, Jakarta - Presiden Jokowi memutuskan menolak pembelian Helikopter Agusta Westland AW-101 produksi perusahaan join venture Italia dan Inggris yang diajukan TNI Angkatan Udara (AU).
Jokowi menilai, helikopter Super Puma yang saat ini biasa digunakan presiden, dianggap masih layak terbang dan dapat digunakan untuk keperluan dinas kepresidenan.
"Dengan mempertimbangkan dan mendengar masukan, Presiden memutuskan untuk tidak menyetujui pembelian Helikopter Agusta Westland AW-101," ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 3 Desember 2015.
Baca Juga
Pramono menjelaskan, alasan pertama penolakan karena Presiden beranggapan heli yang ada saat ini, masih bisa digunakan dengan nyaman.
Advertisement
Selain pertimbangan tersebut, Jokowi juga menganggap pembelian helikopter tersebut terlalu mahal. Bila dipaksakan, akan menambah beban keuangan negara.
"Melihat kondisi keuangan saat ini, pembelian heli itu harganya terlalu tinggi, karena itu Presiden tetap akan gunakan helikopter yang ada," ucap Pramono.
Kendati menolak pembelian helikopter baru, namun menurut Pramono, Jokowi tetap memikirkan pembelian helikopter cadangan untuk menggantikan helikopter lama bila ada masalah teknis.
Selain itu, pembelian helikopter cadangan juga mempertimbangkan mobilitas Jokowi yang kerap berkunjung ke daerah-daerah yang sulit ditembus dengan pesawat berukuran besar.
"Karena Indonesia sebagai negara kepulauan dengan aktivitas Presiden yang sangat tinggi, penting untuk dipikirkan soal pembelian heli cadangan. Karena sekarang ini sama sekali tidak ada backup-nya," ucap mantan Sekjen PDIP itu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kenapa Tidak Heli PT DI?
Heli AW-101 dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni untuk pengamanan kelas VVIP. Selain itu, tipe tersebut diklaim juga lebih nyaman.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU saat itu, Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, mengungkapkan saat pihak TNI AU mengkaji rencana pembelian helikopter angkutan berat, pihaknya sudah mempertimbangkan produk PT DI. Hanya saja, menurutnya, tidak ada kelanjutannya karena pihak dari PT DI tidak merespons lebih lanjut.
TNI AU mengaku pembelian helikopter angkut berat VVIP tersebut sudah melalui berbagai pertimbangan dan kajian. Pihak TNI AU juga menjelaskan bahwa sudah bertemu pihak PT Dirgantara Indonesia (Persero).
"Kita semua sudah pertimbangkan, PT DI sudah diajak bicara tapi tidak ada respons. Sudah sejak tahun 2010 kita memikirkan untuk meningkatkan kekuatan TNI AU," kata Dwi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 2 Desember 2015.
Selain itu, Dwi menilai apa yang menjadi spesifikasi helikopter angkut berat belum bisa dibuat oleh PT DI Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa TNI AU memilih pabrikan Italia, Agusta Westland untuk mengirim produknya ke Indonesia.
"Kembali lagi bahwa produk PT DI apa sih yang tidak kita pakai, kalau kita punya spesifikasi khusus jangan salahkan kita. F-16 kenapa tidak dikejar-kejar, kami beli Sukhoi apa ada yang tanya kenapa tidak beli PT DI? Karena itu PT DI belum punyai kemampuan dengan spesifikasi yang kita inginkan," Dwi memaparkan.
Advertisement
Panglima: Heli AW 101 Ditunda, Bukan Dibatalkan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pembelian helikopter Agusta Westland (AW) 101 ditunda, bukan dibatalkan. Helikopter buatan Italia itu sedianya diperuntukkan bagi Presiden dengan kelas VVIP.
"Jadi begini, bukan dibatalkan. Jadi Presiden menyatakan untuk menunda karena ada kesannya heli itu mahal harganya dan mewah, tapi dipakainya juga cuma VVIP saja," ucap Gatot di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat 3 Desember 2015.
Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, penundaan dikarenakan saat ini keadaan ekonomi Indonesia masih terpuruk. Sehingga, dengan harga yang mahal, menjadi bertolak belakang dengan kondisi saat ini.
"Kondisi ekonomi sekarang, Presiden merasa kok heli mahal begitu. Itu sangat logis," ucap dia.
Sejauh ini helikopter TNI AU masih punya cadangan lain yang bisa digunakan Presiden. Misalnya helikopter Super Puma kelas VVIP yang selama ini sudah digunakan Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke daerah.
"Untuk heli ada beberapa alternatif. Ada Super Puma. Kemarin saya paparkan kepada Presiden dengan pertimbangan kondisi ekonomi sekarang. Heli yang sekarang itu masih visible (bagus)," kata Gatot.
Ditunda Tapi Tiba di Indonesia
Sempat muncul pro-dan kontra terkait pembelian helikopter Agusta Westland AW101, TNI AU kini resmi memiliki heli pabrikan Inggris tersebut. Tidak tanggung-tanggung, ada delapan unit heli angkut yang dimiliki TNI AU.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya tidak menampik kabar tersebut. Namun Jemi membantah pihaknya telah membeli heli tersebut diam-diam.
"Perlu kami luruskan, tidak mungkin TNI AU membeli tidak ada persetujuan pemerintah," kata Jemi saat berbincang dengan , Selasa 27 Desember 2016.
Jemi mengakui, anggaran pembelian heli tersebut sempat mendapatkan bintang. Namun, sejalan dengan waktu, stakeholder terkait mencabut bintang tersebut.
"Komisi I DPR, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Pertahanan kan sudah mencopot bintang itu, dan ini TNI AU tidak sendiri, ada keikutsertaan stakeholder terkait, tidak bisa berdiri sendiri," Jemi menerangkan.
Pengamatan dari situs www.rotorblur.co.uk, tampak heli tersebut tengah melakukan maiden flight atau uji coba terbang di sebuah kota di Inggris, Yeovil.
Di ekor heli AW 101 berbadan besar tersebut sudah tampak gambar bendera Merah Putih.
Advertisement
Investigasi
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kemudian berencana membentuk tim investigasi terkait pembelian heli Agusta Westland AW 101. Gatot yakin rencana pembelian heli tersebut sudah dibatalkan dan dia telah membuat surat pembatalan kontraknya.
"Saya sudah kirim tim investigasi. Kenapa itu (pembelian heli AW) terjadi," ucap Gatot di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 28 Desember 2016.
Dia menegaskan, jika hasil tim investigasi menemukan adanya kekeliruan atau kesalahan prosedur, bisa saja dikeluarkan sanksi atau hukuman. Namun Gatot tidak menjelaskan siapa yang akan dihukum.
"Tergantung tim investigasi. (Kalau ada kesalahan) akan dihukum," ujar dia.
Gatot menambahkan, pembelian heli AW 101 dipastikan tidak akan terjadi. "Sekarang tidak jadi," ujar Gatot.
Potensi Korupsi
Hilang dari pemberitaan, kasus pembelian Heli AW 101 kembali muncul. Tidak tanggung, kemunculan kabar Heli 101 tersebut membawa hasil penyelidikan bersama antara Mabes TNI, KPK, PPATK, dan Polri.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan hasil penyelidikan pengadaan Helikopter AW-101 milik TNI AU. Hasilnya, ditemukan kerugian negara dalam pengadaan alutsista tersebut.
"Dari hasil penyelidikan POM TNI, KPK, dan PPATK penggadaan Helikopter AW-101, hasil penyelidikan sementara menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 220 miliar," kata Jenderal Gatot Nurmantyo di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/5/2017).
Dengan demikian, ujar Gatot, POM TNI telah meningkatkan status penyelidikan ke penyidikan.
"Tersangka dari sipil tujuh orang dan militer tiga orang," kata Gatot.
Terkini Lainnya
Dugaan Korupsi Dana BOS Naik Penyidikan, Jaksa Geledah Ruangan Kepala SMK Negeri 1 Larantuka
Pansel: Sebanyak 42 Orang Sudah Daftar Capim KPK, 42 Calon Dewas
7 Pegawai Kejaksaan RI Tuntaskan Pendidikan Bahasa Mandarin di Universitas Huaqiao
Kenapa Tidak Heli PT DI?
Panglima: Heli AW 101 Ditunda, Bukan Dibatalkan
Ditunda Tapi Tiba di Indonesia
Investigasi
KPK
Korupsi
Helikopter AW 101
Heli Agusta Wesland AW 101
Rekomendasi
Pansel: Sebanyak 42 Orang Sudah Daftar Capim KPK, 42 Calon Dewas
7 Pegawai Kejaksaan RI Tuntaskan Pendidikan Bahasa Mandarin di Universitas Huaqiao
Erick Thohir Buru Koruptor BUMN, Bakal Gandeng KPK
Erick Thohir Bakal Sikat Oknum Koruptor Kasus Indofarma, Siapa Dia?
Kejagung Periksa Eks Komisaris Antam Terkait Kasus Korupsi Impor Emas
Jaksa Jebloskan 3 Tersangka Korupsi Pupuk Bersubsidi di Bengkalis
Usai Periksa Mantan Pj Wali Kota, Polisi Terus Gali Bukti SPPD Fiktif di DPRD Riau
Seleksi Capim KPK Sepi Peminat, ICW Minta Jokowi Beri Garansi
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Diperiksa KPK Terkait Korupsi LNG Pertamina
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
TOPIK POPULER
Populer
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
Selidiki Kasus Kematian Wanita Tanpa Busana di Cipayung, Polisi Buru Pria Ini
Usai Bertemu Jokowi, Grand Syekh Al-Azhar Akan Isi Kuliah Umum di UIN Jakarta Besok
Eks Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dinilai Bisa Berpotensi Dijerat Korupsi Selain Kasus Etika
Polisi Tahan Anggota DPRD Lampung Tengah yang Diduga Tembak Warga hingga Tewas
Anies Baswedan Jadi Saksi Pernikahan Putri ke-7 Rizieq Shihab
PSBI Ingin Ada Marga Simbolon Jadi Menteri atau Presiden
Metro Sepekan: Suami di Tangerang Tega Bakar Istri, Ini Alasannya
Prabowo Nyatakan Siap Kolaborasi Multi Sektor dengan PM Baru Inggris
Longsor di Tol Bintaro, Jalan Mulya Bakti Sudah Bisa Dilalui Kendaraan
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Michael Olise Resmi Jadi Penggawa Anyar Bayern Munchen
Mabes Polri Beri Asistensi Polda Sumut di Kasus Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
5 Alasan Kenapa Anda Membutuhkan Work Bestie, Sahabat Saat Berada di Kantor
3 Saham Emiten Pendatang Baru di BEI Kompak Menghijau hingga 34%
Kakek Nenek yang Merawat Cucu di Swedia Kini Berhak Dapat Tunjangan Cuti Berbayar
Manchester United Bisa Umumkan 2 Rekrutan Baru di Pekan Kedua Juli 2024
Akan Mengadaptasi Arc Infinity Castle, Trilogi Film Layar Lebar Anime "Kimetsu no Yaiba" Segera Dirilis
BUMN Karya Numpuk Utang ke Subkontraktor, Erick Thohir Siapkan Solusi
Kisah Menyentuh Fadil Jaidi Melepas Clarissa Putri Menikah, Ada Janji yang Ditepati
Namanya Sudah Diungkap, Ini 6 Potret Bridesmaid Aaliyah Massaid di Momen Lamaran
SKP adalah Sasaran Kinerja Pegawai, ini Tujuan dan Cara Menyusunnya
Apa Itu Cryptarithm? Game Angka yang Bikin Sandy dan Axel Gampang Tumbangkan Tim Jessica Clash of Champions