uefau17.com

Ucapan Kotor Hiasi Puncak Tradisi Bau Nyale - Lifestyle

, Lombok Puncak event Bau Nyale yang digelar di pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa 10 Februari 2015 kemarin dikeluhkan warga. Pasalnya, Nyale atau cacing laut yang ingin ditangkap tersebut tidak keluar.

Akibatnya, para pengunjung yang telah menunggu semalam suntuk sambil mempersiapkan peralatan untuk menangkap nyale seperti jaring dan ember merasa kecewa dan mengucap kata-kata kotor untuk mengundang nyale.

Menurut mitos yang berkembang di kalangan warga, nyale-nyale tersebut akan keluar jika berucap kata-kata kotor. Tak heran jika suasana Bau Nyale kemarin dipenuhi dengan teriakan-teriakan kotor.

Berdasarkan pantauan , ribuan warga bersiap siap di pantai Seger sambil menunggu bunyi Sirine sebagai tanda dimulainya tradisi Bau Nyale. Setelah sirine tersebut berbunyi, ribuan warga bergegas menuju ke laut pantai Seger.

Selang setengah jam kemudian, teerdengar riuh berbagai macam ucapan kotor yang berhubungan dengan kelamin perempuan, muncul dari kerumunan orang yang sedang mencari nyale.

"Terpaksa saya ucap kotor, karena katanya kalau ngucapin kata kotor bisa mendatangkan nyale. Tapi tetap nggak ada," ujar Niko, salah seorang pengunjung yang berteriak sambil mencari nyale, beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Putrie mengatakan, mitos berucap kata-kata kotor untuk mengundang nyale tersebut tidak dibenarkan.

Menurutnya, mengucap kata kotor tidak sesuai dengan Pakem Sasak yang mengedepankan tutur kata yang baik dan sopan.

"Mengucap kata kotor itu salah, masyarakat Sasak memiliki empat hal yang harus ditegakkan seperti yang tertera dalam pakem Sasak yang berbunyi "Bewacan manis tindih ring titi tata tertib tapsile" yang artinya bertutur sapa yang enak didengar dan mengacu kepada tata krama," kata dia saat dihubungi , Rabu (11/2/2015).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat