siap diseduh dan diseruput untuk menikmati rasa khasnya. Penduduk lokal menyebutnya kopi kawo atau seduhan daun kopi.
Akan tetapi, di balik kopi kawo tersebut terselip kisah sedih petani kopi di Kabupaten Kerinci pada zaman penjajahan Belanda. Kala itu petani tidak bisa menikmati tanaman kopinya sendiri karena semua hasil panen diambil penjajah dan menjualnya ke Eropa dan negara lain.
Petani lokal tidak kehilangan akal. Daun kopi muda dan harus dipetik dan dibuang agar buah kopi cepat membulir, kuning lalu memerah untuk kemudian siap dipetik. Daun kopi muda yang terbuang itu lalu dipungut, dirajang, dijemur lalu diasap, kemudian diseduh seperti daun teh.
Advertisement
Ketika Belanda menikmati kopi Kerinci yang ditanam di ketinggian 1.000-2.000 meter di atas permukaan laut (dpl), petani lokal yang menanam, merawat, dan memetiknya hanya bisa menikmati daun muda yang awalnya terbuang sia-sia.
Menurut pemerhati lingkungan dan manajer cafe, Musnardi Munir, seperti dilansir Antara, menyeduh daun kopi muda atau kawo menjadi kebiasaan bagi petani. Petani sebelum ke ladang kopi menyeduh kawo, juga pada siang saat makan di ladang dan sore setelah dari ladang.
Baca Juga
Bahkan, saat sosialisasi kumpul-kumpul dengan tetangga dan kerabat di beranda rumah juga menyeduh kawo. Kebiasaan menyeduh daun kopi itu bertahan hingga kini.
Rasa kawo memang sangat khas, warna air seduhan cokelat, lebih pekat dari teh dan rasa kopi agak ringan dan ada rasa sepet. Umumnya petani minum seduhan air kawo murni tanpa pemanis, tetapi ada juga yang meminumnya dengan gula nira.
Petani meminumnya dari batok kelapa sebagai pengganti gelas. Wadah penyimpan air seduhan berupa bambu dengan penutup dari kumparan dedaunan.
Tradisi minum air kawo tak hanya di Kerinci, tetapi juga di daerah kopi di Sumatera Barat, juga di Kota Bumi, Lampung dan daerah lain. Mereka menyebutnya Kawa. Ada yang mengaitkannya dengan qahwa (kopi) dalam bahasa Arab.
Di Payakumbuh, Sumatera Barat, air kawa (kawo) sudah menjadi ladang bisnis tersendiri. Pengusaha kafe dan restoran berinovasi meramunya dengan campuran lain, seperti kayu manis, susu, lemon, jeruk dan lainnya juga telur seperti halnya teh telur atau teh talua yang populer di resto atau rumah makan Minang.
Generasi muda juga sudah menyukai hidangan minuman ini sehingga menjadi sumber pendapatan baru bagi para pebisnis kuliner. Kafe dan resto yang menawarkan air daun kawa pun menjamur, bahkan pada festival budaya Minang baru-baru ini di jakarta.
Berbeda di Sungai Penuh, minum air kawo belum menjamur dan belum dijadikan peluang bisnis. Masih sangat sedikit kafe atau kedai kopi yang menyajikan kawo.
Salah satu yang memberanikan diri adalah Blue Korintji Coffee Cafe. Mereka tidak menyajikan kawo sebagai menu komersial, tetapi sebagai minuman cuma-cuma untuk menemani sajian utama, yakni beragam minuman kopi dan jus lainnya.
Mengapa tidak dikomersialkan seperti di Payakumbuh? Tidak ada jawaban yang pasti, tapi pengelola menghormati minuman yang muncul karena pahitnya jadi anak jajahan itu sehingga selalu menyediakan daun kawo jika ada pelanggan yang ingin menikmatinya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Emas Hitam di Sumatera
Belanda masuk ke Kerinci sekitar 1901 dengan tujuan mengejar emas. Sumatera memang dikenal juga sebagai Pulau Emas atau Suwarnadwipa.
Ternyata tidak hanya emas kuning, Belanda juga mengejar emas hitam atau yang dikenal dengan rempah-rempah, termasuk teh dan kopi. Kopi Kerinci merupakan salah satu yang terbaik karena didukung oleh tanah yang subur di daerah vulkanik dan kontur tanah pegunungan di Kerinci dan jajaran Bukit Barisan.
Kopi robusta dan arabica tumbuh baik di daerah ini, yakni di ketinggian 1.000-1.500 meter dpl dan di ketinggian 1500-2000 dpl. Ada perbedaan yang mencolok antara robusta dan arabica. Bagi penikmat kopi akan terasa perbedaan nyata ketika keduanya disesap di pangkal geraham di waktu yang berbeda. Tentu saja setelah dinetralkan dengan air putih.
