, Jakarta - Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
Begitulah sepenggal kalimat yang diambil dari buku karya Pramoedya Ananta Toer yang bertajuk Anak Semua Bangsa yang terbit pada tahun 1981. Buku ini merupakan bagian dari Tetralogi Buru, yang terdiri atas Bumi Manusia (1980), Jejak Langkah (1985), dan Rumah Kaca (1988).
Buku Anak Semua Bangsa bercerita tentang seorang pribumi yang memandang Eropa sebagai acuan hidupnya ini masih cukup relevan disandingkan dengan kehidupan anak bangsa saat ini. Pasalnya, kini banyak anak bangsa yang justru berbangga-bangga dengan segala hal yang berbau asing. Padahal, tidak semua hal di luar negeri itu bagus.
Advertisement
Perhatian terhadap bangsa ini dituangkan Pramoedya di seluruh karyanya. Cerita dari Blora hingga Cerita dari Jakarta mengisahkan potret kehidupan bangsa melalui kaca mata penulis yang lahir pada 6 Februari 1925 ini.
Kemiskinan dan penyiksaan terukir tajam di tangan Mas Pram, sapaan akrab Pramoedya. Inilah yang menyebabkan dirinya sempat merasakan dinginnya jeruji tahanan, pada masa penjajahan Belanda, serta masa pemerintahan Orde Baru karena dinilai menyampaikan pandangan prokomunis Tiongkok.
Bahkan, tidak sedikit karyanya yang ditarik dari peredaran karena dinilai terlalu keras mengkritik pemerintah. Seperti, Tetralogi Buru tersebut. Kisah yang ditulisnya setelah bebas dari penahanan di Pulau Buru ini, dilarang terbit oleh Kejaksaan Agung 2 bulan setelah terbit.
Semasa hidupnya selama 81 tahun, Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Bahkan, hingga mendekati ajalnya, Pram masih aktif menulis untuk menuangkan kritik sosialnya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pramoedya dan Perjuangan Kaum Samin
![Pramoedya Ananta Toer](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/FTRHGtrJ9Bok0XEMMcDfkwaJxME=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/863327/original/069555900_1430193047-nus_6_akpetrik_cz.jpg)
Pramoedya dan Perjuangan Kaum Samin
Aksi ibu-ibu dari Jawa Tengah menyemen kakinya di depan Istana Negara menyita perhatian publik. Aksi menolak rencana pembangunan pabrik semen itu kembali mengingatkan pada keberadaan komunitas orang-orang Samin, atau biasa disebut kaum Samin.
Ibu-ibu itu umumnya anggota kaum Samin. Kaum Samin dikenal sangat memegang nilai kejujuran, hingga sering dinilai naif. Anggota kaum Samin tersebar di Jawa Tengah, persisnya sekitar Blora, Pati, Rembang, Purwodadi, dan sekitarnya.
Sikap ngeyel alias penuh argumen sarkastis para penganut Samin ini sudah berlaku turun-temurun. Diwariskan dari nenek moyang mereka yang menolak membayar pajak dan upeti ke pemerintah Belanda. Penolakan mereka bukan dengan kekerasan, melainkan dengan sikap ngeyel tadi.
Seorang penulis lain, Takashi Shiraishi dari Jepang, menuliskan sikap ngeyel dengan argumen sarkastis dalam bukunya Dangir’s Testimony, Saminis Reconsidered. Di buku itu warga Samin menolak membayar pajak dengan argumen bahwa warga Samin merasa tidak pernah menyewa tanah atau apa pun ke pemerintah.
Tanah yang mereka diami adalah warisan leluhur. Tahu-tahu ada orang asing datang memaksa mereka membayar. Jelas mereka menolak.
Sikap perlawanan itulah yang kemudian menyebabkan Gubernur Jenderal Van Heutz harus memberi stigma gila terhadap kaum Samin. Hal itu bisa dibaca dalam novel sejarah yang ditulis Pramoedya Ananta Toer.
Stigma dari Gubernur Jenderal Van Heutsz, penguasa tertinggi di Hindia Belanda dalam kisah Pramoedya Ananta Toer (Jejak Langkah, 2001: 254) – itu, barangkali yang kali pertama terlontar bagi gerakan Samin. Pembangkang!
Advertisement
Kejujuran dan Keberanian Sang Juru Ketik
![Pramoedya Ananta Toer](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/STBaLRSsSe7n1oLM7ZIRvHyu8U8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1219296/original/003511300_1461927262-160429-Pramoedya-Ananta-Toer-04-Banner-Abdillah.jpg)
Kejujuran dan Keberanian Sang Juru Ketik
Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya dan kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia. Semasa penahanannya di Pulau Buru, Pram ternyata didaulat sebagai juru tulis atau tukang ketik petugas Pulau Buru.
Karya awal Pram, Kranji-kranji Jatuh, Perburuan, dan Keluarga Gerilya dengan segera menunjukkan kegeramannya pada penguasa. Pram sepertinya mengenang kala tentara Belanda dengan sewenang-wenang pernah membakar buku koleksi ayahnya.
August Hans den Boef dan Kees Snoek dalam Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir (2008) mengatakan karya-karya Pramoedya telah menciptakan gambaran tidak terhapuskan tentang tanah air dan sejarahnya.
Inti dalam karya Pram adalah nasib rakyat. Rakyat dalam kehidupan sehari-hari, rakyat yang bertahan untuk mencari nafkah, serta rakyat yang dilukiskan dalam ambisi-ambisinya yang sering dikekang.
Dalam Perburuan, Pram jelas menyuarakan kebencian pada orang-orang Indonesia yang jadi kolaborator Jepang, sementara tokoh Amilah dalam Keluarga Gerilya tampaknya diambil Pram dari sang ibu. Adapun tokoh Wahab didasarkan Pram pada Komandan Wahab, seorang pejuang kemerdekaan yang dijatuhi hukuman mati oleh Belanda.
Terkini Lainnya
Pramoedya dan Perjuangan Kaum Samin
Kejujuran dan Keberanian Sang Juru Ketik
Pramoedya Ananta Toer
Hari Ulang Tahun
Sastra Indonesia
Sastrawan
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
TOPIK POPULER
Populer
Prangko Eksklusif J&T Express Ramaikan Pameran dan Kompetisi Filateli International Jakarta 2024
Jokowi Kagum Harga Bawang dan Cabai di Sulawesi Selatan Lebih Murah dari Jawa
Cegah Stunting, LAZ Al Alqsha Delatinos Salurkan Paket Makanan Sehat di Tangerang
Soal Gibran Belanja Masalah di Jakarta, Heru Budi: Masih Ada yang Belum Tersentuh Selama Ini
Pastikan Program Kerja Berjalan Terukur, Wamen Kemnaker Tegaskan Soal Pengawasan Internal
Kunjungi Shanghai International Training Center, Menaker Ida Fauziah Sebut Ada Potensi Kerja Sama
Jelang HUT ke-17, Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia Ziarah ke TMP Kalibata
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
VIDEO: Pasca Serangan Siber, Menko Polhukam Klaim Layanan Digital Sudah Berjalan Normal
Puluhan Tahun Fokus Bangun Kualitas, Universitas Terbuka Kini Sandang Predikat Akreditasi A
Kereta Cepat Whoosh Angkut 2,6 Juta Penumpang pada Semester I 2024
Diduga Tersengat Listrik, Remaja Tewas di Cakung
Seru, Pengunjung Bisa Interaksi Langsung dengan Hewan-hewan di Holidaze Animal Xperience Delipark Mall
Sepenggal Cerita Gula Aren Sukabumi, dari Lokal Go Internasional
Pohon Tumbang di Jakarta Barat Imbas Hujan dan Angin Kencang
7 Momen Prilly Latuconsina Jadi Pengurus Yayasan BUMN, Bakal Jadi Mentor
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Juventus Beri Angin Segar Buat Manchester United, Bisa Tampung Pemain Buangan Musim Panas Ini
Kronologi Aktor Bollywood Ditangkap Bea Cukai, Kok Bisa?
Cek Rincian Lengkap Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 6 Juli 2024
Seorang Siswa di DIY Mundur dari SMAN 3, Diduga Terlibat Kecurangan PPDB
Thariq Halilintar Diajak Pergi Haji Gratis, Setelah Nyinyiran Warganet Sudah ke Makkah Sejak dalam Kandungan