uefau17.com

Motif Remaja Dikeroyok 2 Orang di Gang Lenteng Agung Diduga soal Asmara - News

, Jakarta Ketua RW.003, Kelurahan Lenteng Agung, Aswin Anwar, mengatakan motif remaja berinisial F (14) yang mencekik dan menginjak D (16) di gang sempit diduga karena masalah asmara. Peristiwa penganiayaan ini viral di media sosial.

"Sebenarnya itu kenal, tapi tidak akrab. Kalau saya tanya permasalahannya apa, permasalahan asmara lah itu, ya remaja, anak-anak di bawah umur ini," kata Aswin kepada wartawan, Senin (21/8/2023).

Namun, tak dijelaskan secara rinci terkait permasalahan asmara tersebut. Namun, untuk kasus ini disebutnya dilanjutkan oleh pihak D ke ranah hukum.

Sebelumnya, sebuah video rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) beredar, memperlihatkan adanya seorang remaja berinisial D (16) diduga dianiaya oleh dua orang, satu di antaranya yakni berinisial F (14).

Dalam rekaman CCTV itu, peristiwa terjadi pada Sabtu (19/8/2023) sekira pukul 13.37 WIB di Jalan Lontar, Lenteng Agung, RT.004, RW.003, Jakarta Selatan.

"Dari CCTV itu, oleh warga yang punya CCTV ditindaklanjuti kepada ketua RT 004. Setelah mendapatkan laporan CCTV itu, ketua RT 004 langsung bertindak mencari itu anak, ternyata belum jauh dari lokasi, dipegang lah. Artinya diamankan oleh Pak RT di rumah RT 004," kata Ketua RW 003, Aswin Anwar kepada wartawan di Sekretariat RW 003, Jakarta Selatan, Minggu (20/8).

Saat itu dilakukan mediasi antara kedua belah pihak. Hasilnya, mereka sepakat untuk berdamai atau tidak melanjutkan ke ranah hukum, namun tidak secara tertulis.

Kemudian, pada pagi hari tadi, Aswin mengaku mendapatkan laporan kembali jika pihak D ingin adanya pertemuan lagi dengan pihak F. Pertemuan atau mediasi pun dilakukan pada siang hari tadi.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mediasi Gagal, Keluarga Korban Lapor ke Polisi

Hasil dari mediasi lanjutan ini, ternyata pihak keluarga D ingin melanjutkan kejadian tersebut ke ranah hukum atau akan dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Mediasi ini turut dihadiri Bhabinkamtibmas, beberapa ketua RT setempat serta kedua belah pihak yang berselisih.

"Setelah saya mendengar langsung kronologi dari kedua belah pihak yang bertikai, ternyata memang di sini ada sedikit selisih paham. Namun setelah saya adakan mediasi lanjutan hari ini, dari pihak yang merasa dirugikan ingin meneruskan masalah ini ke ranah hukum," ungkapnya.

"Tapi saya tadi sudah memberikan masukan juga, kalau ingin melanjutkan ke ranah hukum harus dipersiapkan segala persyaratannya, termasuk hasil visum dan sebagainya," sambungnya.

Lalu, saat ditanyakan perihal mediasi awal yang sempat adanya kesepakatan untuk berdamai dan berlanjut kepada mediasi lanjutan, ternyata pihak keluarga korban baru mengetahui dan melihat video hasil rekaman CCTV pada saat kejadian itu berlangsung. Oleh karenanya, keluarga D pun ingin agar adanya pertemuan lanjutan dengan pihak F.

"Kedua orangtua ini mengatakan, mereka belum melihat videonya. Setelah melihat itu, mereka selaku orangtua mungkin tidak tega, maka timbul pemikiran untuk menindaklanjuti ke ranah hukum," jelasnya.

"Jadi niat melaporkan itu karena melihat video itu. Karena sebelum melihat video, orangtua menganggapnya ditempeleng atau gimana. Ternyata malah gitu. Namanya orangtua enggak tega," pungkasnya.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat