, Jakarta Setelah terjadi penurunan penggunaan energi fosil dan emisi karbon karena pandemi yang membatasi aktivitas pada tahun 2020, energi fosil kini telah kembali dan menunjukkan supremasinya.
Indikasi terlihat dalam laporan Energy Information Administration (EIA) bahwa permintaan minyak tahun 2021 telah mendekati tingkat sebelum pandemi meskipun mobilitas masih belum sepenuhnya pulih.
Baca Juga
Permintaan batubara global tumbuh sebesar 6 persen. Sementara itu Copernicus Climate Change Service (C3S) melaporkan peningkatan karbon dioksida di atmosfer sebesar 4,9 persen pada tahun 2021.
Advertisement
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Cuaca & Pemulihan Ekonomi
Kembalinya energi fosil terkait dengan pemulihan ekonomi global dan peningkatan cuaca ekstrem pada tahun 2021.
Seperti yang dilaporkan International Energy Agency (IEA), musim dingin pada tahun 2021 yang lebih dingin dari rata-rata, meningkatkan permintaan listrik global hingga 6 persen, lonjakan tertinggi sejak pemulihan krisis ekonomi pada tahun 2010.
Di Eropa, kurangnya pasokan gas serta lemahnya angin menurunkan pasokan listrik dari turbin angin yang menyebabkan batubara kembali digunakan.
Dari sisi ekonomi, meskipun varian delta sempat membayangi situasi global pada tahun 2021, secara umum terjadi pemulihan aktivitas ekonomi. Dalam laporan terbarunya (Januari 2022), World Bank melaporkan terjadi peningkatan perekonomian global sekitar 5,5 persen pada tahun 2021.
Advertisement
Pemulihan Mobilitas
Berdasarkan data dari Google Mobility Index, mobilitas di pusat perbelanjaan ritel dan rekreasi secara global sudah pulih ke tingkat pre-pandemi pada akhir Juni 2021, sementara mobilitas di taman kota sudah pulih pada akhir Mei 2021.
Untuk mobilitas perkantoran, meskipun belum pulih namun sudah mengalami tren peningkatan. Di sisi lain, mobilitas di pusat transportasi umum masih belum pulih.
Situasi ini menunjukkan beberapa hal menarik. Pertama, belum pulihnya aktivitas kantor namun pulihnya aktivitas di pusat perbelanjaan ritel dan rekreasi serta taman kota menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan penyegaran di luar rumah setelah lebih dari satu tahun aktivitasnya terbatasi di dalam rumah.
Kedua, belum pulihnya mobilitas di pusat transportasi umum menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menggunakan transportasi pribadi.
Kondisi ini cukup wajar karena masih terjadi pembatasan transportasi umum dan sentimen atas kemungkinan penularan Covid-19 dalam transportasi umum yang menyebabkan masyarakat lebih berhati-hati.
Namun, jika tren mobilitas transportasi umum yang belum pulih dikombinasikan dengan tren peningkatan mobilitas di perkantoran, muncul risiko peningkatan emisi karbon dari aktivitas perjalanan kantor yang disebabkan penggunaan transportasi pribadi.
New Normal untuk Penurunan Emisi
Kembalinya energi fosil dan peningkatan emisi karbon tentunya harus segera ditangani bersama. Terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mendukung hal tersebut.
Pertama, melanjutkan work from home (WFH). Tahun 2020 telah menunjukkan bahwa sebagian besar aktivitas kantor dapat berjalan tanpa karyawan harus berada di kantor.
Perjalanan kantor selain menghasilkan emisi juga menghilangkan waktu produktif karyawan, terutama jika terjadi kemacetan.
Belum lagi emisi dari penggunaan gedung. Berdasarkan simulasi IEA (2021), WFH selama 3 hari seminggu dapat menurunkan emisi karbon sekitar 1,2 persen per tahun.
Walaupun, 100 persen WFH untuk saat ini masih belum memungkinkan. Teknologi digital saat ini baru mencakup 2 indera (penglihatan dan pendengar), sementara manusia pada umumnya memerlukan keseluruhan indera untuk dapat memahami dengan baik satu sama lain dan lingkungannya.
Kedua, memangkas rantai pasokan kebutuhan sehari-hari. Untuk menurunkan emisi, kita perlu mencari sumber kebutuhan sehari-hari dari lokasi yang terdekat dari tempat tinggal.
Kita juga dapat mencari lokasi untuk menyegarkan pikiran yang dekat dari tempat tinggal. Di sini pemerintah dapat berperan untuk menyediakan taman-taman kota yang dapat menjadi tempat menyegarkan pikiran sekaligus menyerap emisi karbon.
Ketiga, mengurangi perhelatan besar. Sudah menjadi budaya manusia untuk berkumpul dan menyelenggarakan perhelatan.
Sebagai contoh, setelah kita berhasil melakukan forum webinar, wisuda bahkan konser daring selama pandemi, pada tahun 2021 perwakilan berbagai negara bertemu untuk menyepakati aksi-aksi penurunan emisi dalam forum COP26, dengan menghasilkan emisi dari penerbangan dan perjalanan darat ke lokasi pertemuan di Glasgow.
Diperkirakan emisi dari acara ini mencapai 102,500 ton CO2. Dalam konteks penurunan emisi, ada baiknya mulai dilakukan seleksi atasperhelatan yang membutuhkan intensitas energi tinggi dan mengharuskan mobilisasi banyak orang ke satu lokasi.
Zaman sudah berubah. Penduduk dunia sudah melebihi 7 miliar, dua kali lipat hanya dari 70 tahun yang lalu. Kita sebagai umat manusia perlu lebih mawas akan dominasi spesies kita saat ini. Aktivitas manusia emisi, diperlukan perubahan perilaku serta budaya untuk masa depan Bumi. Mengutip perkataan Simon Sinek pada tahun 2016, “regardless of technology or the speed of innovation, people are still people”. Kita harus berubah.
Ditulis oleh:
Yohanes Handoko Aryanto, Senior Expert Pertamina Energy Institute
PT Pertamina (Persero)
Terkini Lainnya
OPINI: Ransomware, Siapa Berani Lawan?
OPINI: AI Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja, Bukan Menggantikan!
Opini: Tantangan dan Kesempatan BULOG Jadi Pemimpin Rantai Pasok Pangan
Cuaca & Pemulihan Ekonomi
Pemulihan Mobilitas
New Normal untuk Penurunan Emisi
Pertamina
Opini
energi terbarukan
New Normal
Transisi Energi
Rekomendasi
OPINI: AI Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja, Bukan Menggantikan!
Opini: Tantangan dan Kesempatan BULOG Jadi Pemimpin Rantai Pasok Pangan
OPINI: Solusi Kreatif untuk Dongkrak Kemampuan Digital UKM di Indonesia
Kopi, Kambing Menari, dan Rahasia Langit
OPINI: Peran Teknologi dan Maritime Domain Awareness untuk Kedaulatan Indonesia di Laut Cina Selatan
Industri Game, Solusi Kreatif Atasi Pengangguran Gen Z Indonesia
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Jadi Menkeu Baru Inggris, Rachel Reeves Bocorkan Rencana Pulihkan Ekonomi
Kaesang Pangarep: Harusnya PKS Usung Kadernya Sendiri Jadi Cagub Jakarta
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Sirkuit Mandalika Gelar Balap Mobil Radical Perdana Oktober 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
6 Curhatan Via Vallen Setelah Ayahnya Meninggal Dunia, Duka Akibat Kehilangan Tak Pernah Bisa Hilang
Dana Pensiun jadi Solusi Putus Rantai Generasi Sandwich