Keraton Surakarta Hadiningrat kembali dirundung prahara. Senin malam, gerbang Istana di Solo itu didobrak sejumlah orang. Tak tanggung-tanggung, sebuah Hardtop Land Cruiser ditabrakkan ke pintu gerbang Sasono Putro.
Tumbang dan pecahlah pintu gerbang itu. Warga merangsek masuk ke Istana itu. Mereka mengaku ingin mengetahui kondisi keluarga Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi, raja Keraton Kasunanan Surakarta yang mereka agungkan.
Tindakan anarkis itu dipicu pelantikan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan sebagai Maha Menteri oleh Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi di Sasono Narendro.
Pada siang sebelum kericuhan itu, Lembaga Dewan Adat yang dipimpin keturunan keraton Gusti Raden Ayu Koes Murtiyah membubarkan pelantikan tersebut. Dewan Adat tak rela jabatan itu diisi Tedjowulan.
Polres Kota Surakarta menyatakan saat ini kondisi di Keraton Surakarta telah kondusif. Polisi tengah menyelidiki kericuhan ini. Polisi menyatakan akan menindak unsur pidana kasus ini. Namun untuk masalah sengketa, polisi menyerahkan kisruh ini ke internal Keraton.
"Mereka dinilai melanggar adat, kita kembalikan internal keraton untuk diselesaikan secara kekeluargaan," kata Kapolresta Surakarta Kombes Polisi Asdjima'in di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2013).
Awal Perpecahan
Prahara ini terjadi sejak 9 tahun lalu. Sejak Pakubuwono XII mangkat pada 11 Juni 2004. Sejak itu, muncullah dua raja. Kubu pertama di bawah Pakubuwono XIII Hangabehi yang berkedudukan di Keraton Kasunanan Surakarta. Sedangkan kubu ke dua dipimpin Pakubuwono XIII Tedjowulan dengan basis di Kota Barat, Solo.
Kedua kubu yang sama-sama keturunan Pakubuwono XII itu saling mengklaim sebagai pewaris Keraton yang sah. Data dari berbagai sumber menyebut Pakubuwono XII memiliki 6 selir. Semua selir itu tidak ada yang dipilih sebagai permaisuri, sehingga kedudukannya setara satu dengan yang lainnya.
Dari 6 selir itu, Pakubuwono XII dikaruniai 35 anak yang terdiri dari 15 putra dan 20 putri. Biasanya, pengganti raja adalah putra tertua dari permaisuri. Namun, sampai Pakubuwono XII wafat, tidak satu pun dari 6 selir itu yang ditunjuk sebagai permaisuri. Inilah mula prahara itu. Tak jelas siapa yang berhak duduk di singgasana Keraton Surakarta Hadiningrat.
Sejak 2004 itu, Pakubuwono XIII Hangabehi dan Pakubuwono XIII Tedjowulan saling klaim. Namun, perseteruan itu mulai reda sejak 2012. Pada 16 Mei 2012 silam, kedua raja yang sama-sama bergelar Pakubuwono XIII itu menggelar pertemuan empat mata di sebuah ruang khusus di lantai 2 Hotel Grand Mahakam, Jakarta.
Setelah pertemuan itu, keduanya sepakat mengeluarkan Maklumat Bersama untuk mengakhiri konflik. Tedjowulan yang memang lebih muda mengalah dari Hangabehi dengan melepas gelar Pakukubuwono XIII yang disandangnya.
Namun, upaya itu tak membuat perseteruan di Keraton Surakarta Hadiningrat usai. Kesepakatan damai itu malah membuat Hangabehi dan Tedjowulan tak bisa masuk Keraton. Ironis memang, seorang raja tak bisa masuk ke Istana. Pada 24 Mei 2012, setelah perdamaian itu, keduanya ini dilarang masuk. Dewan Adat tidak menerima rekonsiliasi. Mereka tak mengakui dwi-tunggal ini dengan alasan Tedjowulan punya kesalahan besar.
Pada 15 Juni 2012, Tedjowulan akhirnya bisa masuk ke Keraton, menghadiri prosesi Tinggalan Jumenengan Dalem atau peringatan naik tahta Pakubuwono XIII Hangabehi. Namun, pada 4 Juni 2013 yang lalu, saat akan digelar acara yang sama, kembali terjadi ketegangan di Keraton Surakarta. Buntutnya, prosesi Jumenengan Dalem tidak dihadiri oleh Pakubuwono XIII Hangabehi maupun Tedjowulan. (Eks)
Tumbang dan pecahlah pintu gerbang itu. Warga merangsek masuk ke Istana itu. Mereka mengaku ingin mengetahui kondisi keluarga Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi, raja Keraton Kasunanan Surakarta yang mereka agungkan.
Tindakan anarkis itu dipicu pelantikan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan sebagai Maha Menteri oleh Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi di Sasono Narendro.
Pada siang sebelum kericuhan itu, Lembaga Dewan Adat yang dipimpin keturunan keraton Gusti Raden Ayu Koes Murtiyah membubarkan pelantikan tersebut. Dewan Adat tak rela jabatan itu diisi Tedjowulan.
Polres Kota Surakarta menyatakan saat ini kondisi di Keraton Surakarta telah kondusif. Polisi tengah menyelidiki kericuhan ini. Polisi menyatakan akan menindak unsur pidana kasus ini. Namun untuk masalah sengketa, polisi menyerahkan kisruh ini ke internal Keraton.
"Mereka dinilai melanggar adat, kita kembalikan internal keraton untuk diselesaikan secara kekeluargaan," kata Kapolresta Surakarta Kombes Polisi Asdjima'in di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2013).
Awal Perpecahan
Prahara ini terjadi sejak 9 tahun lalu. Sejak Pakubuwono XII mangkat pada 11 Juni 2004. Sejak itu, muncullah dua raja. Kubu pertama di bawah Pakubuwono XIII Hangabehi yang berkedudukan di Keraton Kasunanan Surakarta. Sedangkan kubu ke dua dipimpin Pakubuwono XIII Tedjowulan dengan basis di Kota Barat, Solo.
Kedua kubu yang sama-sama keturunan Pakubuwono XII itu saling mengklaim sebagai pewaris Keraton yang sah. Data dari berbagai sumber menyebut Pakubuwono XII memiliki 6 selir. Semua selir itu tidak ada yang dipilih sebagai permaisuri, sehingga kedudukannya setara satu dengan yang lainnya.
Dari 6 selir itu, Pakubuwono XII dikaruniai 35 anak yang terdiri dari 15 putra dan 20 putri. Biasanya, pengganti raja adalah putra tertua dari permaisuri. Namun, sampai Pakubuwono XII wafat, tidak satu pun dari 6 selir itu yang ditunjuk sebagai permaisuri. Inilah mula prahara itu. Tak jelas siapa yang berhak duduk di singgasana Keraton Surakarta Hadiningrat.
Sejak 2004 itu, Pakubuwono XIII Hangabehi dan Pakubuwono XIII Tedjowulan saling klaim. Namun, perseteruan itu mulai reda sejak 2012. Pada 16 Mei 2012 silam, kedua raja yang sama-sama bergelar Pakubuwono XIII itu menggelar pertemuan empat mata di sebuah ruang khusus di lantai 2 Hotel Grand Mahakam, Jakarta.
Setelah pertemuan itu, keduanya sepakat mengeluarkan Maklumat Bersama untuk mengakhiri konflik. Tedjowulan yang memang lebih muda mengalah dari Hangabehi dengan melepas gelar Pakukubuwono XIII yang disandangnya.
Namun, upaya itu tak membuat perseteruan di Keraton Surakarta Hadiningrat usai. Kesepakatan damai itu malah membuat Hangabehi dan Tedjowulan tak bisa masuk Keraton. Ironis memang, seorang raja tak bisa masuk ke Istana. Pada 24 Mei 2012, setelah perdamaian itu, keduanya ini dilarang masuk. Dewan Adat tidak menerima rekonsiliasi. Mereka tak mengakui dwi-tunggal ini dengan alasan Tedjowulan punya kesalahan besar.
Pada 15 Juni 2012, Tedjowulan akhirnya bisa masuk ke Keraton, menghadiri prosesi Tinggalan Jumenengan Dalem atau peringatan naik tahta Pakubuwono XIII Hangabehi. Namun, pada 4 Juni 2013 yang lalu, saat akan digelar acara yang sama, kembali terjadi ketegangan di Keraton Surakarta. Buntutnya, prosesi Jumenengan Dalem tidak dihadiri oleh Pakubuwono XIII Hangabehi maupun Tedjowulan. (Eks)
Terkini Lainnya
Pakubuwono XIII
Konflik Keraton Solo
Keraton Solo
Keraton Surakarta
Copa America 2024
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
Populer
Komisi II DPR: Proses Penggantian Posisi Ketua KPU Harus Dilakukan Secepat Mungkin
Ada Peran Bahlil soal Berdirinya Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Asia Tenggara
Megawati: Saya Ngomong ke Pak Jokowi, Pemimpin Bukan Menjalankan Versinya Sendiri
Wapres Ma’ruf: Pemerintah Komitmen Evaluasi dan Tingkatkan Pendanaan Industri Siber
Ma’ruf Amin: Masalah Palestina Bukan Isu Agama, Tapi Politik Kemanusiaan
Kapolda Metro: Problemnya Server Judi Online Banyak di Luar Negeri, Mati Satu Tumbuh Dua
Peduli Keluarga PraSejahtera di Indonesia, BOLT Gandeng Rumah Zakat Bagikan 1.000 Lebih Paket SuperQurban
Megawati Lantik Pengurus Baru DPP PDIP, Ada Ganjar Pranowo hingga Ahok
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Permalukan Jerman, Spanyol Raih Tiket Semifinal Euro 2024
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Berita Terkini
Wall Street Melesat, Indeks S&P 500 Tembus Level Tertinggi Baru, Ini Pendorongnya
Cuaca Besok Minggu 7 Juli 2024: Langit Pagi Cerah Berawan Bakal Payungi Jabodetabek
AIPKI: Pemberhentian Dekan FK Unair Tidak Hargai Kebebasan Akademik dan berdampak negatif
4 Zodiak yang Paling Suka Traveling, Jadi Tidak Ragu Jika Liburan Bersama Mereka
Samsung Konfirmasi Galaxy AI Gratis hingga 2025, Siap Perkenalkan Format Berlangganan?
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Dilengkapi Atribut Batik dan Aksesoris Kulit Garutan, Seragam ASN Pemda Garut Makin Kece
Kapolda Metro: Problemnya Server Judi Online Banyak di Luar Negeri, Mati Satu Tumbuh Dua
Mpok Alpa Doakan Kebaikan Raffi Ahmad, Sebut Sang Presenter Siap Membiayai Persalinan Anak Kembarnya
Pola Makan yang Melibatkan 3 Jenis Makanan Ini Disebut Bisa Perpanjang Usia Pasien Kanker
Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Usai Rilis Data Pekerjaan AS
Berkas Kasus Firli Bahuri Belum Lengkap, Kapolda Metro: Mohon Waktu, Semua Perlu Koordinasi
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Doa Akhir Tahun 1445 Hijriah dan Keutamaannya, Baca Ba’da Ashar Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024