uefau17.com

Dosen Unindra Sosialisasikan Budidaya Maggot, Bantu Uraikan Sampah Organik Rumah Tangga - News

, Jakarta Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta (Unindra) Hugo Aries Suprapto memberikan edukasi kepada masyarakat di Jakarta tentang pentingnya membudidayakan maggot.

Disebutnya, maggot yang termasuk larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) mampu membantu mengurai sampah organik.

Bedasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menyatakan, jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 68,7 juta ton/tahun. Dari jumlah tersebut komposisi sampah organik terutama sampah sisa makanan paling besar, yakni mencapai 41,27 persen. Sedangkan 38,28 persen dari sampah organik tersebut bersumber dari rumah tangga.

"Dengan melakukan pembudidayaan maggot, masyarakat bisa berkontribusi mengurangi jumlah sampah organik yang berasal dari rumah tangga," katra Hugo dalam keterangannya, Rabu (6/9/2023).

Dia menyebut, pengabdian masyarakat yang dilakukan di Gandaria Utara, Jakarta Selatan itu adalah sebagai sarana memberikan informasi pemahaman pentingnya sampah organik dalam pemanfaatan budidaya maggot.

Selain itu maggot juga memiliki nilai ekonomis serta timnya membantu menyiapkan aplikasi maggot yang dapat diakses warga, khususnya RW 03 Gandaria Utara, Jakarta.

"Dari rancang bangun sistem ini warga RW 03 Gandaria Utara dapat mengakses dan melihat hasil dari budidaya maggot tersebut sampai pada sistem penjualannya," jelas Hugo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sebuah Solusi

Anggota Tim Pengabdian Masyarakat Unindra, Adhis Darussalam menegaskan, bahwa budidaya maggot ini jelas sebagai sebuah solusi mengurangi sampah organik.

"Setelah dilakukan penelitian ternyata budi daya maggot bisa menjadi solusi untuk mengurangi jumlah sampah organik, terutama sampah dari rumah tangga," kata dia.

Adhis menambahkan, agar warga tertarik, mereka diajari cara mengelola maggot secara mudah dan murah. Apalagi makanan maggot bisa berupa sampah rumah tangga seperti sisa makanan, lauk-pauk atau sayuran.

Nilai jualnya pun berkisar Rp40 ribu-Rp70 ribu per kilogram. Artinya, semakin banyak jumlah maggot yang dibudidayakan, uang yang didapat juga lebih besar.

"Hal yang juga penting, warga harus melihat maggot sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual karena sudah banyak aplikasi yang bersedia membeli hasil budidaya maggot dengan harga baik," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat