Jakarta Meski luas totalnya hanya sekitar 1.100 kilometer persegi, Hongkong adalah rumah bagi 7,3 juta jiwa. Keadaan ini membuat kota pusat keuangan di Asia ini menjadi tempat hidup yang paling padat dan mahal di dunia.
Baca Juga
Malah sudah lima tahun belakangan ini Hongkong terus menyandang predikat sebagai "kota paling tidak terjangkau sedunia."
Advertisement
Menurut riset sebuah institut di Amerika, Demographia, seseorang dengan pendapatan bulanan rata-rata butuh waktu 19 tahun untuk mengumpulkan gajinya secara utuh supaya bisa membeli tempat tinggal. Itu berarti belum dipotong pajak maupun pengeluaran rutin lainnya.
Bukan hal yang aneh jika menemukan beberapa keluarga hidup berjejalan dalam satu flat sempit yang dibagi lagi menjadi beberapa bagian.
Hunian yang dikenal dengan nama “bilik peti mati” ini berupa ruang dengan dinding sekat kayu berukuran tidak lebih dari tempat tidur untuk dua orang.
Kondisi ini sangat kontras bila dibandingkan dengan citra Hongkong sebagai kota metropolitan yang makmur seperti yang sering muncul di berita internasional.
Keterbatasan tempat ini tidak hanya berimbas kepada manusia yang masih hidup, tetapi juga yang sudah mati.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bayar mahal atau tunggu empat tahun
Hongkong kini juga menghadapi masalah kekurangan ceruk kolumbarium, yaitu tempat untuk menyimpan guci penyimpanan abu jenazah.
Diprediksikan akan ada sekitar 1,1 kali kremasi dalam 20 tahun mendatang. Sementara pemerintah hanya mampu menyediakan 800.000 thingga 900.000 tempat penyimpanan guci baru. Namun ini juga tergantung apakah masyarakat nantinya akan setuju dengan lokasi yang dipilih sebagai tempat kolumbaria.
Ceruk kolumbarium untuk umum dikenakan biaya $330 (sekitar Rp 4,7 juta) per unitnya. Namun dengan angka kematian yang mencapai 43.000 orang per tahun selama sepuluh tahun terakhir, dan hanya tersedia 500 tempat per tahun, para keluarga yang ditinggalkan harus menunggu setidaknya empat tahun untuk mendapatkan satu ceruk.
Banyak yang tidak punya pilihan lain selain beralih kepada kolumbarium yang dikelola swasta. Namun kurangnya suplai telah membuat harga kian meningkat.
Harga untuk satu unit kolumbrium pribadi saat ini yaitu sekitar $10,000 (Rp 144 juta). Harga juga tergantung dari lokasi dan perhitungan feng shui (ramalan Cina). Di kolumbaria yang paling mahal, satu unit ceruk bisa dibanderol Rp 2,2 miliar.
Advertisement
Peraturan perijinan baru
Hingga akhir 2016 terdapat 133 pengelola kolumbaria swasta yang menyediakan 365.000 ceruk. Kebanyakan terletak di dekat pemukiman penduduk dan menimbulkan keresahan terhadap orang-orang yang tinggal di dekatnya.
“Jasa pelayanan pemakaman dan kematian dianggap tabu dalam budaya Cina. Banyak penduduk merasa tidak nyaman tinggal di dekat kolumbaria,” juru bicara Aliansi untuk Kepedulian atas Kebijakan Kolumbarium, Pius Yum Kwok-Tung, mengatakan kepada DW.
Untuk menghindari hal ini, pemerintah membuat peraturan baru yang mesti dipatuhi oleh para pengelola kolumbaria. Diantara peraturan tersebut misalnya tidak membuat kolumbaria di lantai dasar bangunan hunian.
Peraturan ini akan berdampak kepada para operator pengelola kolumbaria yang ada sekarang karena banyak yang terletak di wilayah padat seperti di Hung Hum. Jika operator ini tidak diberikan ijin baru, maka ribuan ceruk akan harus direlokasi dan memaksa lebih banyak lagi orang untuk mencari tempat penyimpanan abu jenazah.
Hal ini membuat banyak orang kecewa karena tidak mampu menyediakan tempat beristirahat yang tenang bagi keluarga mereka – yang adalah hal penting dalam budaya Cina.
Metode penguburan alternatif
Menyadari bahwa membuka tempat baru untuk kolumbaria bukanlah solusi yang berkelanjutan untuk populasi di Hongkong yang kian menua, pemerintah setempat mengupayakan adanya metode penguburan alternatif. Saat ini sudah ada sebanyak sebelas taman memorial yang dikelola oleh pemerintah dimana publik bisa menyebarkan abu jenazah orang-orang yang mereka cintai.
Penduduk Hongkong juga disarankan untuk menebarkan abu ke laut yang saat ini sudah dibuka tiga titik untuk melakukannya.
Namun selain penguburan seperti itu, Yum juga menyarankan agar pemerintah menyediakan banyak alternatif.
"Kami berharap pemerintah juga akan mempromosikan manik-manik permata (dimana abu sanak keluarga diubah menjadi manik-manik yang dapat disimpan dalam wadah kaca." kata dia.
Terkini Lainnya
Azerbaijan Giatkan Represi Jelang KTT Iklim COP29
Survei: Banyak Orang Muda Jerman Tinggal dengan Orang Tua
Survei: Jumlah Orang Kaya di Dunia Capai Rekor Tertinggi
Bayar mahal atau tunggu empat tahun
Peraturan perijinan baru
Metode penguburan alternatif
hongkong
mati rasa
DW
Rekomendasi
Survei: Banyak Orang Muda Jerman Tinggal dengan Orang Tua
Survei: Jumlah Orang Kaya di Dunia Capai Rekor Tertinggi
Jelang COP29 di Baku Azerbaijan, Proses Pendanaan untuk Iklim Jadi Bahasan
Banjir Jerman: Relawan Bekerja 40 Jam Tanpa Tidur
Laporan WHO: Industri Tembakau Bidik Anak-anak Lewat Vape
Jerman Janjikan Bantuan Senjata Senilai Rp8,8 Triliun buat Ukraina
Survei: Warga Jerman Ternyata Tak Risau Akan Perang
Kematian Seorang Aktivis Picu Gerakan Reformasi di Thailand
Afghanistan Butuh Bantuan Jangka Panjang Usai Dilanda Banjir Bandang
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pengamat Prediksi Demokrat Usung Calon Eksternal Ketimbang Kader di Pilgub Banten
Jelang Pilkada 2024, Diskominfo Kepulauan Babel Awasi Konten Hoaks di Ruang Digital
Dedikasi Layani Rakyat, Eman Suherman Disebut Raih Dukungan Kuat Parpol Maju Pilbup Majalengka
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Bukti Keakraban Nina Agustina dengan Warga, Main Pantun di Kampung Nelayan
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
TOPIK POPULER
Populer
Studi Ungkap Pola Makan di Usia 40-an Tentukan Kesehatan Saat Usia Lanjut
Indahnya Keberagaman, Cerita Pelatih Paduan Suara Gereja Latih Tim Pelajar NU Bernyanyi di Pembukaan MTQ
Jangan Asal Berikan Obat Manusia Seperti Paracetamol pada Anabul, Dokter Ungkap Kucing Bisa Keracunan
Akademi Olahraga dan Seni Ini Hadirkan Lebih dari 19 Program, Cara Hangout Sehat bagi Anak dan Remaja
Cara Makan Nasi Putih yang Sehat: Tips Porsi, Lauk Pendamping, dan Kreasi Menu Menarik
Pola Makan yang Melibatkan 3 Jenis Makanan Ini Disebut Bisa Perpanjang Usia Pasien Kanker
Jokowi Teken UU KIA, KemenPPPA Segera Susun Peraturan Turunannya
Sejarah Hari Ciuman Sedunia 6 Juli, Kenali Tiga Bentuk Kecupan Menurut Orang Romawi
Sambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1446 Hijriah Jatuh Tanggal Berapa Masehi?
Cara Memilih Makanan Kering untuk Kucing agar Anabul Kesayangan Tumbuh Sehat
Euro 2024
Link Live Steaming Euro 2024 Inggris vs Swiss, Sabtu 6 Juli Pukul 23.00 WIB: Ada Kejutan Lagi?
Jamal Musiala Puji Permainan Lamine Yamal, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Berita Terkini
Pengembangan Budi Daya Padi Gogo, Dispangtan Purwakarta Siapkan 200 Hektare Lahan
Gampang Banget, Begini Cara Cek Tarif Tol di Google Maps
Pengakuan Putri Anne Vakum Akting Demi Urus Anak Tanpa Bantuan Pengasuh: Pilihanku untuk Jadi Ibu
Deretan Wilayah Jakarta yang Dilanda Banjir Akibat Hujan Deras yang Terus Mengguyur
Turap Longsor Imbas Hujan Tinggi, Tol JORR di Bintaro Rekayasa Lalu Lintas
Banjir dan Longsor Terjadi di Tangsel Akibat Hujan Deras yang Terus Mengguyur
Bagaimana Sebagian Orang Koma Bangun dan yang Lain Tidak? Ini Kata Ahli
Studi Ungkap Pola Makan di Usia 40-an Tentukan Kesehatan Saat Usia Lanjut
Ini Dia Para Pemenang AIA Healthiest School
Apple Hapus 25 Aplikasi VPN di App Store Rusia
Hari Ciuman Internasional dengan Budaya Uniknya di Tiap Negara dari Prancis hingga Ghana
Link Live Steaming Euro 2024 Inggris vs Swiss, Sabtu 6 Juli Pukul 23.00 WIB: Ada Kejutan Lagi?
48 RT di Jakarta Terendam Banjir Sore Ini, Ketinggian Air Capai 75 Cm
Son Ye Jin Nikmati Hidup Jadi Emak-Emak: Anakku Makannya Lahap Saja Aku Bahagia Banget
J-Site Diluncurkan, Mengenal Platform Pengembang Situs Web Perangkat Daerah Jabar