, Jakarta - Sampah masih menjadi masalah pelik di Indonesia. Pekerjaan Rumah atau PR dalam menangani sampah bisa dibilang semakin bertambah karena semakin besarnya jumlah sampah kemasan. Pandemi Covid-19 membuat masyarakat banyak yang melakukan belanja online karena tak perlu keluar rumah.
Dampaknya, sampah kemasan terutama sampah plastik semakin meningkat karena banyak digunakan untuk membungkus paket berupa makanan, pakaian, produk kesehatan maupun barang-barang lainnya. Lalu, upaya saja yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah sampah kemasan ini?
Menurut Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), mereka berusaha mengurangi sampah plastik terutama sampah kemasan sejak 2008 melalui Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pada pasal 15 sudah diamanatkan bahwa Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam yang lebih lanjut secara teknis telah diatur dalam PermenLHK P.75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Advertisement
Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Sinta Saptarina Soemiarnodalam pesan tertulis pada , Jumat, 16 September 2022, Produsen pada sektor Manufaktur, Ritel dan Jasa Makanan dan Minuman wajib melakukan pengurangan sampah yang berasal dari Produk, Wadah dan/atau Kemasan melalui pendekatan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) yaitu dengan cara:
Baca Juga
1. Melakukan re-design wadah/kemasannya agar mudah dikumpulkan untuk diguna ulang, mudah dikumpulkan, bernilai ekonomis dan dapat di daur ulang menjadi bahan baku kemasan yang sama sebagai upaya menerapkan ekonomi sirkuler, dan menjual produk/jasa tanpa kemasan/wadah serta phase out produk/kemasan bermasalah.
2. Menarik dan mengumpulkan kembali sampah kemasan paska konsumsi untuk didaur ulang.
3. Menarik dan mengumpulkan kembali kemasan guna ulang untuk dimanfaatkan kembali.
Melalui peraturan ini, Produsen wajib Menyusun Dokumen Perencanaan Pengurangan Sampah Kemasannya, dimana implementasinya dilakukan secara bertahap, diharapkan pada tahun 2029 produsen dapat mengurangi sampah wadah/kemasannya sebesar 30 persen sehingga hal ini dapat mendorong tumbuhnya bisnis berkelanjutan dan ekonomi sirkular di Indonesia.
Mengenai persoalan sampah plastik, Sinta menambahkan, pergeseran pola hidup atau lifestyle dan pola konsumsi masyarakat Indonesia khususnya dalam penggunaan plastik sekali pakai berandil besar terhadap kondisi tersebut. Pada tahun 2015, terdapat 9.85 milyar lembar sampah kantong plastik dihasilkan dan hampir 95 persen berakhir di TPA1.
Sementara itu, 93 juta batang sedotan plastik dipakai setiap hari di Indonesia berakhir menjadi sampah tak terkelola. Hal ini belum temasuk sampah yang dihasilkan dari penggunaan kemasan plastik lainnya seperti kemasan sachet dan styrofoam yang tanpa disadari, kondisi ini telah berdampak tidak hanya terhadap penuhnya TPA tetapi juga telah mencemari lautan di Indonesia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Plastik Sekali Pakai
Untuk mengatasi persoalan sampah plastik pendekatan secara holistik diperlukan. Pemerintah melalui PermenLHK P.75/2019 telah mengatur kewajiban Produsen dalam pengurangan sampah, kepada Pemerintah Daerah, KLHK terus mendorong agar Pemerintah Daerah di Indonesia menerbitkan peraturan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.
Saat ini sudah ada 2 Provinsi dan 95 Kota/Kabupaten yang telah memiliki peraturan peraturan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, sebagai contonya Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Bali. Kemudian hal yang tidak kalah penting adalah dengan mengedukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam penggunaan plastik sekali pakai.
Untuk itu, KLHK sedang gencar melakukan kampanye Gaya Hidup Minim Sampah, yakni dengan mengajak masyarakat untuk mulai Cegah Timbulan Sampah yaitu dengan cara hindari penggunaan plastik sekali pakai, seperti penggunaan wadah makanan berbahan styrofoam, kantong belanja plastik sekali pakai, sedotan plastik, dan masih banyak lagi. "Selain itu, kita juga bisa setorkan sampah yang bernilai daur ulang di Bank Sampah terdekat. Ada sekitar 11.000 Bank Sampah tersebar di seluruh Indonesia, di Provinsi DKI Jakarta sendiri ada sekitar 3.118 bank sampah," jelas Sinta.
"Bisa juga mengumpulkan sampah melalui para pelaku usaha/start up waste collector, yang saat ini sudah semakin banyak di Jakarta. Hal yang tidak kalah penting adalah selalu habiskan makanan dan jika masih bersisa, komposkan sisa makanannya. Dengan menerapkan hal-hal yang saya sebutkan tadi, setidaknya 50 persen sampah sebenarnya bisa dicegah dibuang ke TPA dari tiap rumah," sambungnya.
Menurut Sinta, KLHK juga sedang mendorong pelaksanaan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) yakni melalui strategi pendekatan keagamaan dalam menggerakan masyarakat dan komunitas agama untuk mengurangi sampah. Ajakan sedekah sampah ini merupakan solusi konkret menerapkan prinsip pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Mengenai masalah sampah di masa pandemi ini, banyak sampah yang timbul dari aktivitas belanja online berasal dari kantong plastik, pembungkus, wadah, kemasan, buble wrap, alat makan, sedotan, dan isolasi. Berdasarkan hasil riset Pusat Penelitian Oseanografi (P20) LIPI 2020 berjudul Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik di Jabodetabek menunjukkan sejumlah fakta.
Advertisement
Belanja Online
Salah satunya, belanja online berbentuk paket meningkat 62 persen dan belanja online berbentuk layanan antar makanan siap saji naik 47 persen. Sinta mengakui, saat ini belum ada kebijakan khusus yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui KLHK untuk mengatasi sampah dari aktivitas belanja online. Pihaknya memandang bahwa KLHK harus mengeluarkan kebijakan guna merespon kondisi tersebut mengingat aktivitas belanja online ini sudah menjadi kebiasaan baru masyarakat Indonesia,
Untuk saat ini, KLHK masih terbatas pada kegiatan edukasi dan kampanye yang ditujukan kepada masyarakat, marketplace, dan toko online untuk sedapat mungkin mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (single-use plastics) dalam aktivitas belanja online. “Kami juga mendukung upaya teman-teman aktivitas dan civil society yang melakukan kampanye dan advokasi terkait pengurangan sampah plastik dalam aktivitas belanja online,” ungkap Sinta.
Untuk saat ini, KLHK masih terbatas pada kegiatan edukasi dan kampanye yang ditujukan kepada masyarakat, marketplace, dan toko online untuk sedapat mungkin mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (single-use plastics) dalam aktivitas belanja online. "Kami juga mendukung upaya teman-teman aktivitas dan civil society yang melakukan kampanye dan advokasi terkait pengurangan sampah plastik dalam aktivitas belanja online," ungkap Sinta.
Usaha lainnya yang dilakukan KLHK adalah melakukan nota kesepahaman dengan pihak Gojek pada 18 Februari 2021 dengan tujuan untuk melakukan kerja sama di bidang pengurangan sampah yang berasal dari penggunaan plastik sekali pakai. Bentuk kerja sama antara lain: sosialisasi, edukasi, kampanye, dan diseminasi pengurangan sampah plastik sekali pakai, pembuatan dan publikasi konten kampanye dan edukasi, pemberian apresiasi bersama kepada pihak-pihak yang berhasil mengurangi sampah plastik, serta memfasilitasi kerja sama dengan pemerintah daerah
Selain dengan penyedia jasa belanja online KLHK juga tengah menjalin komunikasi dengan ASPERINDO( Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman dan Pengantaran Barang Indonesia). Misinya adalah untuk mendorong agar dalam pengiriman dan pengantaran barang mengurangi penggunaan kemasan berlapis dan/atau menggunakan kemasan dapat diguna ulang atau layak di daur ulang.
KLHK juga tengah menjajaki apakah pelaku usaha di bidang pengiriman dan pengantaran barang ini dapat berperan juga untuk turut mengumpulkan sampah yang berasal dari kemasan pembungkus dari kegiatan pengiriman dan pengantaran barang untuk di daur ulang. Selain berusaha mengurangi jumlah sampah kemasan, kita juga bisa memanfaatkan sampah kemasan maupun sampah plastik untuk didaur ulang menjadi berbagai macam barang. Hal itu dilakukan oleh PlusTik.
Mengurangi 5 Ton Sampah Plastik
Mereka menghasilkan produk eco plank yang dapat dikembangkan menjadi berbagai produk salah satunya adalah paving block atau papan plastik. Paving block ini dibuat dari eco plank . Ia menyebutkan, eco plank ini memiliki karakteristik seperti kayu sehingga dapat diolah dan yang bahan-bahannya berasal dari berbagai macam plastik dari tempat pembuangan akhir (TPA) yang tak lagi dipilah, termasuk juga botol PET.
Saat ini, PlusTik bekerja sama dengan kota Bogor di TPA Galuga mereka untuk mengurangi hingga lima ton sampah plastik campuran setiap hari. Rencananya, paving block buatan mereka akan dipasang untuk melindungi mangrove di Taman Wisata Mangrove PIK pada November mendatang, yang merupakan program kolaborasi mereka dengan produsen koper terkemuka, Samsonite.
Reza Hasfinanda selaku founder PlusTik meyakini bahwa setiap langkah kecil yang diambil untuk mengurangi jumlah sampah plastik sangatlah berarti. "Untuk mengurangi jumlah sampah kemasan itu memang rumit, apalagi Indonesia ini kan luas sekali dan penduduknya banyak jadi memang tidak mudah untuk mengurangi sampah. Saya rasa ada banyak pihak yang bisa mencari pemecahan masalah tersebut, sedangkan kita lebih pada mengelola sampah kemasan atau sampah plastik yang sudah ada di depan mata," ucap Reza pada , 15 September 2022.
“Kita semua tahu jumah sampahnya sudah sangat banyak, jadi kita berusaha membuat sesuatu dari sampah-sampah kemasan itu. Kita bikin produk yang bisa didaur ulang dan bisa bertahan lama seperti paving block ini. Tapi yang terpenting dari ini semua kita perlu kerja sama dengan banyak pihak, karena nggak mungkin masalah ini bisa dipecahkan oleh satu pihak saja,” tambahnya.
Meski begitu, Reza menambahkan, upaya mengurangi sampah kemasan tetap sama pentingnya. Ada berbagai usaha yang bisa dlakukan, termasuk dari kebiasaan kita sehari-hari. Misalnya dengan membawa tempat minuman sendiri seperti tumbler agar mengurangi konsumsi botol plastik. Begitu saja saat membawa makanan ke tempat kerja, sekolah, kuliah maupun kegiatan lainnya, usahakan menggunakan wadah atau tempat makan. Kurangi penggunaan plastik maupu kemasan lainnya untuk membawa makanan.
"Kita mulai lakukan dari yang simpel-simpel saja, contohnya sedotan. Itu kan bahannya dari plastik dan biasanya dibungkus dengan kertas tapi banyak juga yang dibungkus plastik juga, jadi kan dobel plastiknya. Jadi kalau minum ya langsung aja dari gelasnya, kan dari dulu memang begitu, lebih simpel, lebih murah dan lebih hemat plastik," tuturnya.
Advertisement
Sulitnya Mengubah Kebiasaan
Meski terkesan simpel, Reza mengakui kalau kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah plastik belum terlalu besar. Untuk itu, perlu kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta untuk memberi edukasi, penerangan maupun upaya komunikasi lainnya agar masyaakat bisa lebih peduli da berusaha mengurangi penggunaan plastik maupun kemasan lainnya.
Menurut Reza, salah satu faktor yang jadi penghambat adalah masalah ekonomi. Sampat saat ini ia mengakui belum ada pengganti plastik terutama kantong plastik yang harganya sangat murah dan bisa digunakan untuk membawa berbagai macam barang.
"Jelas nggak gampang menggantikan kantong plastik atau kantong kresek yang harganya sangat murah. Tapi memang kita harus terus berusaha cari solusi yang pas. Kalau memang harus pakai kantong plastik, kalau bisa kita pakai selama mungkin atau kita pakai beberapa kali," kata Reza. Contoh upaya lainnya untuk mengurangi sampah plastik adalah larangan penggunaan kantong plastik di supermarket maupun minimarket yang sudah diterapkan di berbagai daerah.
"Itu salah satu bukti, aturannya sebenarnya sudah ada tinggal bagaimana penerapannya. Kebijakan larangan kantong plastik ini bisa berjalan bukan karena hanya peran pemerintah, tapi ada keasadaan dari brand atau pengelola minimarket untuk berusaha mengurangi penggunaan plastik. Ini contoh yang pas kalau penanganan masalah ini harus dengan kerja sama berbagai pihak," ujarnya.
"Mengubah kebiasaan atau habit orang itu memang agak lama. Masalah ini memang nggak mudah, tapi setidaknya bisa dimulai dari diri kita sendiri. Tiap orang bisa membantu dengan caranya masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita, itu rasanya sudah cukup," tutupnya.
Terkini Lainnya
Kurangi Sampah Kemasan, Anda Sekarang Bisa Isi Ulang Produk Kecantikan
Ajang Ini Cari Solusi Tekan Sampah Plastik di Industri Makanan dan Minuman
Kurangi Sampah Plastik, Tasya Kamila Ikut Program Tukar Botol Vitamin
Plastik Sekali Pakai
Belanja Online
Mengurangi 5 Ton Sampah Plastik
Sulitnya Mengubah Kebiasaan
KLHK
Cerita Akhir Pekan
sampah
Sampah Kemasan
sampah plastik
Belanja Online
Rekomendasi
Inklusivitas Produk Kosmetik Apakah Bikin Makin Laris?
Bahan Baku Kosmetik Lokal, di Antara Tuntutan Kemandirian dan Minimnya Kepercayaan Pengusaha Dalam Negeri
Brand Skincare Lokal Menjamur, Apakah Bikin Loyalitas Konsumen Menurun?
Budayakan Teknologi Pasca-panen Sejak di Tingkat Petani, Ekstra Usaha di Awal Tambah Cuan Kemudian
Pro Kontra Daging Buatan Laboratorium di Indonesia yang Masih Punya Banyak Sumber Alternatif Pangan
Serba-serbi Bisnis Daging Marinasi yang Bikin Masak Jadi Simpel
Bahaya Diet untuk Anak Dihubungkan Status Gizi dan Body Goals Menurut Ahli
Kapan Kita Perlu Ikut Program Diet dengan Pengawasan Ahli dan Dokter Gizi?
Mengenal Operasi Bariatrik dan Efek Sampingnya
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
TOPIK POPULER
Populer
Menguak Mitos dan Fakta Migrain yang Banyak Diderita Pekerja Produktif
Viral Transformasi Wajah Mahalini karena Bentuk Hidung dan Mata Berubah, Warganet Sebut Mirip Chelsea Idola Cilik hingga Alyssa Daguise
Inklusivitas Produk Kosmetik Apakah Bikin Makin Laris?
Pemandangan Langka bagi Turis, Penjaga Gerbang Istana Buckingham Inggris Menangis Saat Bertugas
3 Resep Bubur Suro, Hidangan Khas Tahun Baru Islam
Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota dan Riset Destinasi
Ibrahim Risyad dan Salshabilla Adriani Menikah dengan Adat Sunda, Mas Kawinnya Pakai Mata Uang Asing
6 Potret Harashta Haifa Zahra di Miss Supranational 2024, Cetak Prestasi Tertinggi untuk Indonesia
Tanpa Kate Middleton, Pangeran William Eksis di Serial Dokumenter tentang Tunawisma di Inggris
Penumpang Terkunci di Bagasi Bus hingga Tak Bisa Bernapas, Selamat Berkat Kirim Pesan Singkat
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Tarif Tol Jakarta Bandung Golongan 1, Wajib Diketahui Warga Ibukota Sebelum Liburan
BMKG Prediksi Hujan Guyur Kota-Kota Besar Hari Ini, Pakar Bagikan Kiat Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Resep Asam Manis Daging Kambing, Olahan Daging Kurban Simple
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Lagu BTS yang Membahas Tentang Kesehatan Mental, Penuh Pesan Positif
Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Cermati Data Inflasi China hingga AS
Pemandangan Langka bagi Turis, Penjaga Gerbang Istana Buckingham Inggris Menangis Saat Bertugas
Beasiswa Unggulan 2024 Dibuka untuk Mahasiswa Disabilitas, Catat Tanggal dan Syarat Pendaftarannya
Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Rp 1.396.000 per Gram
Cuaca Besok Selasa 9 Juli 2024: Jakarta Seharian Diprediksi Cerah Berawan
Olimpiade Paris 2024 Segera Hadir di Vidio! Mulai 26 Juli 2024
Via Vallen Melahirkan di Tanggal Cantik 7 Juli Ditemani Chevra Yolandi, Bocorkan Nama Anak Pertama
Bangunan Liar di Bukit Talumolo Diduga jadi Penyebab Kota Gorontalo Diterjang Banjir
Cek Fakta: Hoaks Bantuan Uang Membangun Rumah dari Ashanty dengan Cara Kirim Nomor Rekening di Facebook