Iran memang sedang menghadapi ancaman terorisme, potensi bencana nuklir, dan hubungan yang dingin dengan para pemimpin dunia. Namun, bahaya yang terpampang nyata berasal dari alam. Sebuah danau yang mengering drastis.
Danau Oroumieh, yang merupakan salah satu danau air asin terbesar di dunia, kini berada dalam status bahaya karena terus mengering. Kekeringan danau di wilayah Iran itu diduga terjadi karena perubahan iklim, irigasi pertanian di sekitar danau, dan pembendungan sungai.
Seperti kutip dari Dailymail, Kamis (20/2/2014), para ahli mengatakan, danau tersebut telah menyusut lebih dari 80 persen menjadi 1.000 kilometer persegi dalam 1 dekade terakhir.
Batu-batuan tertutup garam yang dulunya jauh di dasar air kini berada di tengah-tengah area danau yang mengering. Mereka khawatir jika danau yang dulu terkenal sebagai tempat wisata, dan persinggahan favorit burung saat bermigrasi dapat menghilang dalam waktu 2 tahun, jika tak ada penanganan serius.
"Danau hilang. Pekerjaan saya hilang. Anak-anak saya pergi. Wisatawan juga," tutur Mozafar Cheraghi yang dulu menjalankan sebuah kedai teh yang ramai di dekat Danau Oroumieh.
Mozafar ingat, kurang dari sepuluh tahun lalu, ia dapat menjamu lusinan wisatawan per hari. Sementara dua putranya membawa mereka berwisata perahu. Namun kini anak-anaknya telah meninggalkannya untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
Pria berusia 58 tahun itu pun menjual belasan kapalnya dan menyisakan beberapa, berharap air danau akan kembali melimpah. Kini, kapal-kapal wisatanya pun terdampar di area danau yang mengering itu.
![](https://cdn-e.production.liputan6.static6.com/legacy-medias/201402/danau-asin-insert-1-140220b.jpg)
Janji Presiden
Menyelamatkan danau yang terletak di barat laut Iran dekat perbatasan Turki ini adalah salah satu janji kampanye presiden baru Iran, Hassan Rouhani. Kabinet barunya pun segera memutuskan untuk membentuk tim dan mengundang para ahli untuk membantu menemukan solusi.
Presiden menekankan pada penanggulangan masalah lingkungan yang telah lama diabaikan. Masalah lingkungan itu disebut-sebut akibat dari kebijakan presiden Iran terdahulu, Mahmoud Ahmadinejad, yang rakus akan perluasan proyek irigasi dan pembangunan bendungan.
Seorang ahli yang ditunjuk oleh Rouhani untuk memimpin tim penyelamat danau, Isa Kalantari, mengatakan pada sebuah konferensi internasional di Oroumieh minggu ini, bahwa Rouhani akan menepati janjinya untuk menghidupkan danau kembali. Pertemuan tersebut menghadirkan para ahli dari Iran dan seluruh dunia untuk mendiskusikan pilihan terbaik guna menyelamatkan Iran dari bencana lingkungan dan ekonomi yang besar.
"Jangan salahkan alam dan kekeringan. Manusia bertanggung jawab untuk situasi ini, bukan perubahan iklim. Kita mengeringkan danau karena tuntutan yang berlebihan dan metode yang salah. Sekarang, kita harus menghidupkan kembali danau itu. Lima juta orang harus meninggalkan daerah ini jika danau itu mati," ujar Kalantari.
Kalantari dan timnya pun akan membuat sebuah rencana penyelamatan final bulan Mei mendatang. Hingga saat ini, 20 proposal sudah diajukan untuk menyelamatkan danau air asin itu, termasuk rencana penyemaian awan untuk meningkatkan curah hujan di daerah danau dan pembangunan jaringan pipa untuk membawa air lebih banyak. Para ahli juga telah mengusulkan pembentukan industri lain untuk mengurangi ketergantungan pertanian pada air.
Pemerintah Iran juga telah memulai proyek untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong petani untuk meninggalkan praktek-praktek yang boros dan mengadopsi sistem irigasi tetes yang hemat air. Akibatnya, petani terdesak untuk beralih ke tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti gandum dan pistachio.
Penduduk desa dekat Danau Oroumieh menanam anggur dan almond dan mengatakan angin asin dari danau telah mematikan beberapa pohon almond mereka.
"Satu dekade yang lalu, ini adalah area hijau. Sekarang tidak lagi karena penurunan curah hujan. Ketinggian air di danau dan sumur menurun. Jika kita menggali sumur lebih dalam, air menjadi sangat asin dan tidak cocok untuk pertanian. Panen anggur dan almond kami telah jatuh drastis," jelas penduduk desa Govarchinghaleh bernama Ali.
Efek pada tanaman telah mendorong banyak penduduk desa meninggalkan tanah kelahirannya itu. Govarchinghaleh memiliki penduduk sekitar 1.000 orang 1 dekade lalu. Kini, hanya 300 orang menempati desa yang menghadap ke danau mengering itu. Dua dari tiga sekolah yang dulu beroperasi pun kini telah ditutup karena kekurangan siswa.
Seperti peribahasa mencari kesempatan dalam kesempitan, sebuah bisnis baru yang memanfaatkan kekeringan danau dijalankan di danau itu. Tidak jauh dari Govarchinghaleh, ada truk pengangkut garam yang dikemudikan ke arah dasar danau yang kering.
Danau di bagian lain Iran sebenarnya juga menghadapi krisis serupa meski tak separah Oroumieh. Bahkan penduduk Teheran mengalami kekurangan air pada akhir pekan ini, sehingga pihak berwenang membuat rencana untuk penjatahan air di ibukota Iran itu.
Otoritas juga telah memperingatkan akan status bencana nasional, jika air tidak dikelola dengan baik.
Tidak hanya di Iran, kasus kekeringan yang sama pernah melanda danau air tawar terbesar di China. Danau Poyang yang luasnya dua kali ukuran kota London, kini sebagian besar telah kering kerontang dan berubah menjadi padang rumput. Kekeringan dan ulah manusia pun disebut-sebut menjadi penyebab kekeringan danau yang terletak di Provinsi Jiangxi itu. (Ris/Tnt/Ein)
Baca juga:
Danau Oroumieh, yang merupakan salah satu danau air asin terbesar di dunia, kini berada dalam status bahaya karena terus mengering. Kekeringan danau di wilayah Iran itu diduga terjadi karena perubahan iklim, irigasi pertanian di sekitar danau, dan pembendungan sungai.
Seperti kutip dari Dailymail, Kamis (20/2/2014), para ahli mengatakan, danau tersebut telah menyusut lebih dari 80 persen menjadi 1.000 kilometer persegi dalam 1 dekade terakhir.
Batu-batuan tertutup garam yang dulunya jauh di dasar air kini berada di tengah-tengah area danau yang mengering. Mereka khawatir jika danau yang dulu terkenal sebagai tempat wisata, dan persinggahan favorit burung saat bermigrasi dapat menghilang dalam waktu 2 tahun, jika tak ada penanganan serius.
"Danau hilang. Pekerjaan saya hilang. Anak-anak saya pergi. Wisatawan juga," tutur Mozafar Cheraghi yang dulu menjalankan sebuah kedai teh yang ramai di dekat Danau Oroumieh.
Mozafar ingat, kurang dari sepuluh tahun lalu, ia dapat menjamu lusinan wisatawan per hari. Sementara dua putranya membawa mereka berwisata perahu. Namun kini anak-anaknya telah meninggalkannya untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
Pria berusia 58 tahun itu pun menjual belasan kapalnya dan menyisakan beberapa, berharap air danau akan kembali melimpah. Kini, kapal-kapal wisatanya pun terdampar di area danau yang mengering itu.
![](https://cdn-e.production.liputan6.static6.com/legacy-medias/201402/danau-asin-insert-1-140220b.jpg)
Janji Presiden
Menyelamatkan danau yang terletak di barat laut Iran dekat perbatasan Turki ini adalah salah satu janji kampanye presiden baru Iran, Hassan Rouhani. Kabinet barunya pun segera memutuskan untuk membentuk tim dan mengundang para ahli untuk membantu menemukan solusi.
Presiden menekankan pada penanggulangan masalah lingkungan yang telah lama diabaikan. Masalah lingkungan itu disebut-sebut akibat dari kebijakan presiden Iran terdahulu, Mahmoud Ahmadinejad, yang rakus akan perluasan proyek irigasi dan pembangunan bendungan.
Seorang ahli yang ditunjuk oleh Rouhani untuk memimpin tim penyelamat danau, Isa Kalantari, mengatakan pada sebuah konferensi internasional di Oroumieh minggu ini, bahwa Rouhani akan menepati janjinya untuk menghidupkan danau kembali. Pertemuan tersebut menghadirkan para ahli dari Iran dan seluruh dunia untuk mendiskusikan pilihan terbaik guna menyelamatkan Iran dari bencana lingkungan dan ekonomi yang besar.
"Jangan salahkan alam dan kekeringan. Manusia bertanggung jawab untuk situasi ini, bukan perubahan iklim. Kita mengeringkan danau karena tuntutan yang berlebihan dan metode yang salah. Sekarang, kita harus menghidupkan kembali danau itu. Lima juta orang harus meninggalkan daerah ini jika danau itu mati," ujar Kalantari.
Kalantari dan timnya pun akan membuat sebuah rencana penyelamatan final bulan Mei mendatang. Hingga saat ini, 20 proposal sudah diajukan untuk menyelamatkan danau air asin itu, termasuk rencana penyemaian awan untuk meningkatkan curah hujan di daerah danau dan pembangunan jaringan pipa untuk membawa air lebih banyak. Para ahli juga telah mengusulkan pembentukan industri lain untuk mengurangi ketergantungan pertanian pada air.
Pemerintah Iran juga telah memulai proyek untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong petani untuk meninggalkan praktek-praktek yang boros dan mengadopsi sistem irigasi tetes yang hemat air. Akibatnya, petani terdesak untuk beralih ke tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti gandum dan pistachio.
Penduduk desa dekat Danau Oroumieh menanam anggur dan almond dan mengatakan angin asin dari danau telah mematikan beberapa pohon almond mereka.
"Satu dekade yang lalu, ini adalah area hijau. Sekarang tidak lagi karena penurunan curah hujan. Ketinggian air di danau dan sumur menurun. Jika kita menggali sumur lebih dalam, air menjadi sangat asin dan tidak cocok untuk pertanian. Panen anggur dan almond kami telah jatuh drastis," jelas penduduk desa Govarchinghaleh bernama Ali.
Efek pada tanaman telah mendorong banyak penduduk desa meninggalkan tanah kelahirannya itu. Govarchinghaleh memiliki penduduk sekitar 1.000 orang 1 dekade lalu. Kini, hanya 300 orang menempati desa yang menghadap ke danau mengering itu. Dua dari tiga sekolah yang dulu beroperasi pun kini telah ditutup karena kekurangan siswa.
Seperti peribahasa mencari kesempatan dalam kesempitan, sebuah bisnis baru yang memanfaatkan kekeringan danau dijalankan di danau itu. Tidak jauh dari Govarchinghaleh, ada truk pengangkut garam yang dikemudikan ke arah dasar danau yang kering.
Danau di bagian lain Iran sebenarnya juga menghadapi krisis serupa meski tak separah Oroumieh. Bahkan penduduk Teheran mengalami kekurangan air pada akhir pekan ini, sehingga pihak berwenang membuat rencana untuk penjatahan air di ibukota Iran itu.
Otoritas juga telah memperingatkan akan status bencana nasional, jika air tidak dikelola dengan baik.
Tidak hanya di Iran, kasus kekeringan yang sama pernah melanda danau air tawar terbesar di China. Danau Poyang yang luasnya dua kali ukuran kota London, kini sebagian besar telah kering kerontang dan berubah menjadi padang rumput. Kekeringan dan ulah manusia pun disebut-sebut menjadi penyebab kekeringan danau yang terletak di Provinsi Jiangxi itu. (Ris/Tnt/Ein)
Baca juga:
Menakjubkan! Cahaya Kebiruan Berpendar di Pantai Maladewa
Misteri `Lingkaran Peri` di Laut Baltik Terkuak, Pendaratan UFO?
Danau Poyang Kering, Akhir Misteri `Segitiga Bermuda` China?
Advertisement
Ada Bangkai Kapal di Danau Misterius 'Segitiga Bermuda' China
Misteri `Emas Putih` Bahan Bom Perang Dunia I di Gurun Atacama
Terkini Lainnya
Iran
Danau Oroumieh
Sains
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pengamat Prediksi Demokrat Usung Calon Eksternal Ketimbang Kader di Pilgub Banten
Jelang Pilkada 2024, Diskominfo Kepulauan Babel Awasi Konten Hoaks di Ruang Digital
Dedikasi Layani Rakyat, Eman Suherman Disebut Raih Dukungan Kuat Parpol Maju Pilbup Majalengka
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Bukti Keakraban Nina Agustina dengan Warga, Main Pantun di Kampung Nelayan
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
6 Juli 2013: Militan Boko Haram Serang Sekolah Asrama di Nigeria, 30 Orang Termasuk Guru Tewas
Populer
Presiden Kenya Minta Maaf atas Sikap Arogan Para Pejabat, Janji Akan Ambil Tindakan Melawan Kebrutalan Polisi
Menikmati Keindahan dan Kedamaian di Trinity St. Sergius Lavra, Biara Kristen Ortodoks Utama Rusia
Mengenal Galaksi Satelit, Kunci Menuju Materi Gelap
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
Bagaimana Sebagian Orang Koma Bangun dan yang Lain Tidak? Ini Kata Ahli
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Delegasi Biro Komite Palestina PBB ke Indonesia, Bahas Upaya Tingkatkan Dukungan untuk Negaranya
Bendungan Jebol di China Picu Banjir, 6.000 Warga Mengungsi
Euro 2024
Link Live Steaming Euro 2024 Inggris vs Swiss, Sabtu 6 Juli Pukul 23.00 WIB: Ada Kejutan Lagi?
Jamal Musiala Puji Permainan Lamine Yamal, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Berita Terkini
Pengembangan Budi Daya Padi Gogo, Dispangtan Purwakarta Siapkan 200 Hektare Lahan
Gampang Banget, Begini Cara Cek Tarif Tol di Google Maps
Pengakuan Putri Anne Vakum Akting Demi Urus Anak Tanpa Bantuan Pengasuh: Pilihanku untuk Jadi Ibu
Deretan Wilayah Jakarta yang Dilanda Banjir Akibat Hujan Deras yang Terus Mengguyur
Turap Longsor Imbas Hujan Tinggi, Tol JORR di Bintaro Rekayasa Lalu Lintas
Banjir dan Longsor Terjadi di Tangsel Akibat Hujan Deras yang Terus Mengguyur
Bagaimana Sebagian Orang Koma Bangun dan yang Lain Tidak? Ini Kata Ahli
Studi Ungkap Pola Makan di Usia 40-an Tentukan Kesehatan Saat Usia Lanjut
Ini Dia Para Pemenang AIA Healthiest School
Apple Hapus 25 Aplikasi VPN di App Store Rusia
Hari Ciuman Internasional dengan Budaya Uniknya di Tiap Negara dari Prancis hingga Ghana
Link Live Steaming Euro 2024 Inggris vs Swiss, Sabtu 6 Juli Pukul 23.00 WIB: Ada Kejutan Lagi?
48 RT di Jakarta Terendam Banjir Sore Ini, Ketinggian Air Capai 75 Cm
Son Ye Jin Nikmati Hidup Jadi Emak-Emak: Anakku Makannya Lahap Saja Aku Bahagia Banget
J-Site Diluncurkan, Mengenal Platform Pengembang Situs Web Perangkat Daerah Jabar