, Jakarta Gagal ginjal akut yang menjadi penyebab meninggalnya anak-anak di Indonesia dikaitkan dengan konsumsi obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Obat-obat yang terbukti memiliki kandungan EG dan DEG di atas ambang batas merupakan obat yang telah lama diedarkan di masyarakat. Sehingga, dugaan timbulnya kasus ini mengarah pada masalah pemantauan obat atau farmakovigilans.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), farmakovigilans adalah terminologi yang didefinisikan sebagai suatu keilmuan dan aktivitas deteksi, assessment, pencegahan, pemahaman terkait efek samping obat, dan permasalahan lain dalam penggunaan suatu obat. Dulu program ini dikenal dengan istilah monitoring efek samping obat atau MESO.
Advertisement
Mengingat obat sirup yang dikaitkan dengan gagal ginjal akut adalah obat lama, maka obat-obatan tersebut bukan termasuk obat inovatif atau obat temuan baru.
Terkait hal ini, Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), Inge Kusuma mengatakan bahwa persetujuan uji klinik obat inovatif dengan farmakovigilans adalah dua hal yang berbeda.
Ketika ada obat yang sudah didistribusikan kepada masyarakat, maka obat itu dipastikan aman karena telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan badan regulasi lainnya.
“Semua aman harusnya, obat yang lama atau obat baru itu aman. Apa semua obat ada efek samping? Ya, selama itu bisa di-manage, itu enggak apa-apa, termasuk parasetamol,” kata Inge dalam diskusi panel di Jakarta, Kamis (9/2/2023).
“Jadi harusnya obat manapun yang sudah dipasarkan, sudah sampai ke pasien itu dianggap aman dengan efek samping yang bisa ditoleransi.”
Setelah aturan penyetopan penjualan dan konsumsi obat sirup dikeluarkan, kasus gagal ginjal akut turun signifikan. Total penambahan kasus hanya ada 3 anak, sisanya adalah kasus lama yang baru saja masuk dalam catatan Kemenkes RI per Rabu, 26 Oktober ...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
PR Besar
![uji klinis](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/nrUOqMiEFnDQUm3So0wucz1TEE0=/0x0:1024x640/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/4318846/original/004060400_1675931158-6e8d5d4b-c897-4c98-92ce-b1fd90d46019.jpg)
Hanya saja, lanjut Inge, ada PR besar setelah obat didistribusikan yakni pemantauan atau farmakovigilans.
“Farmakovigilans merupakan PR besar di Indonesia karena ini kurang dilakukan.”
Dari perspektif industri, perusahaan-perusahaan obat wajib melakukan farmakovigilans.
Jika suatu obat menimbulkan efek samping, maka dalam 24 jam efek itu harus dilaporkan. Gunanya yakni untuk mengetahui apakah efek samping tersebut disebabkan obat yang diminum atau bukan, bisa saja karena alergi makanan.
“Jadi di perusahaan-perusahaan internasional, farmakovigilans itu wajib. Semua orang dilatih, setiap tahun disertifikasi, termasuk resepsionis, bukan hanya orang yang berinteraksi dengan dokter dan tenaga kesehatan,” jelas Inge.
Advertisement
Belum Dilakukan di Indonesia
Farmakovigilans hingga pelatihan dan sertifikasi tahunan ini belum dilakukan di Indonesia.
“Sehingga banyak kasus, ketahuannya begitu banyak. Farmakovigilans harus ditingkatkan,” ujar Inge.
Dalam diskusi panel tersebut, dibahas pula soal rendahnya angka obat inovatif yang ada di Indonesia. Dalam kajian Pharmaceutical Research and Manufacturers of America (PhRMA) disebutkan hanya ada sekitar 9 persen obat inovatif yang beredar di Tanah Air.
Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat terendah, di bawah Afrika Selatan jika dibandingkan dengan negara G20. Sedangkan, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, peringkat Indonesia sama dengan Vietnam. Indonesia tertinggal oleh Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Terkait hal ini, Asosiasi Untuk Studi Obat Indonesia (IASMED) menyatakan perlunya penguatan regulasi untuk memastikan Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam ketersediaan obat yang berpotensi menyelamatkan pasien.
Penyebab Kurangnya Obat Inovatif
Salah satu penyebab kurangnya obat-obatan inovatif tersebut adalah karena kurang atau tidak adanya uji klinis skala global di Indonesia.
Di sisi lain, berdasarkan kertas kebijakan yang diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada 2018, kurangnya uji klinis tersebut berdampak pada terhambatnya pertumbuhan industri farmasi nasional.
Padahal, industri farmasi termasuk yang terlibat dalam pembuatan vaksin, berpotensi untuk mencapai nilai sampai dengan USD 125.49 milyar pada 2028 berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Firma Konsultan Manajemen, Arthur D. Little.
Perwakilan IASMED sekaligus akademisi Monash University Indonesia dr. Grace Wangge Ph.D. menyatakan bahwa perlunya penguatan terutama terkait regulasi Menteri Kesehatan No. 85 tahun 2020.
“Peraturan ini mengandung beberapa aspek yang menurut kami dapat disempurnakan agar proses tata kelola perizinan uji klinis lebih baik dan akuntabilitasnya terjaga,” kata Grace dalam acara yang sama.
![Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19. (/Trieyasni)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/5OXs5oCFSdZDP6NQxgtTmmwl2Iw=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3205862/original/002455900_1597151880-Infografis_menanti_hasil_uji_calon_vaksin_covid-19.jpg)
Terkini Lainnya
PR Besar
Belum Dilakukan di Indonesia
Penyebab Kurangnya Obat Inovatif
Gagal Ginjal Akut
EG dan DEG
obat
Euro 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
Tugas Pantarlih Pilkada 2024, Pahami Tanggung Jawab dan Besaran Gajinya
Alasan DPD PSI Jakbar Usulkan Deddy Corbuzier Maju Pilkada Jakarta: Otot Politiknya Kuat
TOPIK POPULER
Populer
Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Ling Tien Kung Terapi Olah Tubuh dengan Gerakan Sederhana Dukung Masyarakat Indonesia Bugar
Dalai Lama Ungkap Kondisi Kesehatan di Usia 89: Dalam Masa Pemulihan dari Operasi Lutut
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
Viral! Brian Clash of Champions Bikin Netizen Terenyuh dengan Pesan Menyentuh, Begini Isinya
Efek Polusi terhadap Kerusakan Rambut Nggak Bisa Disepelekan, Begini Faktanya
BMKG Prediksi Hujan Guyur Kota-Kota Besar Hari Ini, Pakar Bagikan Kiat Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Wajah Mulus Bebas Jerawat Hanya dengan 1 Cara, Simak Tipsnya di Sini
Manfaat Tidur untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Suasana Hati
4 Pasangan Zodiak yang Paling Berpotensi dari Sahabat Jadi Cinta, Kamu Salah Satunya?
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Pegi Setiawan Bebas, Polri: Jadi Evaluasi Bersama
Ini Respons KY soal Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Kasus Pegi Setiawan Disebut Salah Tangkap Usai Menang Praperadilan, Ini Kata Mabes Polri
Berita Terkini
Stadion Sepak Bola Gaza Kini Jadi Tempat Penampungan Warga Palestina
Jumlah Penumpang KAI Daop 8 Meningkat 12,9 Persen pada Semester I 2024, Capai 2.896.332 Pelanggan
Donor Darah Bisa Jadi Gaya Hidup Sehat, Tapi Perhatikan Dulu 4 Hal Ini
Bamsoet: Silaturahmi Kebangsaan MPR Tinggal Menunggu Megawati dan Prabowo
BTN Batal Akuisisi Bank Muamalat
Manchester United Rekrut Striker Baru, Bayern Munchen Dapat Durian Runtuh
Harga HP bakal Naik Gara-Gara Rupiah Anjlok, Analis Imbau Vendor Smartphone Lakukan Hal Ini
Cek Fakta: Hoaks Artikel Liputan6.com Berjudul Menteri AS Komentari Kominfo Imbas PDNS Diserang Hacker
Kemendagri Minta Kepala Daerah Perkuat Sinergi untuk Kendalikan Inflasi dan Harga Pangan
10 Anggota Polres Klungkung Diduga Aniaya Warga hingga Cacat Permanen di Telinga Kiri
5 Surat Buat Kakak OSIS MPLS Perempuan yang Menarik, Bentuk Ucapan Terima Kasih
6 Potret Tedak Siten Azura Anak Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Dihadiri Keluarga Besar
Justin Bieber Dibayar Ratusan Miliar untuk Tampil di Upacara Pranikah Anant Ambani
10 Potret Nyeleneh Orang Numpang Kendaraan di Jalan Ini Aksinya Absurd Banget