uefau17.com

Peta Jalan Keberlanjutan Kenangan Brands, dari Sampah Plastik hingga Berbagi Ilmu Kopi - Lifestyle

, Jakarta - Menerapkan prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnis kini menjadi kebutuhan. Tanpa visi sustainability, kelangsungan bisnis diyakini tak akan berjalan panjang. Hal itu pula yang mendorong Kenangan Brands, yang menaungi salah satunya Kopi Kenangan, meluncurkan Kenangan Sustainability Journey 2030, pada Rabu, 17 Mei 2023.

Edward Tirtanata, Group CEO of Kenangan Brands, menjelaskan perjalanan keberlanjutan itu akan difokuskan pada empat pilar, yakni Happy People, Protect Our Planet, Great Coffee, dan Strong Communities. Empat pilar itu, sambung dia, merupakan bagian integral dari upaya perusahaan memenuhi kewajiban memiliki good corporate governance dan etika bisnis demi mendukung rencana menjadi perusahaan terbuka.

"Good corporate governance dan business ethic ini kita tekankan terus," ucap Edward dalam jumpa pers di Jakarta.

Pada pilar Happy People, pihaknya bermaksud memberi kebahagiaan lewat bisnis mereka baik tidak hanya kepada konsumen, tetapi juga pada karyawan. Sejumlah target ditetapkan untuk diwujudkan pada 2030 agar bisa menyejahterakan sekitar 6.000 karyawan mereka.

Di dalamnya termasuk menetapkan target 0 persen insiden keselamatan di tempat kerja dan 90 persen karyawan mengecek kesehatannya secara rutin. Selain itu, Kenangan Brands memiliki target kesetaraan gender terwujud di 2030 dengan memiliki karyawan pria dan wanita masing-masing 50 persen, baik di level manajemen maupun operasional.

Berikutnya, dalam pilar Protect Our Planet, Kenangan Brands ingin melakukan sebisanya untuk memastikan situasi Bumi yang ditinggali bisa lebih baik. Upaya tersebut sudah mulai dirintis dengan mendaur ulang sampah plastik, kertas, dan ampas kopi yang menjadi sampah utama kedai Kopi Kenangan

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siapkan Basis Data di 2023

"Dari coffee ground waste itu dibuat jadi leather product look alike. Kita juga punya fast food. Kita ada Chigo yang di mana kita mempunyai banyak limbah cooking oil. Kita pun coba olah cooking oil yang sudah dipakai, daripada dibuang, dijadikan bio product. Last but not least, kita juga ada program daur ulang spunbond. 10 spunbond bisa jadi satu kardus. Ini jadi salah satu program yang dibanggakan," Edward menerangkan.

Terkait sampah plastik, khususnya gelas plastik, pihaknya menargetkan bisa mengurangi 50 persen sampah plastik pada 2030. Tujuannya agar tidak ada sampah plastik yang terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), apalagi mencemari laut. "Cukup ngeri sih (targetnya), tapi kita percaya dari program tersebut, we can protect our Earth," ucapnya.

Pihak Kenangan Brands menggandeng mitra untuk mengolah sampah plastik yang dihasilkan. Sementara, dari sisi operasional, mereka menghindari penggunaan sarung tangan plastik yang sempat menjadi SOP selama awal pandemi Covid-19. Pihaknya juga berusaha mengurangi 15 persen emisi karbon yang dihasilkan dan efisiensi penggunaan energi. Sementara, air yang digunakan berusaha dikurangi 10 persen pada 2030.

"2023 ini menjadi baselining kami untuk mencari tahu berapa banyak air yang dipakai, plastic waste yang dihasilkan. Angkanya belum kita dapat sekarang," imbuh Edward.

 

3 dari 4 halaman

Jaga Standar Kopi

Terkait pilar Great Coffee, Kenangan Brands ingin meningkatkan produktivitas dan inovasi produk sehingga dapat terus menjaga profitabilitas Kenangan Brands. Perusahaan juga berharap seluruh gerai Kenangan Brand bisa mendapatkan Serifikasi Usaha Pariwisata (SUP). 

Edward juga memastikan akan terus menjaga implementasi sertifikat halal menurut standar MUI. Pihaknya juga memiliki HACCP dan sertifikat keamanan pangan demi menjamin produk mereka, selain terus berinovasi dengan produk. Salah satu inovasi terbarunya adalah coconut latte yang menggunakan air kelapa.

"Memastikan tiga juta pengguna kami saat ini tidak ada privacy data breach. Keamanan data ini bukan hanya di Indonesia, tetapi juga Malaysia. Kami akan jaga dari data breach," ucapnya.

Target lainnya adalah memastikan Kopi Kenangan atau Kenangan Brands setidaknya sudah ada di lima negara di Asia Tenggara pada 2030, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Saat ini, Kenangan Coffee sudah tersedia di Malaysia dan Indonesia. Pada tahun depan, mereka berencana akan membuka 100 outlet tambahan di Malaysia dan 50 outlet lainnya di negara Asia Tenggara lainnya.

"Jadi total 150 outlet baru di dua negara. Di luar Malaysia, ada beberapa peraturan yang sedang di-explore dan kita step by step. Take it slow for this year," sambung Edward.

 

4 dari 4 halaman

Gandeng Komunitas dan Masyarakat

Terkait pilar Strong Communities, hal itu ditetapkan sebagai misi Kenangan Brands untuk berkontribusi kepada komunitas sekitar agar dapat lebih kuat bersama-sama. Fokusnya dimulai dari memperhatikan komunitas supplier lokal dengan memberikan berbagai bantuan infrastruktur maupun bantuan akademis/keterampilan, hingga mengajak masyarakat memperhatikan sampah konsumsi mereka, khususnya sampah plastik.

"Di samping itu, perusahaan juga akan mengalokasikan anggaranprocurement untuk membangun infrastruktur yang diperlukan supplier-supplier lokal Indonesia, serta berperan aktif dalam memberikan bantuan sosial," sambung Edward.

Untuk mendukung pilar keberlanjutan, Kenangan Brands menyiapkan berbagai program CSR perusahaan di bawah payung Kenangan Baik. Dinamakan Kenangan BAIK (Bersama Indonesia Kuat), payung CSR ini hadir dalam empat pilar utama, yang masing-masing pilarnya memiliki program sendiri, yaitu Kenangan Berdaya, Kenangan Sirkular, Kenangan PinTer (Pintar dan Terampil), dan Bersama Kenangan.

Salah satu program Kenangan PinTer adalah Kenangan Belajar Kopi. Inneke Lestari, Head of Legal & Corporate Affairs, menjelaskan bahwa program itu diperluas dari awalnya hanya melatih karyawan, sekarang membuka kesempatan bagi umum secara gratis. Mereka yang lolos seleksi akan diajari ilmu seputar kopi hingga belajar kopi. Dengan keterampilan itu, diharapkan mereka bisa memanfaatkan untuk membuka usaha sendiri.

"Ada essay yang harus dibuat yang di dalamnya diminta menjelaskan alasan kenapa mau belajar kopi," ucap Inneke. Mereka yang diterima berusia di rentang 18--35 tahun dan tidak sedang bekerja. "Total 200 orang per tahun," imbuh Inneke soal jumlah peserta program tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat