uefau17.com

Kisah Rasulullah Geregetan karena Diganggu Jin saat Sholat, Sempat Hendak Dijadikan Mainan Anak-Anak - Islami

, Cilacap - Jin adalah makhluk Allah SWT yang tidak kasat mata. Salah satu dari sekian banyak makhluk ghaib yang diciptaan Allah ini memiliki jenis yang berbeda-beda.

Seperti halnya manusia, jin memiliki karakteristik yang berbeda pula. Ada jin yang jahat dan ada pula yang baik. Jin yang jahat senang mengganggu, menipu dan menjerumuskan manusia. Firman Allah SWT:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS Al-An'am: 112).

Berdasar riwayat, Rasulullah SAW pernah diganggu Jin. Ketika itu dirinya sedang sholat. Tak tanggung-tanggung, jin tersebut meletakkan bara api dihadapannya. Berikut ini kisahnya.

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Miliki Karakter Berbeda-beda

Menukil NU Online, bukti yang menjelaskan sifat jin yang berbeda-beda tersebut adalah perkataan dari kalangan mereka sendiri, sebagaimana diabadikan oleh Al-Qur’an dalam Surat al-Jin ayat 11:

وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًاۙ

Artinya: “Sesungguhnya di antara kami ada yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jin [72]: 11)

Dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan, Allah swt memberikan kabar kepada Nabi Muhammad saw bahwa jin memberikan keterangan tentang diri mereka sendiri jika dari kalangan mereka ada yang saleh dan ada juga yang tidak.

Sedangkan, maksud dari كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَ adalah mereka menempuh jalan yang berbeda-beda dan terpisah-pisah. Dalam hal ini, Ibnu Abbas dan Mujahid berpendapat, jika dari kalangan jin pun ada yang Muslim ataupun kafir. (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyah, 1998] juz 8, halaman 254)

Selain itu, untuk aman dari gangguan jin yang jahat, dalam surat An-Nas umat Islam diperintahkan untuk meminta perlindungan dari bisikan-bisikan jahat (was-was) yang mereka timbulkan. Sebab gangguan yang mereka ciptakan ini cukup berbahaya. Bahkan, sebagai bukti akan hal tersebut, dalam beberapa riwayat, Nabi Muhammad saw pernah diganggu oleh jin. Bagaimana ceritanya? Simak kisah lengkapnya berikut ini.

3 dari 4 halaman

Kisah Rasulullah SAW Diganggu Jin saat Sholat

Suatu saat, Nabi Muhammad saw sedang sholat, tiba-tiba ia melafadzkan kalimat ta’awwudz (a’udzubillah) kemudian para sahabat yang berada di sekitar merasa keheranan. Pasalnya, baru kali ini dalam keadaan di tengah-tengah shalat, Nabi saw mengucapkan kalimat tersebut.

Tidak sampai di situ, setelah melafadzkan ta’awwudz, Rasulullah saw mengucapkan kalimat lain yakni, “Al’anuka bila’natillah” yang artinya, “Aku melaknatmu dengan laknat Allah” sebanyak tiga kali, seraya membentangkan kedua tangannya.

Setelah Nabi saw usai dari shalatnya, para sahabat pun menanyakan apa yang terjadi. Rasulullah pun menjawab jika ia telah diganggu oleh Iblis (salah satu golongan jin) yang berusaha meletakkan bara api di hadapan dirinya.

Kisah ini diabadikan dalam hadits Nabi Muhammad saw, diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Darda’ ra:

عَنْ ‌أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: « قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يصلى فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ: ‌أَعُوذُ ‌بِاللهِ ‌مِنْكَ. ثُمَّ قَالَ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ ثَلَاثًا، وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا. فَلَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ، وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ. قَالَ: إِنَّ عَدُوَّ اللهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي، فَقُلْتُ: ‌أَعُوذُ ‌بِاللهِ ‌مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قُلْتُ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ التَّامَّةِ. فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ، وَاللهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ

Artinya: “Dari Abu Darda’ ra, ia berkata, bahwasanya ketika Rasulullah saw berdiri melaksanakan shalat, kami mendengar beliau mengucapkan “A’udzubillah minka” lalu mengatakan, “Al’anuka bila’natillah” tiga kali. Kemudian, membentangkan tangannya, seakan-akan mendapatkan sesuatu. Setelah tuntas dari shalatnya, lantas kami berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, kami mendengar engkau mengucapkan sesuatu di dalam shalat, yang sebelumnya kami tidak pernah mendengar engkau mengucapkan kalimat tersebut. Kami juga melihat engkau membentangkan tangan.” Rasul saw menjawab, “Sesungguhnya musuh Allah swt, Iblis datang membawa bara api dan dia hendak melemparkannya ke wajahku. Dengan demikian aku berkata, A’udzubillahi minka, tiga kali. Lalu aku lanjutkan dengan, al’anuka bila’natillahi tammah. Belum selesai 3 kali ucapan, aku ingin menangkapnya. Demi Allah, seandainya bukan karena doa saudara kita, Nabi Sulaiman, niscaya akan aku ikat ia, sehingga jadi mainan anak-anak penduduk Madinah.” (HR. Muslim no. 542).

4 dari 4 halaman

Di Luar Sholat Juga Pernah Diganggu Jin

Selain di dalam shalat, Nabi Muhammad saw dengan para sahabat juga pernah digoda keimanannya oleh Iblis. Suatu ketika, pada suatu majelis, Iblis menyamar menjadi seorang laki-laki yang dengan penampilan buruk kemudian bertanya beberapa hal kepada Nabi. Kisah ini dicatat dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Ibnu Umar ra:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: ‌كُنَّا ‌جُلُوسًا ‌عِنْدَ ‌النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْبَحِ النَّاسِ وَجْهًا وَأَقْبَحِهِمْ ثِيَابًا، وَأَنْتَنِ النَّاسِ رِيحًا، جَلْقٌ جَافٍ يَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ، حَتَّى جَلَسَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسلم. فَقَالَ: مَنْ خَلَقَكَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اللهُ. قَالَ: مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ قَالَ: اللهُ. قَالَ: مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ قَالَ اللهُ. قَالَ: مَنْ خَلَقَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسلم: سُبْحَانَ اللهِ، وَأَمْسَكَ بِجَبْهَتِهِ، وَطَأْطَأَ رَأْسَهُ، وَقَامَ الرَّجُلُ فَذَهَبَ، فَرَفَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ، فَقَالَ عَلَيَّ بِالرَّجُلِ: فَطَلَبْنَاهُ فَكَأَنْ لَمْ يَكُنْ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا إِبْلِيسُ جَاءَ يُشَكِّكُكُمْ فِي دينكم

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, suatu ketika kami para sahabat duduk bersama Nabi saw, kemudian datang seorang laki-laki yang wajahnya jelek, bajunya dekil, badannya bau dan kurus kering. Tidak ada seorang pun yang mengenalinya. Setelah itu, ia duduk di hadapan Rasulullah saw. Laki-laki itu bertanya, “Siapa yang menciptakanmu?” Rasulullah menjawab, “Allah.” Lalu bertanya lagi, “Siapa yang menciptakan langit?” Rasulullah menjawab, “Allah.” Kemudian bertanya lagi, “Siapa yang menciptakan bumi?” Rasulullah menjawab, “Allah.” Terakhir, ia bertanya, “Siapa yang menciptakan Allah?” Rasulullah menjawab, “Maha Suci Allah” seraya memegang kening dan menundukkan kepalanya. Setelah itu, laki-laki tersebut berdiri lalu pergi. Lalu Rasulullah saw mengangkat kepalanya, kemudian ia berkata, aku telah diuji dengan seorang orang tadi. Setelah itu, kami para sahabat mencari laki-laki tersebut, akan tetapi tidak ketemu. Rasul berkata, “Laki-laki itu adalah Iblis. Ia datang untuk membuat kalian ragu atas agama kalian." (Al-Baihaqi, Dalailunnubuwwah, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyah, 1988] juz 7, halaman 125)

Demikianlah kisah Nabi Muhammad saw yang diganggu oleh jin. Hikmah yang dapat diambil adalah, siapa saja tidak akan terlepas dari gangguan jin dan golongan mereka. Sekelas Nabi saja, tetap digoda. Apalagi sekedar manusia biasa. Oleh karena itu, salah satu jalan untuk terhindar dari segala macam tipu daya mereka adalah harus senantiasa berlindung kepada Allah swt. Wallahu a’lam bisshawab.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat