, Jakarta - Paham radikal atau radikalisme, bahkan hingga tindakan teror, masih menjadi ancaman. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara di dunia.
Mereka yang berpaham radikal hingga membawanya pada tindakan terorisme itu menggunakan agama sebagai tunggangan. Dengan jargon "membela agama", praktik yang mereka tampilkan sesungguhnya telah mencederai agama itu sendiri. Merekan secara nyata telah menghancurkan agama.
Padahal, titik temu dari agama-agama di Bumi ini adalah kesamaan ajaran untuk berbuat baik kepada sesama, bahkan kepada alam. Semua itu terangkum dalam ajaran "menjadi rahmat bagi seluruh alam" atau ajaran cinta kasih.
Advertisement
Lalu mengapa mereka yang berpaham kaku ini mengambil jalan pintas, dengan memunggungi ajaran mulia dari agama yang penuh welas asih?
Mengutip Antara, mereka itu sebetulnya terjebak dalam pemahaman tafsir yang hakikinya berbeda jauh dengan pesan dasar yang dimaui Tuhan lewat pesan di kitab suci maupun lewat para nabi. Jangankan dengan yang berbeda agama, kepada yang satu agama pun mereka juga menyalahkan. Dalam Islam, kelompok ini sudah terbiasa mengafirkan Muslim yang tidak sepaham. Mereka dikenal dengan sebutan kelompok takfiri.
Baca Juga
Sebagaimana tidak mudah menyadarkan mereka yang telah terdoktrin oleh paham radikal untuk kembali ke jalan agama yang penuh cinta, proses indoktrinasi seseorang untuk menjadi radikal tentunya juga tidak mudah.
Butuh proses lama seseorang untuk bisa terpengaruh dengan paham kaku itu. Memerlukan diskusi-diskusi panjang sehingga ajaran teroris diterima kemudian diyakini sebagai kebenaran mutlak. Karena itu penggerak kelompok-kelompok garis keras ini biasanya menyasar orang-orang yang pemahaman keagamaannya dangkal.
Mereka yang selama ini merasa belum memahami ilmu agama secara lengkap kemudian merasa menemukan wadah untuk memperdalam ilmu dan menjalankan praktik beragama secara lengkap, bahkan dianggap sempurna alias kaffah.
Sementara mereka yang ilmu agamanya mumpuni cenderung tidak mudah untuk diajak masuk ke kelompok pembuat kekacauan ini karena sudah memahami betul agama itu mengajarkan kasih sayang. Mereka sudah memegang teguh paham bahwa Islam itu adalah rahmatan lil'alamiin atau menjadi rahmat bagi seluruh alam. Di kalangan pesantren kita mengenal ulama-ulama khos yang terhadap seekor semut pun tidak berani berbuat kasar.
Di sinilah pentingnya pesantren, terutama yang berpaham ahlussunah waljamaah, lebih khusus lagi di bawah naungan Nahdlatul Ulama atau NU, untuk membentengi umat dari paham yang sesungguhnya menyimpang itu.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Cara Pesantren Manfaatkan Multimedia Saat Pandemi Covid-19
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Toleransi
![Ilustrasi - Sejumlah santri di Pondok Pesantren Elbayan, Cilacap, keluar dari masjid usai salat Jumat. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/DPuqWGKGF7dUyxIDfQWfaj5yQ70=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3275496/original/082732800_1603376985-PESANTREN_ELBAYAN_3-ridlo.jpg)
Melihat para pelaku teroris di Tanah Air yang sudah ditangkap polisi, tidak ada satu pun dari mereka yang merupakan alumnus pesantren berpaham ahlussunah waljamaah. Salah satu pesantren yang dikenal melahirkan kelompok teroris ini, salah satunya ada di Jawa Tengah, yang tokohnya telah selesai menjalani tahanan penjara karena kasus terorisme. Kabar baiknya, waktu HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2022, pemimpin pesantren itu mulai melunak dan mau menyelenggarakan upacara, yang sebelumnya dianggap sebagai penyimpangan dari ajaran agama.
Kondisi itu berbeda dengan pesantren-pesantren yang selama ini ajarannya berafiliasi dengan NU dan terbiasa menyelenggarakan upacara-upacara terkait hari-hari besar nasional.
Pesantren dengan basis ajaran yang selaras dengan NU memang memiliki akar untuk mendidik santri menjadi toleran, bahkan sangat menghormati pemeluk agama lain. Mereka belajar dari ulama-ulama sepuh pendiri pesantren maupun guru-guru dari para pendiri pesantren itu dalam menerima dan menghormati umat agama lain.
Syaikhona K.H. Muhammad Kholil, dari Bangkalan, Madura, yang merupakan guru ulama-ulama besar di Jawa dan Madura, dalam kisah-kisah disebutkan, semasa hidupnya terbiasa melayani tamu-tamu non-muslim untuk sekadar berkonsultasi mengenai berbagai masalah kehidupan.
Ulama-ulama penerus dari Syaikhona Kholil itu kemudian menduplikasi penerimaan pada umat non-muslim itu hingga kini. Kita bisa melihat K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang sangat akrab dengan pemeluk agama lain. Bahkan ketika menjadi Presiden, Gus Dur dirasakan sangat mengayomi pemeluk agama lain, termasuk membolehkan perayaan hari besar agama, yang paling merasakan adalah pemeluk Konghucu dengan Hari Raya Imlek.
Salah satu pesantren besar di Jawa Timur, yakni Pondok Pesantren Nurul Jadid di Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, sudah terbiasa menerima tamu non-muslim untuk menjadi pembicara dalam tema-tema tertentu di hadapan santri.
Apalagi, ketika pesantren yang didirikan oleh K.H. Zaini Mun'im (almarhum) dan kini diasuh oleh puteranya K.H. Zuhri Zaini Mun'im ini membuka kelas-kelas bahasa asing, seperti Inggris dan Mandarin. Pesantren itu kemudian banyak dikunjungi perwakilan negara-negara asing yang non-muslim. Hal itu secara langsung mengajarkan pada santri untuk tidak menutup diri pada umat beragama selain Islam.
Selain itu, ajaran agama di pesantren yang sangat melekat di hati para santri adalah mengenai Lakum dinukum waliyadin atau "Bagiku agamaku dan bagimu agamamu". Dari penggalan dalam Ayat 6 Surat Al Kafirun di Qur'an ini mengajarkan bahwa memang tidak ada paksaan dalam beragama, apalagi memaksakan tafsir atas ajaran agama.
Pegangan kedua adalah ajaran dalam penggalan Ayat 59 Surat An Nisa', yakni Athiullaahu waathiurrasul, waulil Amri min kum, yang artinya, "Taatilah Allah dan taatilah Rasul dan pemimpin di antara kamu". Ajaran ini juga sangat efektif untuk mencegah seorang Muslim untuk mengingkari ketentuan bersama dengan penganut agama lain yang kebijakannya dijalankan oleh pemerintah.
Jadi, ketaatan kepada Allah dan rasulnya itu tidaklah sempurna jika tidak diikuti dengan kepatuhan kepada pemerintah.
Terkini Lainnya
Teks Sambutan Menteri Agama RI pada Upacara Hari Santri Nasional 22 Oktober 2022
Teks Amanat Ketum PBNU pada Hari Santri, Bisa Dibaca Saat Upacara 22 Oktober 2022
Tata Cara dan Niat Sholat Isyraq atau Syuruq, Keutamaannya Dapat Pahala Haji dan Umrah Sempurna
Saksikan Video Pilihan Ini:
Toleransi
Hari Santri
Hari Santri Nasional
Hari Santri 2022
Radikalisme
Toleransi
Pesantren
Santri
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Jarang Diketahui, Mbah Moen Ungkap Keistimewaan Bulan Muharram
Gus Baha Paparkan Analogi Tuhan Satu, Bagaimana kalau Banyak?
4 Permohonan Penduduk Neraka yang Ditolak dan Tak Akan Pernah Terkabul, Na'udzubillah
Ijazah Ingatan Kuat dari Ustadz Adi Hidayat, Dicontohkan Rasulullah
30 Ide Nama Bayi Perempuan Islami yang Lahir di Bulan Muharram, Bermakna Cantik dan Mulia
5 Titik Perbedaan Kalender Hijriah dan Masehi, Muslim Wajib Tahu daripada Malu!
Kalimat yang Lebih Berat Timbangannya dari Seluruh Catatan Dosa, Penyelamat di Hari Kiamat
Pandangan Fiqih Gus Baha, Mahar Akad Nikah yang Harus Dibayar Separuh, Sisanya setelah Hubungan Intim
50 Ide Nama Bayi Laki-Laki Islami yang Lahir di Bulan Muharram, Penuh Makna dan Mengandung Doa
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 7 Juli 2024
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Tambang Emas Suwawa Longsor, Puluhan Orang Dilaporkan Tertimbun
Jokowi Khawatir Dampak Perubahan Iklim, PAN Komitmen Percepat Transisi Energi
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Ustad di Makassar Disekap dan Dianiaya, Polisi Tangkap 5 Terduga Pelaku
Beda dengan Pemerintah, PBNU Tetapkan 1 Muharram Jatuh Senin Besok 8 Juli 2024
Festival Bulan Juni 2024 Sukses Digelar di Palembang
Marc Marquez dan Alex Marquez Naik Podium MotoGP Jerman 2024, Sejarah Tercipta di Sachsenring
BSI Jadi Sasaran Hoaks, dari Soal Layanan Sistem sampai Pembagian Hadiah
Waspada Calo, Beli Tiket Penyeberangan Wajib via Aplikasi Ferizy
4 Pasangan Zodiak yang Paling Berpotensi dari Sahabat Jadi Cinta, Kamu Salah Satunya?
6 Momen Hedi Yunus Main ke Rumah Ibu-ibu yang Mengidolakannya Selama 16 Tahun, Sukses Bikin Menjerit Histeris
Wamenkeu Minta Geo Dipa Terus Cari Sumber Energi Panas Bumi Baru
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Tanpa Kate Middleton, Pangeran William Eksis di Serial Dokumenter tentang Tunawisma di Inggris
4 Permohonan Penduduk Neraka yang Ditolak dan Tak Akan Pernah Terkabul, Na'udzubillah