, Moroni - Sebuah pesawat Ethiopian Airlines Boeing 767 yang membawa 175 orang dibajak di Afrika Timur pada Sabtu, 23 November 1996. Tragis, pesawat itu kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut lepas pantai di Kepulauan Comoro.
Mengutip The New York Times, Selasa (22/11/2022), sekitar 54 orang selamat dari kecelakaan pesawat itu, kata Ahmed Chanfi, wakil manajer di bandara internasional Moroni.
Ethiopian Airlines menyebutkan korban tewas sebanyak 58 orang, dengan sedikitnya 16 orang terluka.
Advertisement
Menurut laporan, pesawat itu juga membawa penumpang dari luar negeri, termasuk warga negara AS, Israel, Inggris, dan Italia.
Pesawat jatuh sekitar pukul 15.20 waktu setempat di dekat Galawa Beach Hotel, 25 mil (40 km) sebelah utara ibu kota, Moroni, di pulau utama Grande Comore.
Lokasi itu cukup sulit dijangkau. Proses evakuasi dari tim penyelamat terhalang oleh laut yang ganas dan risiko hiu.
Seorang penyelam militer yang dapat masuk ke badan pesawat pada sore hari memperkirakan 60 sampai 80 penumpang masih terikat di kursi mereka dan tenggelam, menurut manajer hotel, Bruce Thomson. Ia mengatakan, polisi dan pencari militer mengambil 50 mayat dari air setelah itu.
Menurut Ethiopian News Agency, 11 pembajak menyita Penerbangan 961 tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Sementara menurut keterangan media Reuters yang mengutip pilot pesawat, menyebutkan ada tiga pembajak.
Laporan BBC menyebutkan, seorang pejabat Ethiopian Airlines yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa para pembajak adalah penumpang transit yang melakukan perjalanan dari Bombay, India.
Para pembajak menuntut agar pilot membawa mereka ke Australia dan mengabaikan perkataan pilot bahwa bahan bakarnya tidak cukup. Motif pembajakan pesawat itu tidak jelas.
Sebuah pesawat penumpang milik maskapai LATAM yang tengah lepas landas menabrak mobil pemadam kebakaran di Bandara Internasional Jorge Chavez, Jumat (18/11/2022) lalu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tuntutan Pembajak yang Panik
![Pesawat Jatuh di Tanzania, Setidaknya 19 Penumpang Tewas](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/SNLpPjxr0qjreyDbW8xXSCoM2ns=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4216652/original/068456300_1667778024-000_32MX7KV.jpg)
Pesawat itu sampai ke Moroni dan mencoba melakukan pendaratan darurat.
"Terdengar suara keras saat mengenai air," kata seorang resepsionis hotel, Natalie Bier. ''Saksi mengatakan bahwa pesawat itu terbang sangat rendah di atas air dan satu sayap menyentuh air, kemudian jatuh. Langsung setelah itu, kami mengeluarkan perahu, dan mencoba untuk menyelamatkan mereka.''
Bier mengatakan sebagian besar korban yang mereka temukan terluka parah. ''Kami juga menemukan banyak orang yang tidak selamat, yang meninggal di perahu atau di pantai,'' tambahnya.
Thomson mengatakan orang yang selamat telah mengatakan kepadanya bahwa dua pembajak dengan bom berada di pesawat dan yang ketiga tampaknya ditahan.
Bahan peledak tidak pernah diledakkan, kata para penumpang, dan pesawat kehabisan bahan bakar saat pilot bernegosiasi dengan para pembajak.
Pesawat itu menuju Abidjan di Pantai Gading, setelah berhenti di Nairobi, Kenya; Brazzaville, Kongo; dan Lagos, Nigeria dengan membawa 163 penumpang dan 12 awak, kata Ethiopian Airlines.
Pengawas lalu lintas udara Addis Ababa mengatakan bahwa mereka telah memantau tuntutan para pembajak yang panik tetapi tidak jelas selama 25 menit.
Para penyintas melaporkan, para pembajak berbicara bahasa Amharik, bahasa Etiopia, dan beberapa bahasa Prancis dan Inggris. Berbagai laporan mengatakan salah satu pembajak termasuk di antara yang selamat.
"Presiden Negasso Gidada mengungkapkan kesedihan mendalamnya kepada mereka yang tewas dalam bencana udara itu," kata radio Ethiopia.
Pesawat Prancis dan Ethiopia, keduanya membawa staf dan peralatan medis, tiba di pulau itu Sabtu malam dan para dokter pergi ke rumah sakit di Moroni untuk merawat para korban selamat, kata Mohammed Sharly, kepala pengawas lalu lintas udara di bandara Moroni.
Kelompok lain yang terdiri dari 20 dokter Prancis yang sedang berlibur di Kepulauan Comoro datang dan membantu merawat para penyintas.
Advertisement
Penyelidikan
![Ilustrasi perampokan. (Freepik)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/vC3rbwfTtakWIQ0d5ZGR_swXF1A=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3647064/original/010191100_1638159520-close-up-man-trying-break-into-car_23-2149133090.jpg)
Bush, juru bicara Departemen Luar Negeri Ethioia, mengatakan: "Para pejabat Amerika, termasuk beberapa dari Biro Investigasi Federal, dikirim ke untuk menyelidiki dugaan pembajakan udara yang merupakan kejahatan menurut hukum AS." Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Ethiopian Airlines menawarkan koneksi terbanyak di Afrika dibandingkan maskapai Afrika mana pun. Ini adalah salah satu maskapai penerbangan tertua di benua itu dan pada 1996 dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Namun, saat Ethiopia tenggelam lebih dalam ke dalam perang saudara, maskapai penerbangan milik negara itu mengalami masalah keuangan.
Ethiopian Airlines memiliki tiga Boeing 767 untuk rute jarak jauhnya. Seorang juru bicara Boeing, Brian Ames, mengatakan jet kembar berbadan lebar yang jatuh, 767-200ER, dikeluarkan sekitar tahun 1986.
Penyelidik Boeing biasanya pergi ke lokasi kecelakaan untuk membantu penyelidikan jika diminta, tetapi Ames mengatakan dia tidak yakin permintaan itu telah dibuat.
Tiga Pembajak
![2 Turis Asing Tewas Diserang Hiu Ganas Saat Berenang di Laut Merah Mesir](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/rcI4qHyHfG9wJnFxIyjU5A6DUOI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4071309/original/028961200_1656901727-noaa-0KoRn8IQFww-unsplash.jpg)
Menurut laporan Reuters, Ethiopian Airlines yang jatuh di Kepulauan Comoro dibajak oleh tiga orang, kata pilot pesawat, Leul Abate.
''Mereka mungkin orang Etiopia, Djibouti atau Somalia -- mereka berbicara bahasa Prancis,'' kata pilot Etiopia yang berusia 42 tahun itu di rumah sakit El Maarouf di Moroni.
Pilot mengatakan tiga pembajak memaksa masuk ke kokpit dan sempat memukuli co-pilot, Yonas Mekuria (35).
Seorang pembajak memegang kapak kecil, tampaknya satu disimpan di pesawat untuk digunakan dalam keadaan darurat. Yang kedua membawa alat pemadam api kecil, menggunakannya sebagai senjata.
Yang ketiga mengatakan dia memiliki bom di satu tangan, meskipun pilot tidak dapat mengidentifikasi benda itu sebagai bom. Di tangannya yang lain ada sebotol wiski, kata Abate.
Pada satu titik, seorang pembajak mencoba menerbangkan pesawatnya sendiri, dan mengambil headset dari pilot. Sehingga pilot tidak dapat menghubungi menara kontrol saat pesawat mendekati Komoro, kata Abate.
Penulis: Safinatun Nikmah
![INFOGRAFIS: Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir ( / Abdillah)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2dPMubnhdyH-lMO3u62uhw-JVKo=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3349040/original/021532000_1610608473-210113_Deretan_Kecelakaan_Pesawat_di_Indonesia_dalam_5_Tahun_Terakhir_P.jpg)
Terkini Lainnya
Tuntutan Pembajak yang Panik
Penyelidikan
Tiga Pembajak
Ethiopian Airlines
Afrika Timur
Pembajakan Pesawat
Pesawat Jatuh
Today in History
Global
Boeing
Kecelakaan Pesawat
Australia
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
PM Prancis Mundur Usai Sayap Kiri Unggul dalam Pemilu Legislatif
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Pistol Napoleon Bonaparte Dilelang Seharga Rp29,7 Miliar
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Nepal, 11 Orang Tewas
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Jadi Menkeu Baru Inggris, Rachel Reeves Bocorkan Rencana Pulihkan Ekonomi
Kaesang Pangarep: Harusnya PKS Usung Kadernya Sendiri Jadi Cagub Jakarta
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Sirkuit Mandalika Gelar Balap Mobil Radical Perdana Oktober 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
6 Curhatan Via Vallen Setelah Ayahnya Meninggal Dunia, Duka Akibat Kehilangan Tak Pernah Bisa Hilang
Dana Pensiun jadi Solusi Putus Rantai Generasi Sandwich