uefau17.com

Rukun Haji Adalah Pondasi untuk Berhaji, Pahami Juga Dalil dan Keutamaannya - Hot

, Jakarta Dalam lingkup agama Islam, rukun haji adalah hal yang memiliki kedudukan yang sangat penting dan mendalam. Ibadah suci ini tidak hanya sekedar perjalanan fisik menuju tanah suci, tetapi juga merupakan perjalanan batin yang membentuk fondasi spiritual bagi setiap Muslim yang memutuskan untuk menunaikan kewajiban ini.

Penting untuk memahami mengapa rukun haji adalah fondasi dari setiap perjalanan haji, dari mulai bagaimana tawaf mengelilingi Ka'bah mencerminkan simbolisme dalam Islam, serta mengapa momen wuquf di Arafah memiliki kekhususan dan keagungan tersendiri.

Sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan ajaran Islam, rukun haji adalah peluang besar untuk memperkuat keimanan, meningkatkan kesadaran spiritual, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Untuk lebih memahami apa itu rukun haji, berikut ini telah rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (11/8/2023). Pengertian haji dan rukun haji, beserta dengan dalil dan keutamaannya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apa Itu Rukun Haji?

Rukun Haji adalah salah satu komponen atau unsur pokok dalam ibadah haji, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang mampu secara fisik, finansial, dan mental untuk melaksanakannya. Rukun Haji adalah aspek-aspek esensial yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim saat menjalani ibadah haji. Terdapat enam rukun haji, yaitu:

  1. Niyyah (Niat): Niat yang tulus dan jelas untuk menjalankan ibadah haji dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT.
  2. Tawaf: Melakukan tujuh kali putaran mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram di Makkah.

  3. Sai: Melakukan tujuh kali berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan bukit Marwah di Masjidil Haram.

  4. Wuquf di Arafah: Menghabiskan waktu dari matahari terbit hingga matahari terbenam di dataran Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

  5. Tahallul: Menggunting atau mencukur sedikit rambut kepala sebagai tanda penyelesaian ibadah haji.

  6. Tertib: Melakukan seluruh rangkaian ibadah haji secara berurutan dan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.

Penting untuk memahami bahwa menunaikan rukun haji adalah syarat mutlak dalam memenuhi kewajiban haji. Jika salah satu dari rukun ini tidak dilaksanakan, maka haji dianggap tidak sah atau tidak sempurna. Selain dari rukun, terdapat pula sunnah-sunnah dan tata cara tambahan yang dianjurkan dalam menjalani ibadah haji.

3 dari 5 halaman

Pengertian Haji Dan Dalilnya

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang memiliki kemampuan fisik, finansial, dan mental untuk melakukannya. Haji dilakukan sekali seumur hidup dan mengharuskan umat Muslim untuk melakukan serangkaian tindakan ibadah di Kota Makkah dan sekitarnya, seperti tawaf mengelilingi Ka'bah, beribadah di dataran Arafah, melaksanakan Sai antara bukit Shafa dan Marwah, serta tindakan-tindakan lainnya.

Dalil dari kewajiban haji dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan hadis. Beberapa ayat Al-Qur'an yang menyinggung tentang haji adalah:

Surah Ali 'Imran, ayat 97: "Di dalamnya (bulan Dzulhijjah) terdapat hari-hari yang nyata (pelaksanaan ibadah haji), yaitu (hari) ma'rifah. Barangsiapa yang berumrah pada bulan itu, maka tidak ada dosa baginya berumrah dan barangsiapa yang berhaji maka hendaklah ia berhaji, dan tidak ada dosa baginya melakukan qirân."

Surah Al-Baqarah, ayat 196: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terhalang, maka (laksanakanlah) korban yang mudah (semua berkaitan) dengan korban. Dan jangan mencukur kepalamu sebelum hewan kurban sampai di tempat penyembelihan (serta) jika salah seorang di antara kamu sakit atau dalam kesusahan (ia hendaklah membayar) fidyah, berupa puasa atau sedekah atau korban. Apabila kamu dalam keadaan aman maka siapa yang telah mendapat manfaat (dari umrah) kemudian (menggabungkannya dengan) haji maka hendaklah ia memberikan apa yang mudah diperoleh, (seperti) korban. Tetapi jika ia tidak mendapat (hewan kurban) maka (gantilah) dengan puasa tiga hari dalam haji dan tujuh hari apabila kamu kembali (dari Mina), (yaitu) sepuluh hari penuh. Itu (dijadikan kewajiban) bagi orang yang tidak berkeluarga. Dan takutlah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya."

Kemudian hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu 'Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Islam itu dibangun di atas lima (pokok) perkara: Kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadhan."

Ini adalah beberapa contoh dalil yang menunjukkan kewajiban haji dalam agama Islam. Umat Muslim diwajibkan untuk merujuk pada Al-Qur'an dan hadis untuk memahami dan menjalankan kewajiban haji dengan benar.

4 dari 5 halaman

Sarat Wajib Haji

Ada beberapa syarat wajib (kewajiban) untuk menjalankan ibadah haji dalam agama Islam. Berikut adalah beberapa syarat tersebut:

  1. Islam: Seseorang yang ingin menjalankan ibadah haji haruslah seorang Muslim, yaitu mengakui dan meyakini keyakinan ajaran Islam.
  2. Baligh: Calon jamaah haji haruslah telah mencapai usia baligh atau pubertas. Ini menandakan bahwa seseorang telah mencapai usia dewasa dalam hal fisik dan mental.

  3. Aqil: Calon jamaah haji haruslah berakal sehat atau memiliki kesehatan mental yang cukup untuk memahami arti dan makna dari ibadah haji.

  4. Merdeka: Seseorang yang ingin melaksanakan haji haruslah dalam keadaan merdeka atau tidak dalam perbudakan.

  5. Mampu: Calon jamaah haji harus memiliki kemampuan finansial untuk menunaikan perjalanan haji tanpa menimbulkan kesusahan bagi dirinya sendiri atau bagi keluarganya yang tinggal di rumah.

  6. Sehat: Calon jamaah haji haruslah dalam kondisi kesehatan yang memadai untuk menahan beban fisik perjalanan haji yang kadang memerlukan ketahanan fisik yang cukup tinggi.

Jika seseorang tidak memenuhi salah satu dari syarat-syarat di atas, maka haji tidak menjadi wajib baginya. Namun, jika seseorang memiliki kemampuan dan memenuhi semua syarat di atas, maka haji menjadi kewajiban baginya dan ia diharapkan untuk menunaikannya segera jika memungkinkan.

5 dari 5 halaman

Keutamaan Haji

Ibadah haji memiliki banyak keutamaan dan manfaat spiritual dalam agama Islam. Berikut adalah beberapa keutamaan haji:

  1. Pengampunan Dosa: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunaikan haji karena Allah dan tidak berbicara dengan perkataan yang buruk dan tidak melakukan perbuatan yang fasik, maka kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Haji yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesungguhan dapat membawa pengampunan dosa-dosa masa lalu.
  2. Tingkatkan Taqwa: Ibadah haji melibatkan pengorbanan waktu, tenaga, dan harta. Melalui perjalanan yang penuh ibadah ini, seorang Muslim dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan.

  3. Peningkatan Kesabaran: Perjalanan haji bisa menjadi ujian kesabaran karena melibatkan kerumitan logistik dan fisik. Melalui kesabaran dalam menghadapi tantangan, seorang Muslim bisa mendapatkan keutamaan.

  4. Mendekatkan Diri kepada Allah: Ibadah haji adalah bentuk ketaatan tertinggi kepada Allah SWT. Melalui pelaksanaan semua ritual haji dengan tulus dan khidmat, seorang Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah.

Namun, perlu diingat bahwa keutamaan haji akan dirasakan sepenuhnya jika ibadah ini dilaksanakan dengan niat yang tulus, ikhlas, dan diiringi dengan perubahan positif dalam perilaku dan akhlak sehari-hari.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat