, Jenewa - Perang Israel vs Hamas di Gaza telah memicu ketegangan antara negeri pimpinan PM Benjamin Netanyahu dan Lebanon. Serangan demi serangan terpantau terjadi dan memakan korban jiwa.
Laporan VOA Indonesia yang dikutip Minggu (23/6/2024) menyebut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (21/6) sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah Lebanon. Ia memastikan pasukan penjaga perdamaian PBB berupaya untuk menenangkan situasi dan mencegah kesalahan perhitungan.
Baca Juga
VIDEO: Netanyahu Tuding Hamas Satu-satunya Penghambat Pembebasan Sandera Tersisa di Gaza
Relawan Dokter Ungkap Pengalaman Bertugas di Jalur Gaza, Tangani Luka Tembak dan Ledakan Jadi Pekerjaan Sehari-hari
AS Pasok 14.000 Lebih Bom Seberat 970 Kg ke Israel Sejak 7 Oktober 2023
"Satu tindakan gegabah – satu kesalahan perhitungan – dapat memicu bencana yang melampaui batas negara, dan sejujurnya, di luar imajinasi," kata Guterres kepada wartawan.
Advertisement
"Mari kita perjelas: Masyarakat di kawasan ini dan masyarakat dunia tidak mampu membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain," ujar Guterres.
Hizbullah yang didukung Iran menembakkan roket ke Israel sebagai solidaritas dengan sekutunya di Palestina, Hamas, sejak perang Gaza meletus pada Oktober. Serangan tersebut memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di Israel, di mana tekanan politik meningkat untuk melakukan tindakan yang lebih keras.
Sementara itu, puluhan ribu warga Lebanon juga meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel di Lebanon selatan.
Misi Iran untuk PBB mengatakan pada Jumat (21/6) bahwa Hizbullah memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan Lebanon melawan Israel. Ia memperingatkan bahwa "mungkin waktunya untuk penghancuran diri rezim tidak sah ini telah tiba."
"Setiap keputusan yang tidak hati-hati oleh rezim pendudukan Israel untuk menyelamatkan diri dapat menjerumuskan kawasan ini ke dalam perang baru," misi Iran di PBB memposting di X.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Upaya Penjaga Perdamaian Redakan Ketegangan
![Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Gutteres yang disebut-sebut sebagai calon tunggal pengganti Sekjen PBB Ban Ki-Moon. (Portugal-India.com)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/C1VOjqDh1NOW8vHpee6xfsOhpSM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1370575/original/066959000_1476169453-20161011-Portugal.jpg)
Adapun pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL, serta pengamat teknis tak bersenjata yang dikenal sebagai UNTSO, telah lama ditempatkan di Lebanon selatan. Mereka bertugas memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru.
"Pasukan penjaga perdamaian PBB berada di lapangan berupaya meredakan ketegangan dan membantu mencegah kesalahan perhitungan,” kata Guterres.
"Dunia harus menyatakan dengan lantang dan jelas: deeskalasi dalam waktu dekat tidak hanya mungkin dilakukan – tetapi hal ini penting," katanya. "Tidak ada solusi militer."
Advertisement
Peringatan Terbaru Hizbullah ke Israel: Kami Punya Senjata Baru
![Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah (AP Photo)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/LTHof6QyX5aquvEuR5XhQv0zNNc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3607192/original/018410600_1634637081-1000.jpeg)
Hizbullah memiliki senjata dan kemampuan intelijen baru yang dapat membantunya menargetkan posisi yang lebih penting di wilayah Israel jika terjadi perang habis-habisan. Demikian peringatan pemimpin kelompok militan tersebut pada hari Rabu (19/6/2024).
Pernyataan Hassan Nasrallah muncul ketika konflik lintas batas yang berlangsung selama berbulan-bulan antara Hizbullah dan Israel mencapai titik didih dan sehari setelah utusan Amerika Serikat (AS) bertemu dengan para pejabat Lebanon dalam upaya terbarunya untuk meredakan ketegangan.
"Kami sekarang memiliki senjata baru. Tapi saya tidak akan menguaknya," kata dia dalam pidato yang disiarkan televisi untuk mengenang seorang komandan penting Hizbullah yang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan pekan lalu, seperti dilansir AP, Kamis (20/6).
"Ketika keputusan sudah diambil, mereka (senjata baru) akan diperlihatkan di garis depan."
Hizbullah telah menggunakan drone peledak buatan lokal untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang Israel Vs Hamas di Jalur Gaza pada Oktober 2023, serta rudal permukaan ke udara untuk mengusir jet Israel.
Nasrallah mengatakan pada tahun 2021 bahwa Hizbullah memiliki 100.000 pejuang, namun sekarang dia mengklaim jumlahnya jauh lebih tinggi, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Dia juga mengatakan dia telah menolak tawaran dari negara-negara sekutu dan milisi di wilayah tersebut yang dapat menambah puluhan ribu anggota milisinya.
Sebuah video berdurasi hampir 10 menit yang diduga direkam oleh drone pengintai Hizbullah dan dirilis pada hari Selasa menunjukkan bagian dari Haifa – sebuah kota yang jauh dari perbatasan Israel-Lebanon. Dalam pidatonya pada hari Rabu, Nasrallah mengatakan Hizbullah memiliki lebih banyak rekaman – sebuah ancaman nyata bahwa mereka dapat menjangkau lokasi-lokasi jauh di Israel.
Panglima militer Israel Letjen Herzi Halevi, yang mengunjungi tentara pertahanan udara Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon pada hari Rabu, mengatakan Israel menyadari kemampuan Hizbullah yang ditunjukkan dalam video tersebut dan memiliki solusi untuk ancaman ini.
"Kami tentu saja memiliki kemampuan yang jauh lebih besar," ujarnya. "Kami akan menghadapi mereka pada waktu yang tepat."
Siprus Menolak Dilibatkan Perang Israel Vs Hizbullah
![Konflik Israel - Lebanon](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/XNUod0L4fbxmU3CGHuO7TmPe1Bg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4706983/original/019520300_1704438467-20240105-Konflik-Israel-Lebanon-AP-2.jpg)
Hizbullah, sekutu kelompok militan Hamas, telah melakukan serangan terhadap Israel hampir setiap hari sejak perang di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober, dengan tujuan menarik pasukan Israel menjauh dari Jalur Gaza.
Serangan Hizbullah meningkat setelah Israel memperluas serangannya ke Kota Rafah di Gaza Selatan pada bulan Mei dan meningkat lebih jauh pada bulan Juni setelah serangan Israel menewaskan komandan tinggi Hizbullah Taleb Sami Abdullah, militan paling senior yang tewas sejauh ini dalam perang Israel Vs Hamas.
Tentara Israel mengatakan mereka telah menyetujui dan memvalidasi rencana serangan di Lebanon, meskipun keputusan untuk benar-benar melancarkan operasi semacam itu harus datang dari kepemimpinan politik negara itu.
Peringatan dari kedua belah pihak menyusul kunjungan penasihat senior Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, yang bertemu dengan para pejabat di Lebanon dan Israel dalam upaya terbarunya untuk meredakan ketegangan. Hochstein mengatakan kepada wartawan di Beirut pada hari Selasa bahwa ini adalah "situasi yang sangat serius" dan solusi diplomatik untuk mencegah perang yang lebih besar sangatlah mendesak.
Nasrallah sendiri sudah menekankan bahwa perang yang lebih luas dengan Lebanon akan memiliki implikasi regional dan Hizbullah akan menyerang negara lain di kawasan yang membantu Israel dalam upaya perang tersebut, termasuk Siprus, yang menjadi tuan rumah bagi pasukan Israel untuk melakukan latihan.
Sebagai tanggapan, Presiden Siprus Nikos Christodoulides mengatakan negara kepulauannya sama sekali tidak terlibat dalam operasi militer apa pun di wilayah tersebut.
"Siprus adalah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah," tutur Christodoulides, seraya menunjuk pada koridor maritim Siprus-Gaza yang digunakan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah Palestina.
Israel memandang Hizbullah sebagai ancaman paling langsung. Keduanya terlibat perang selama 34 hari pada tahun 2006, yang berakhir dengan jalan buntu. Kemampuan militer Hizbullah telah berkembang secara signifikan sejak saat itu dan Amerika Serikat serta Israel memperkirakan kelompok tersebut, bersama dengan faksi militan Lebanon lainnya, memiliki sekitar 150.000 rudal dan roket.
![Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (/Abdillah)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/pnYxxRDQtQrTaOiZwlRJoQLGhQU=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4719676/original/033691000_1705562246-Infografis_SQ_Perang_Israel-Hamas_Lewati_100_Hari.jpg)
Terkini Lainnya
VIDEO: Netanyahu Tuding Hamas Satu-satunya Penghambat Pembebasan Sandera Tersisa di Gaza
Relawan Dokter Ungkap Pengalaman Bertugas di Jalur Gaza, Tangani Luka Tembak dan Ledakan Jadi Pekerjaan Sehari-hari
AS Pasok 14.000 Lebih Bom Seberat 970 Kg ke Israel Sejak 7 Oktober 2023
Upaya Penjaga Perdamaian Redakan Ketegangan
Peringatan Terbaru Hizbullah ke Israel: Kami Punya Senjata Baru
Siprus Menolak Dilibatkan Perang Israel Vs Hizbullah
Gaza
Lebanon
PBB
VOA Indonesia
Hizbullah
Hamas
Palestina
Jalur Gaza
Israel
perang Israel vs Hamas
Rekomendasi
Relawan Dokter Ungkap Pengalaman Bertugas di Jalur Gaza, Tangani Luka Tembak dan Ledakan Jadi Pekerjaan Sehari-hari
AS Pasok 14.000 Lebih Bom Seberat 970 Kg ke Israel Sejak 7 Oktober 2023
INH Bakal Bangun Kampung Indonesia di Jalur Gaza Palestina, Begini Konsepnya
Israel Izinkan 68 Orang di Gaza Ikut Evakuasi Medis Pertama Sejak Mei, Termasuk 19 Anak
Seluk-beluk Berlian Berdarah dari Israel, Bisnis Ekspor yang Keuntungannya Diduga Mendanai Genosida di Palestina
Ribuan Orang Demo di Depan Rumah PM Benjamin Netanyahu, Desak Kesepakatan Pertukaran Sandera Israel-Tahanan Palestina dengan Hamas
Jerman Tuntut Warga Negara Baru dari Naturalisasi Akui Israel Tapi Punya Diaspora Palestina Terbesar di Eropa, Pelik!
35 Roket Hizbullah Serang Pangkalan Militer Israel, Balas Kematian 4 Anggotanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
1 Juli 2023: Bus Pariwisata Hangus Terbakar Usai Tabrak Pembatas Jalan di Maharashtra India, 25 Orang Tewas
Populer
Cerita Penyandang Disabilitas dan Lansia di Desa Besmarak NTT Bertahan Hidup dari Efek Perubahan Iklim
1 Juli 2023: Bus Pariwisata Hangus Terbakar Usai Tabrak Pembatas Jalan di Maharashtra India, 25 Orang Tewas
Korea Utara Sebut Hubungan AS, Jepang, dan Korea Selatan bak NATO Versi Asia
4 Museum di Ibu Kota Rusia Ini Wajib Dikunjungi
Dikira Alkohol, 4 Nelayan di Sri Lanka Tewas Usai Minum Air dari Botol yang Ditemukan di Laut
Ketegangan Israel-Hizbullah Meningkat, Arab Saudi Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Sesegera Mungkin
Zelenskyy Kembali Minta Dikirimkan Bantuan Pertahanan Udara
Menlu Israel ke Iran: Yang Mengancam Kehancuran Layak Dihancurkan
Kata 'Tolong' Sudah Jarang Terdengar dalam Permintaan Orang Amerika Serikat, Kesopanan Menurun?
Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Banyak KRL Sudah Uzur, KAI Minta Suntikan Negara Rp 2 Triliun
6 Potret Ekspektasi Vs Realita Liburan di Pantai, Gagal Menikmati Keindahan
Potret Harmonis Keluarga Attar Syach dan Duta Sheila On 7, Saudara Ipar Kompak
Jerman Pindahkan Dana USD 150 Juta ke Aset Kripto
DPR Segera Panggil Menag Yaqut Terkait Carut-Marut Pelaksanaan Haji 2024
Kisah Bahagia Lima Bersaudara Asal Tuban Berangkat Haji Bersama, Didaftarkan Orangtua Sejak 2011
Jokowi: Polri Harus Adaptif dan Tidak Tebang Pilih dalam Penegakan Hukum
Wisatawan Tenggelam di Pantai Rio by The Beach, Kadis Pariwisata Lampung Selatan: Pengelola Pantai Lalai
Mengenal Aksi Red Hat Hacker: Ungkap Motivasi Peretas Topi Merah
6 Hoaks Terkini, Simak Biar Tak Terpengaruh
PDN Diserang Hacker, Anak Buah Bahlil Pastikan Layanan Izin Tetap Aman
Profil Singkat Atlet Bulu Tangkis China Zhang Zhi Jie yang Meninggal Dunia di Jogja
Fuji Akhirnya Bersuara Setelah Dijuluki Aura Maghrib, Marah saat Keponakannya Ikut Diseret
11 Alternatif Olahan Daging yang Tidak Membosankan, Kekinian dan Mudah Dibuat