uefau17.com

Sesal Ibu Pengantin Usai Terbangkan 50 Merpati Putih untuk Rayakan Pernikahan Putri Sulungnya - Lifestyle

, Jakarta - Zaida Awang (53) mengeluh usai pernikahan putri sulungnya. Hal itu lantaran resor miliknya dipenuhi kotoran burung usai resepsi putrinya dilaksanakan.

Pada Sabtu, 15 Juli 2023, Zaida bersama pengantin dan keluarga melepas 50 ekor burung merpati sebagai simbol kesetiaan untuk merayakan pernikahan putri sulungnya, Wan Az Aleesa dengan pria pujaan hatinya, Zain Azrai Abdul Aziz. Burung yang dilepasnya tidak mau terbang jauh dan tetap berkeliaran di sekitar tempat peristirahatannya yang terletak di Kampung Janda Baik, Pahang, Malaysia.

"Niat saya adalah membebaskan burung dari kurungan," katanya seperti dikutip dari laman Mstar, 17 Juli 2023. 

"Saat ini tempat peristirahatan saya penuh dengan kotoran burung. Burung-burung itu hinggap di atap rumah saya," sambungnya lagi.

Zaida mengatakan awalnya ingin melepas 100 ekor, namun penjual hanya memiliki 50 ekor. Merpati putih dibeli dengan harga masing-masing 25 ringgit, setara dengan Rp82.000. "Saya tidak bisa membayangkan jika saat ini ada ratusan dari mereka yang tinggal di atap resor saya," katanya.

Kini ia mencari orang untuk menangkap burung tersebut untuk dilepasliarkan di tempat lain. Meskipun beberapa menyarankan agar merawat burung-burung itu, dia khawatir jika tidak berkesempatan untuk merawat mereka dengan baik. 

"Bukannya saya tidak mau merawat… tapi saya tidak bisa melakukan itu karena nanti tidak ada yang membersihkan kotoran burung," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Merpati Membuat Dimusuhi Tetangga

Kisah terkait merpati tak selalu manis. Di tempat lain, gara-gara merpati, seorang pria paruh baya di New Forest, Inggris, sampai dimusuhi tetangga. Dirinya telah didakwa bersalah atas burung merpati yang berujung mengganggu tetangganya.

Alan Pidgley yang berusia 70 tahun ini telah memelihara sedikitnya 15 ekor burung merpati. Sepanjang hari, burung merpati piaraannya mengeluarkan bunyi layaknya merpati pada umumnya. Suara kepakan sayap merpati juga diadukan tetangganya kepada pihak berwenang. 

Salah satu tetangganya memutuskan untuk pergi dari Distrik New Forest dan mencari rumah baru. Pidgley juga tak hanya tinggal diam, dirinya akan memindahkan merpati dan tidak membiarkan mereka keluar sampai pagi. 

Namun, hal itu tak kunjung menyelesaikan masalah dan Pidgley didatangi oleh pihak berwenang akan banyaknya aduan. Dirinya terpaksa menjalani persidangan di Dewan Distrik New Forest dan diharuskan membayar denda. 

"Sekarang, saya harus menyingkirkan merpati sesegera mungkin atau menghadapi denda lebih lanjut," ujar Pidgley seoerti dikutip dari Daily Mail, Selasa, 11 Januari 2022.

3 dari 4 halaman

Gara-Gara Merpati Didenda Rp9,7 Juta

Petugas Kesehatan Lingkungan menganggap kicauan dan kepakan burung sebagai gangguan hukum. Pihak berwenang memproses kasus ini sebagai layanan pengurangan kebisingan. Hakim memerintahkan Pidgley untuk membayar denda sebesar 500 euro atau setara dengan Rp9,7 juta.  

Atas dakwaan tersebut istri Pidgley, Tara menangis di belakang ruang sidang. Mereka menghadapi kemungkinan mengucapkan selamat tinggal kepada merpati kesayangannya karena perintah itu masih berlaku dan berisiko didenda lebih lanjut jika gangguan masih terjadi.

Gill Waring, yang juga tinggal di sebelah Pidgley mengatakan dia senang mendengar suara burung. Pria berusia 72 tahun itu berkata, "Saya tidak pernah punya masalah dengan merpati."

"Mereka tidak pernah membangunkan saya di pagi hari dan saya senang mendengar mereka mendengung di pagar. Saya bahkan telah menyiapkan makanan untuk mereka sebelumnya, tetapi mereka tidak ingin meninggalkan sarang mereka di rumah Alan."

Selain itu, Christina Ball dan suaminya John tinggal tepat di seberang Mr Pidgley juga mendukungnya. Dirinya mengatakan bahwa mereka memelihara burung merpati untuk cucu mereka. "Saya senang untuk melihat merpati dan cucu saya senang saat melihat mereka juga, dan melihat mereka terbang," ujarnya kepada Daily Mail.

4 dari 4 halaman

Simbol Kesetiaan

Mengutip dari kanal Regional , dunia mengenal merpati sebagai simbol damai dan simbol kesetiaan. Simbol tersebut mewakili tradisi panjang Tota'an di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ada yang mengatakan, Tota’an berawal dari Kecamatan Semboro lalu menyebar ke daerah lain di Jember, seperti Tanggul hingga Mangli di pusat kota Jember. Acara itu digelar setahun dua kali.

Tradisi tersebut dikhususkan bagi kalangan masyarakat pecinta burung merpati. Mereka berkumpul dan menjadikan acara ini sebagai sarana merekatkan persaudaraan. Di acara ini, para penggemar burung merpati saling bertukar informasi seputar perawatan burung, sembari makan-makan. Ada pula arisan dan pengocokan undian meski hadiah yang tak terlampau mewah.

Tak jelas juga apa makna kata Tota’an. Namun, realitas acap melampaui makna kata. Lihatlah, bagaimana saat siang datang, ratusan orang meriung membawa keranjang berisi burung dara dengan tak menampik rasa bangga. 

Tota’an diawali dengan melepas sepasang merpati dari dua daerah yang berbeda. Dua merpati itu mewakili mata angin dan disebut dengan pengantin barat dan pengantin timur. 

Selepas pasangan pengantin itu diterbangkan, para penyuka merpati ini berkumpul di tengah lapangan, untuk melepaskan ribuan burung milik masing-masing yang sedari tadi telah dipersiapkan. Merpati terbang, kembali ke kandang masing-masing. 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat