uefau17.com

5 Respons Moeldoko soal Ponpes Al-Zaytun, Bantah Bekingi hingga Tegaskan Perlu Pendalaman Jika Ada Penyimpangan - News

, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara terkait tudingan dirinya membekingi Pondok Pesantren atau Ponpres Al-Zaytun. Bantahan itu lantaran menegaskan dirinya bukan preman yang memiliki kemampuan membekingi seseorang atau lembaga.

"Emang preman kok jadi beking. Itu yang ngomong (membekingi) itu suruh sekolah dulu itu, biar pintar dikit," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 26 Juni 2023.

Meski begitu, Moeldoko memang mengaku dekat dengan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Tetapi menurutnya, kedekatan tersebut hanya sebatas komunikasi politik agar bisa mengetahui apa yang terjadi di Ponpes Al Zaytun. Dia menegaskan bahwa dirinya memang harus membangun komunikasi yang baik dengan siapapun.

"Emang kenapa (dekat)? Nggak boleh apa dekat?. Ya biasa saja (dekatnya dengan Panji Gumilang). Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya Kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan gitu. Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya," beber Moeldoko.

Selain itu, Moeldoko mengaku sudah pernah datang ke Ponpes Al Zaytun saat masih menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi pada tahun 2010-2011. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai menjadi kepala staf kepresidenan.

"Saya dua kali. Waktu (masih) pangdam dulu ya. Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana," kata Moeldoko.

Sebelumnya, Panji Gumilang memberikan klarifikasi terkait tudingan bahwa lembaga asuhannya, Ponpes Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran Islam.

Dalam sesi wawancara khusus Tim Liputan6 SCTV, Panji Gumilang mengaku tidak ambil pusing dengan isu yang berkembang di luar Pondok Pesantren Al Zaytun. Pihaknya saat ini hanya fokus pada keberlangsungan pendidikan ponpes.

Berikut sederet pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait dirinya disebut membekingi Pondok Pesantren atau Ponpres Al-Zaytun dihimpun :

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Bantah Bekingi Ponpes Al-Zaytun

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah rumor yang menyebut dirinya menjadi beking pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu. Moeldoko mengatakan bukan preman yang memiliki kemampuan untuk membekingi seseorang atau lembaga tertentu.

"Emang preman kok jadi beking. Itu yang ngomong (membekingi) itu suruh sekolah dulu itu, biar pintar dikit," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 26 Juni 2023.

Kendati begitu, dia mengakui dekat dengan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang. Hanya saja, Moeldoko mengatakan kedekatannya dengan Panji Gumilang sebatas komunikasi politik dan publik.

"Emang kenapa (dekat)? Nggak boleh apa dekat?," ucap dia.

"Ya biasa saja (dekatnya dengan Panji Gumilang). Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya Kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan gitu. Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya," kata Moeldoko.

 

3 dari 6 halaman

2. Akui Dekat dengan Pimpinan Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang, Minta Masyarakat Tak Pikir Macam-Macam

Moeldoko lantas meminta agar masyarakat tak mengartikan macam-macam soal kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun. Moeldoko menilai kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun justru sebagai hal yang positif.

"Jadi jangan terus diartikan macam-macam. Dan semakin saya bisa dekat dengan, Pak Panji Gumilang kan saya bisa makin melihat apa yang dia akan lakukan," ujar Moeldoko.

 

4 dari 6 halaman

3. Akui Sudah Pernah Datang ke Ponpes Al-Zaytun

Moeldoko lalu mengaku sudah pernah ke Ponpes Al Zaytun sejak menjadi Pangdam Siliwangi pada tahun 2010-2011. Hubungan itu terus berlanjut sampai menjadi kepala staf kepresidenan.

"Saya dua kali. Waktu (masih) pangdam dulu ya. Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana," katanya.

Moeldoko ke Al Zaytun untuk memberikan ceramah kebangsaan.

"Pernah. Kasih ceramah. Kasih ceramah kebangsaan di sana," sebutnya.

Namun, Moeldoko meminta kedekatan tersebut jangan diartikan macam-macam. Menurut dia, kedekatan itu justru membawa keuntungan untuk memantau Ponpes Al Zaytun.

"Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya. Jadi jangan terus diartikan macam-macam. Dan semakin saya bisa dekat dengan Pak Panji Gumilang kan saya bisa makin melihat apa yang dia akan lakukan," ujarnya.

 

5 dari 6 halaman

4. Sebut Kondisi Ponpes Normal saat Didatangi Dirinya

Saat datang, Moeldoko melihat kondisi di Ponpes Al Zaytun berjalan secara normal. Moeldoko menyampaikan norma-norma kebangsaan yang dijalankan Ponpes Al Zaytun juga tak ada yang mengganjal.

"Ya kan kita enggak ngerti apa yang terjadi secara utuh di dalam. Tapi yang saya lihat bahwa norma-norma kebangsaan berjalan di sana. Indonesia Raya dinyanyikan. Tapi kesehariannya kan aku enggak di situ. Tapi saya hanya melihat bahwa nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, dan seterusnya selalu dibicarakan di sana," ucap dia.

Terkait adanya dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun, Moeldoko menyampaikan hal tersebut perlu didalami lebih lanjut. Hal itu, kata dia, harus dilihat secara intens keseharian yang ada di Ponpes Al Zaytun.

"Itu lagi kalau persoalan itu kan perlu ada pendalaman. Mesti ditongkrongin di sana melihat ksehariannya seperti apa. Maka perlu ada yang intens sehingga nanti kesimpulannya tidak salah. Jangan membuat kesimpulan atas isu yang berkembang, repot nanti," tutup Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu mengatakan sudah beberapa kali berkunjung ke sejumlah pondok pesantren. Menurut dia, persoalan kebangsaan di Ponpes Al Zaytun sangatlah kental.

"Ya lingkungannya (di Al Zaytun) berjalan seperti biasa ya. Lingkungan biasa. Karena saya sering masuk ke pesantren-pesantren ya seperti itu. Hanya yang saya lihat persoalan-persoalan kebangsaannya itu kental ya di sana (Al Zaytun)," kata dia.

 

6 dari 6 halaman

5. Perlu Pendalaman soal Penyimpangan di Ponpes Al-Zaytun

Menurut Moeldoko, perlu pendalaman lebih jauh untuk mengetahui kebenaran dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun. Namun, Moeldoko menyampaikan hal tersebut bukanlah tugasnya sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

"Ya itu lagi, bahwa kalau persoalan itu (penyimpangan) kan perlu ada pendalaman. Mesti ditongkrongin di sana, melihat kesehariannya seperti apa. Kalau hanya sekilas kan saya engga ngerti bagaimana yang sesungguhnya itu apa," tuturnya.

"Perlu adanya badan yang intens melihat itu sehingga nanti kesimpulannya tidak salah. Jangan membuat kesimpulan atas isu yang berkembang. Wah repot nanti," imbuh Moeldoko.

 

(Miranda Pratiwi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat