uefau17.com

KH Ahmad Bagja, Sekjen NU Era Gus Dur Meninggal Dunia - News

, Jakarta Kabar duka kembali datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Salah seorang tokoh NU, KH Ahmad Bagja, wafat pada Kamis (6/2/2020).

Dikutip dari NU Online, KH Ahmad Bagja meninggal dunia pada pukul 01.09 WIB. Almarhum dikabarkan wafat di RS Jakarta Medical Center (JMC).

KH Ahmad Bagja pernah menjabat sebagai Sekjen PBNU. Almarhum lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 1945, dikenal juga sebagai Ketua Umum PMII periode 1977-1981.

Selain itu, ia juga pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, Ketua Badan Koordinasi Senat-senat Mahasiswa IKIP se-Indonesia (1970), dan Sekjen PBNU pada periode kedua kepengurusan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tahun 1989-1994. Almarhum KH Ahmad Bagja dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang ingin agar NU tetap maju. Ahmad Bagja pernah mengatakan bahwa warga NU harus mempunya impian besar.

"Dengan impian yang besar, masalah-masalah yang dihadapi akan terlihat kecil. Sebaliknya, jika memiliki impian kecil, masalah kecil pun akan terlihat besar," ungkap KH Ahmad Bagja.

Menurut dia, bila menginginkan NU menjadi besar, jangan memikirkan sisi kurang baik dari NU, tetapi pikirkankanlah kebaikan yang ada pada NU.

"Harus kita syukuri juga kita menjadi orang NU. Kita harus memikirkan bagaimana menjadi orang NU yang baik dan berupaya menjadikan NU lebih baik lagi," katanya.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dorong Generasi Muda

Ia mendorong generasi muda untuk menjadikan IPNU, IPPNU, PMII, GP Ansor sebagai proses untuk mendidik diri. Demikian juga dengan menjadi anggota dan pengurus NU dijadikan proses mendidik diri masing-masing.

"Kaderisasi itu adalah seluruh proses kita dalam berorganisasi di mana pun kita berada. Totalitas kita di situ itulah kaderisasi yang sebenarnya. Itu diwujudkan ketika misalnya menjadi panitia kita menjadi yang terbaik, mencapai yang terbaik," terangnya.

Ia meyakini kebaikan-kebaikan semacam itu memudahkan hidup. Energi kebaikan menjadi modal besar dan sekaligus sebagai kekuatan.

"Kalau kita berpikir kita ini biasa saja, seribu kali kita mendengar nasihat atau dorongan orang untuk maju, kita akan biasa-biasa saja. Yang membuat kita luar biasa adalah diri kita sendiri," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat