, Jakarta - Kontroversi muncul seputar penyajikan makanan pedas bagi anak-anak di Korea Selatan. Narasinya tentang apakah menyajikan makanan pedas sebagai bagian dari makan siang sekolah anak-anak di taman kanak-kanak (TK) melanggar hak asasi mereka.
Orangtua menunjukkan tanggapan beragam atas masalah ini, melansir Korea Times, Jumat, 12 November (12/11/2021). Ini terutama setelah sebuah komunitas, Political Mamas, mengajukan pengaduan pada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Korea (NHRCK) terhadap Kementerian Pendidikan Korea Selatan.
Advertisement
Baca Juga
Di Negeri Ginseng, beberapa TK terhubung dengan sekolah dasar (SD) negeri untuk berbagi ruang dan fasilitas sekolah. Dalam kebanyakan kasus, anak-anak TK juga berbagi kafetaria sekolah dan disajikan makanan yang sama dengan siswa SD.
Kelompok sipil mengatakan, anak-anak TK, berusia lima hingga tujuh tahun, dan siswa SD berusia delapan hingga 13 tahun disajikan makanan yang sama. Itu terlepas dari tahap perkembangan fisik yang berbeda dengan cukup banyak makanan berbumbu pedas, termasuk kimchi.
"Alhasil, banyak anak-anak TK dan beberapa siswa SD lebih muda mengalami kesulitan makan karena terlalu pedas. Ini juga menyebabkan gangguan pencernaan bagi beberapa anak," kata Jang Ha Na, anggota Political Mamas.
"Anak-anak yang tidak makan makanan pedas bukan tentang pilih-pilih (makanan). Anak kecil memiliki indera perasa yang lebih sensitif daripada orang dewasa. Konsumsi makanan seperti itu secara berlebihan juga dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan mereka," kata Jang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bukan tentang Kebiasaan Buruk
Komunitas itu menunjukkan bahwa kafetaria TK swasta dan negeri yang tidak terhubung dengan SD menyediakan makanan sesuai selera, juga gizi anak-anak. "Tidak bisa makan makanan pedas bukan tentang preferensi atau kebiasaan buruk yang harus dipatahkan anak-anak. Memaksa mereka makan makanan seperti itu tidak lain adalah pelanggaran hak asasi," kata kelompok itu.
Petisi tersebut telah menimbulkan perdebatan di kalangan orangtua mengenai apakah makanan pedas merupakan pelanggaran hak asasi anak. Lee Ha Na, seorang ibu dari siswa kelas dua di sebuah SD negeri di Distrik Nowon, Seoul dan seorang anak berusia enam tahun yang bersekolah di TK yang terhubung dengan sekolah tersebut, mengatakan, anak-anaknya biasa tidak makan siang di sekolah.
Ia selalu menyiapkan makanan ringan untuk dimakan sepulang sekolah. "Saya sedikit terkejut ketika ayam pedas disajikan di TK putri saya yang berusia enam tahun, beberapa hari lalu. Saya sedih ketika putri saya mengatakan ia hanya makan nasi karena lauk dan sup lainnya terlalu pedas," kata Lee.
"Beberapa orang mengatakan jika orangtua memutuskan mengirim anak-anak mereka ke TK seperti itu, itu berarti mereka harus menanggung masalah kecil seperti itu (menu makanan tidak sesuai palet rasa anak) karena biaya pengajarannya gratis. Tapi saya tidak setuju dengan itu. Makanan sekolah sangat erat kaitannya dengan hak anak-anak kita," imbuhnya
Advertisement
Pro Kontra
Ibu lainnya, Jo Jung-ran, yang anaknya berusia enam tahun, mengatakan, mencegah anak-anak mendapat makanan yang layak dengan memberikan terlalu banyak makanan pedas adalah bentuk pelanggaran hak asasi mereka.
"Apakah memang perlu memberi makan pedas untuk anak kecil di TK dan SD? Untuk anak SD yang lebih tua, mereka terbiasa dengan makanan pedas karena biasanya makan makanan yang sama dengan orang dewasa. Tapi saya tidak tahu menapa mereka memberikan makanan pedas pada anak kecil yang belum mengembangkan indera perasanya," kata Jo.
Namun, sebagian lainnya mengatakan itu adalah reaksi berlebihan dari orang tua yang "terlalu sensitif." "Agak mengejutkan bahwa beberapa orang mengatakan menyajikan makanan pedas di sekolah merupakan pelanggaran hak asasi," kata Kim Seung Ho, ayah dari seorang putra berusia sembilan tahun yang bersekolah di SD negeri di Distrik Songpa di tenggara Seoul.
"Anak saya dan teman-temannya sering mengatakan mereka suka makanan pedas yang ditawarkan sebagai makan siang sekolah dan mereka senang mencoba makanan baru. Saya sebenarnya puas dengan berbagai makanan yang disajikan di sekolah," kata Kim.
Seorang ibu dari seorang anak perempuan berusia tujuh tahun di Distrik Nowon, yang ingin diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya Kim, juga mengatakan bahwa orangtua yang tidak ingin anak-anak mereka makan makanan pedas seharusnya tidak menyekolahkan anak-anak mereka ke TK yang terhubung dengan SD.
"Orangtua tahu makanan akan disediakan seperti ini, tapi mereka sudah membuat keputusan. Tidak mungkin kafetaria sekolah menyiapkan makanan secara terpisah hanya untuk anak TK dan SD lebih muda. Itu masalah pilihan, dan jika mereka membuat keputusan, orangtua bertanggung jawab untuk membuat anak-anak mereka terbiasa dengan makanan pedas seperti itu," kata Kim.
Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Terkini Lainnya
Efek Mengonsumsi Makanan Pedas yang Terasa Saat BAB
Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas
Deretan Manfaat Makan Makanan Pedas Bagi Kesehatan, Bantu Lawan Kanker
Bukan tentang Kebiasaan Buruk
Pro Kontra
Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Makanan Pedas
ham
Hak Asasi Anak
Hak anak
kuliner korea selatan
Kuliner Korea
Kafetaria Sekolah
Rekomendasi
3 Resep Praktis Makanan Serba Mercon yang Meledak-ledak di Mulut
5 Manfaat Konsumsi Makanan Pedas Bagi Kesehatan
Kenali Kepribadian dan Ekspresi Cinta Orang yang Suka Makan Pedas
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
Populer
3 Resep Nanas Goreng, Camilan Lezat Mudah Dibuat untuk Temani Santai Akhir Pekan
Lukisan Gua Prasejarah Berusia 51.200 Tahun dari Sulawesi Indonesia Jadi Temuan Seni Naratif Tertua di Dunia
Restoran Korea Hidden Gem di Jakarta, Ketika Resep Warisan Keluarga Berpadu Nuansa Premium
Ini 3 Rekomendasi Blush On yang Cocok untuk Kulit Orang Indonesia
Betrand Peto Suntik Filler Dagu, Diklaim Bikin Wajahnya Jadi Maskulin
Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia Iri
Atasi Overtourism, Amsterdam Bakal Larang Kapal Pesiar Berlabuh Mulai 2035
Bella Saphira Lebih Bangga Unggah Kuliner Lokal daripada yang Mewah dan Pemilih Saat Terima Endorse
6 Fakta Menarik Gunung Jailolo di Maluku Utara yang Memiliki Sumber Air Panas
Tampilan Kostum Nasional Wakil Indonesia Harashta Haifa Zahra di Miss Supranational 2024 yang Terinspirasi Srikandi
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Permalukan Jerman, Spanyol Raih Tiket Semifinal Euro 2024
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Bacakan Pleidoi, SYL Minta Dibebaskan dari Tuntutan Pidana Penjara 12 Tahun
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Tesla Masuk Mobil Resmi Pemerintah China?
Menikmati Keindahan dan Kedamaian di Trinity St. Sergius Lavra, Biara Kristen Ortodoks Utama Rusia
Restoran Korea Hidden Gem di Jakarta, Ketika Resep Warisan Keluarga Berpadu Nuansa Premium
Olimpiade 2024 Bakal Penuh Kejutan Sejak Upacara Pembukaan
Ada Kereta Cepat Whoosh, Kunjungan Wisatawan ke Jabar Melesat
Disebut Baby Face, Ini 7 Potret Putri Titian saat Asuh 2 Anak
Review Film Daddio: Adu Akting Dakota Johnson Vs Sean Penn, Bahas Kehilangan, Cinta dan Selingkuhan
Sanksi Pemecatan Mengintai Prajurit TNI yang Terlibat Judi Online
Maling Beraksi Siang Bolong, Gondol Perhiasan Warga Senilai Rp36 Juta di Depok
Top 3: Aturan Pembatasan Kendaraan Pribadi di Jakarta Rampung Tahun Ini
Top 3 Islami: Amalan Jumat agar Cepat Kaya dari Abah Guru Sekumpul, Ayu Ting Ting Batal Nikah dan Hukumnya dalam Islam
Permalukan Jerman, Spanyol Raih Tiket Semifinal Euro 2024