Koalisi antara PDIP dan Partai Gerindra yang dimulai sejak Pilpres 2009 dengan menduetkan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai pasangan capres-cawapres akan berlanjut hingga Pilpres 2014 mendatang. Berdasarkan informasi dari sumber , koalisi antara PDIP dengan Gerindra pada 2009 lalu tertuang dalam Perjanjian Batu Tulis.
Perjanjian tersebut disebut-sebut menghasilkan kesepakatan bahwa Megawati yang menjadi capres 2009 lalu akan mendukung Prabowo sebagai presiden pada Pilpres 2014 mendatang.
"Perjanjian Batu Tulis pada tahun 2009 lalu antara Bu Megawati dengan Prabowo memang ada dan pernah terjadi," kata salah seorang sumber yang juga turut dalam pertemuan dan perjanjian tersebut kepada di Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Sumber tersebut menyebutkan, dalam pertemuan itu dihadiri sekitar 10 orang petinggi PDIP dan Partai Gerindra. Dan kedua tokoh besar itu yakni Megawati dan Prabowo menandatangani 7 poin kesepakatan di atas materai.
"Dan di dalam poin ke-7 itu menyebutkan bahwa `Megawati Soekarnoputri mendukung Prabowo Subianto sebagai presiden dalam Pilpres 2014 mendatang`," papar sumber.
Sementara pada kesempatan berbeda Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat saat dikonfirmasi kebenaran perjanjian ini, enggan mengungkapkan panjang lebar. Martin tidak membenarkan, juga tidak menampik fakta perjanjian itu.
"Saya tidak mau berkata menjawab itu, saya menjawab dengan anggukan kepala saja," kata Martin sambil tersenyum dan menganggukan kepalanya saat ditemui di Gedung DPR hari ini.
Martin lebih memilih berhati-hati dalam membicarakan kontrak politik itu. Lantaran, kata dia, Gerindra ingin hubungan koalisi dengan PDIP tetap harmonis.
Namun, hingga saat ini suara dukungan pencapresan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga kader PDIP kencang terdengar. Jika benar ada kontrak politik mendukung pencapresan Gerindra, lalu bagaimana jika PDIP mencapreskan Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo?
"Sumbangan terbesar Gerindra dan PDIP itu adalah mendukung tokoh-tokoh tertentu untuk menjadi pejabat pemerintahan yang dicintai oleh rakyat dan wujud dukungan itu adalah kita menjadikan Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Dan kita partai Gerindra tetap menjadikan Pak Prabowo sebagai capres 2014 besok," tukas Martin.
Sementara politisi senior PDIP Sabam Sirait mengakui, dirinya hadir dalam pertemuan tersebut. Namun ketika ditanyakan apakah pertemuan tersebut menyepakati bahwa Megawati memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai capres Pilpres 2014 mendatang, ia tidak mengetahui persis.
"Saya memang hadir (pertemuan itu). Setahu saya untuk membahas dan menyepakati presiden 2009. Tapi saya tidak mengatakan 'hanya' ya. Soal, adanya pembahasan lain itu tanyakan langsung aja dengan Megawati dan Prabowo," kata Sabam saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Jumat (14/11/2013).
Lebih jauh Sabam menjelaskan, pada dasarnya tidak ada kesepakatan secara eksplisit antara DPP PDIP dengan DPP Partai Gerindra untuk membahas capres 2014. "Yang saya tahu antara PDIP dan Gerindra tidak ada kesepakatan apa-apa. Kalau personal ke personal ya saya tidak tahu," ungkapnya.
Sabam juga menyatakan, urusan capres dari PDIP telah diserahkan sepenuhnya kepada Megawati. Lantaran, dalam hasil kongres PDIP lalu menyepakati, urusan capres diserahkan kepada ketua umum untuk menunjuk dirinya sendiri atau orang lain yang akan menjadi capres yang diusung PDIP.
"Jadi keputuan kongres menyerahkan kepada Ibu Mega untuk menentukan capres, bisa dia sendiri bisa orang lain. Tapi terserah ibu mega apakah akan mencalonkan diri lagi atau menunjuk orang lain," jelasnya. (Rmn/Mut)
Perjanjian tersebut disebut-sebut menghasilkan kesepakatan bahwa Megawati yang menjadi capres 2009 lalu akan mendukung Prabowo sebagai presiden pada Pilpres 2014 mendatang.
"Perjanjian Batu Tulis pada tahun 2009 lalu antara Bu Megawati dengan Prabowo memang ada dan pernah terjadi," kata salah seorang sumber yang juga turut dalam pertemuan dan perjanjian tersebut kepada di Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Sumber tersebut menyebutkan, dalam pertemuan itu dihadiri sekitar 10 orang petinggi PDIP dan Partai Gerindra. Dan kedua tokoh besar itu yakni Megawati dan Prabowo menandatangani 7 poin kesepakatan di atas materai.
"Dan di dalam poin ke-7 itu menyebutkan bahwa `Megawati Soekarnoputri mendukung Prabowo Subianto sebagai presiden dalam Pilpres 2014 mendatang`," papar sumber.
Sementara pada kesempatan berbeda Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat saat dikonfirmasi kebenaran perjanjian ini, enggan mengungkapkan panjang lebar. Martin tidak membenarkan, juga tidak menampik fakta perjanjian itu.
"Saya tidak mau berkata menjawab itu, saya menjawab dengan anggukan kepala saja," kata Martin sambil tersenyum dan menganggukan kepalanya saat ditemui di Gedung DPR hari ini.
Martin lebih memilih berhati-hati dalam membicarakan kontrak politik itu. Lantaran, kata dia, Gerindra ingin hubungan koalisi dengan PDIP tetap harmonis.
Namun, hingga saat ini suara dukungan pencapresan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga kader PDIP kencang terdengar. Jika benar ada kontrak politik mendukung pencapresan Gerindra, lalu bagaimana jika PDIP mencapreskan Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo?
"Sumbangan terbesar Gerindra dan PDIP itu adalah mendukung tokoh-tokoh tertentu untuk menjadi pejabat pemerintahan yang dicintai oleh rakyat dan wujud dukungan itu adalah kita menjadikan Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Dan kita partai Gerindra tetap menjadikan Pak Prabowo sebagai capres 2014 besok," tukas Martin.
Sementara politisi senior PDIP Sabam Sirait mengakui, dirinya hadir dalam pertemuan tersebut. Namun ketika ditanyakan apakah pertemuan tersebut menyepakati bahwa Megawati memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai capres Pilpres 2014 mendatang, ia tidak mengetahui persis.
"Saya memang hadir (pertemuan itu). Setahu saya untuk membahas dan menyepakati presiden 2009. Tapi saya tidak mengatakan 'hanya' ya. Soal, adanya pembahasan lain itu tanyakan langsung aja dengan Megawati dan Prabowo," kata Sabam saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Jumat (14/11/2013).
Lebih jauh Sabam menjelaskan, pada dasarnya tidak ada kesepakatan secara eksplisit antara DPP PDIP dengan DPP Partai Gerindra untuk membahas capres 2014. "Yang saya tahu antara PDIP dan Gerindra tidak ada kesepakatan apa-apa. Kalau personal ke personal ya saya tidak tahu," ungkapnya.
Sabam juga menyatakan, urusan capres dari PDIP telah diserahkan sepenuhnya kepada Megawati. Lantaran, dalam hasil kongres PDIP lalu menyepakati, urusan capres diserahkan kepada ketua umum untuk menunjuk dirinya sendiri atau orang lain yang akan menjadi capres yang diusung PDIP.
"Jadi keputuan kongres menyerahkan kepada Ibu Mega untuk menentukan capres, bisa dia sendiri bisa orang lain. Tapi terserah ibu mega apakah akan mencalonkan diri lagi atau menunjuk orang lain," jelasnya. (Rmn/Mut)
Terkini Lainnya
Prabowo Subianto
Megawati Soekarnoputri
Batu Tulis 2009
Perjanjian
Rekomendasi
17 Mei 1983: Lebanon dan Israel Tandatangani Perjanjian Damai
Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Copa America 2024
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
TOPIK POPULER
Live Streaming
Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Berujung Dipecat
Populer
Begini Modus Sindikat Narkoba Transaksi di Parkiran RS Fatmawati, 45 Bungkus Sabu Disita
Karen Agustiawan Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung, KPK Tak Mau Kecolongan
Polisi Sudah Periksa Pendeta Gilbert Terkait Penistaan Agama
Mochammad Afifuddin Ditunjuk Jadi Plt Ketua KPU RI Usai Hasyim Asy'ari Dipecat
Polda Metro Gagalkan Transaksi Narkoba di Parkiran RS Fatmawati, 45 Bungkus Sabu Disita
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
Rekan Kerja Wanita Tewas di Kamar Mandi Kos Cipayung Jaktim Diperiksa, Ini Hasilnya
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Supercar Ferrari Tabrak Mercy di Kebayoran Baru Jaksel, Begini Kronologinya
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Kode Proxy Whatsapp Indonesia, Begini Cara Settingnya
Banyak Pendatang Masuk DKI, Heru Budi Sebut Jakarta Bakal Terus Kekurangan Sekolah
Ada Peran Bahlil soal Berdirinya Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Asia Tenggara
Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia Iri
Google Pixel 9 Tinggalkan Sensor Lama, Beralih ke Sensor Sidik Jari Canggih ala Galaxy S24 Ultra!
Harga Emas Antam Hari Ini 1 Gram Berapa? Cek Rinciannya
Joki Strava yang Viral di Medsos, Jadi Bukti Teknologi Bisa Dimanipulasi
IHSG Dibuka Menguat Pagi Ini Sentuh 7.248
Jodoh Sudah Ditentukan, kalau Belum Bertemu Bagaimana? Lakukan Ini Kata Ustadz Adi Hidayat
Ayah Angger Dimas Kecewa Berat Tak Diberi Info Sidang Kasus Kematian Dante Cucunya
Wapres Ma’ruf: Pemerintah Komitmen Evaluasi dan Tingkatkan Pendanaan Industri Siber
7 Potret Julia Prastini Lahiran Anak Ketiga, Ditemani Na Dae Hoon dan Buah Hati
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Emotional Intimacy atau Physical Intimacy: Kenapa Anda Membutuhkan Keduanya dalam Pernikahan