Pertama, seruput air kopi robusta lalu taruh di pangkal geraham sejenak, lalu telan. Kemudian, minum air putih, sebelum ditelan kumur-kumur untuk membersihkan sisa robusta di rongga. Kemudian seruput air kopi arabica dan kembali taruh di pangkal geraham. Akan terasa perbedaan jelas antara robusta dan arabica. Yang terakhir akan terasa lebih asam, manis dan rasa pahit yang lebih ringan.
Budi daya kopi di Kerinci sudah dilakukan jauh sebelum Belanda datang ke dataran tinggi Sumatera itu. Hal itu terungkap dalam naskah tertua atau Naskah Kuno Tanjung Tanah yang dikeluarkan Kerajaan Melayu pada abad ke-14 yang ditemukan di Mendapo Seleman, sekitar 15 kilometer dari Sungai Penuh, Kerinci.
Dalam naskah itu disebutkan bahwa Kerinci sudah menjadi pusat pertanian dan perkebunan karena kesuburan tanahnya. Komoditas yang menjadi andalan adalah teh, sayur mayur, kayu manis dan kopi.
Masuknya Belanda ditentang oleh penduduk setempat yang dipimpin oleh Depati Parbo. Pada 1904, Kerinci takluk dan Depati Parbo dibuang ke Ternate. Kepahlawanannya diabadikan dalam bentuk jalan dan bandar udara di Sungai Penuh.
Meski hanya dijajah sekitar 40 tahun, tetapi dampaknya sangat besar bagi petani. Belanda mengambil semua hasil panen kopi, hanya tersisa daun-daun kopi.
Terkini Lainnya
Matahari Terbit, Secangkir Kopi, dan Gunung 'Erotis'
Memburu Berkah Ikan Mabuk Danau Kerinci
Langka, Harimau Sumatera Serang Pencari Nipah di Hutan Lindung
Emas Hitam di Sumatera
kopi
Daun Kopi
Kopi Kerinci
Kerinci
Sumatera
Rekomendasi
Menteri ESDM Arifin Tasrif Minta PLN Investigasi Pemadaman Listrik di Sumatera
Kementerian ESDM: Pemadaman Listrik di Pulau Sumatera Sudah Hampir Teratasi
Kelistrikan Sumatera Dalam Pemulihan, Pemadaman Bergilir Masih Dilakukan di Sumbar
LPS Buka Kantor Perwakilan di Medan, Ini Fungsinya
Mitra Bukalapak Dongkrak Inklusi dan Literasi Keuangan Pemilik Warung di Sumatera
TOPIK POPULER
Populer
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Ada Favorit Anda di Sini? Simak 10 Anime Musim Semi 2024 versi Filmarks
UMKM di Bonebol Nangis-Nangis, Usaha Tutup karena Gas Elpiji 3 Kg Langka
Pemblokiran Jalan Desa di Tasikmalaya Berakhir, Pemilik Lahan Senyum-Senyum Dapat Duit Rp10 Juta
Akankan Cinta PKS dengan PPP Kembali Bersemi di Pilkada Garut 2024?
Mengenal 'Nutrisi Esok Hari', Program Nirlaba Makanan Rendah Karbon yang Ramah Lingkungan
Diguyur Hujan setiap Hari, Petani Kangkung Darat di Gorontalo Rugi Besar
Melihat Tambang Batu Bara Sebagai Penyedia Energi yang Harus Menjaga Lingkungan
Ustad di Makassar Disekap dan Dianiaya, Polisi Tangkap 5 Terduga Pelaku
Festival Musik Tradisi Indonesia Digelar di Lampung, Kenalkan Budaya Lokal
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
7 Produk Impor Kena Tambahan Bea Masuk, Pengusaha Sebut Bukan Solusi Tepat
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
3 Emiten Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Juli 2024
Chand Kelvin Resmi Nikahi Dea Sahirah di Tanggal Cantik, Beri Mahar Logam Mulia dan Uang Tunai
Genshin Impact 4.8 Hadir! Debut Emilie Sang Pembuat Parfum dan Jelajahi Keajaiban Simulanka!
Insya Allah Maqbul, Amalkan Doa Pelunas Utang Ini di Bulan Muharram!
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
Main Air ke Rodjo Tater Tegal, Rekomendasi Tempat Wisata di Liburan Sekolah Anak
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Ribuan Buruh Geruduk MK-Istana Negara Hari Ini 8 Juli 2024, Soroti PHK hingga Upah Murah
Tidak Tepat Waktu, Ini 3 Zodiak yang Paling Sering Datang Terlambat
Thiago Alcantara Putuskan Gantung Sepatu
Siap-Siap Harga Emas Melonjak Lagi Minggu Ini, Beli atau Tahan?
7 Potret Ryana Dea Mendadak Mudik ke Malang, Main ke Pantai dan Gunung Bareng Anak
Manchester United Dapat Angin Surga dari Buruan Utamanya di Musim Panas 2024