Mengira Kucing Savannah, Pasangan Ini Tak Sengaja Beli Harimau Sumatera dari Internet

Mengira Kucing Savannah, Pasangan Ini Tak Sengaja Beli Harimau Sumatera dari Internet - Global

, Le Havre - Pasangan asal Prancis mencoba membeli kucing Savannah dari situs daring, namun yang mereka dapatkan bukan binatang tersebut. Hewan eksotis mirip dengan incaran mereka ternyata seekor anak harimau.

Dikutip dari UPI, Senin (12/10/2020), mereka terpaksa menyerahkan kucing liar tersebut kepada pihak berwenang ketika mereka menyadari bahwa hewan eksotis itu adalah anak harimau.

Jaksa penuntut di Le Havre mengatakan bahwa pasangan itu menemukan iklan daring pada 2018 yang menawarkan bayi kucing Savannah, persilangan antara kucing domestik dan serval Afrika.

Pasangan itu membayar sekitar $ 7.000 (Rp 102 juta) untuk anak kucing itu, tetapi setelah sekitar seminggu dalam perawatan mereka, pasangan itu menduga kucing itu bukan kucing Savannah yang legal untuk dipelihara sebagai hewan peliharaan di Prancis.

Mereka menyadari bahwa hewan itu adalah harimau Sumatra, spesies yang terancam punah di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Yuk, ikuti kisah Fikri maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital dan Merdeka.com.

2 dari 2 halaman

Sembilan Orang Ditangkap Setelah Peristiwa Tersebut Terjadi

Anak Harimau Sumatera — Dalam foto selebaran tanpa tanggal memperlihatkan seekor anak Harimu Sumatera di Kebun Binatang Wroclaw, Polandia. Kelahiran anak Harimau Sumatera berjenis kelamin betina pada 23 Mei ini merupakan yang pertama dalam 20 tahun. (Wroclaw Zoo via AP)

Jaksa penuntut mengatakan insiden itu memicu penyelidikan dua tahun yang mencapai puncak minggu ini dengan sembilan orang ditangkap. Pasangan yang membeli kucing itu termasuk di antara mereka yang ditangkap, tetapi kemudian dibebaskan oleh polisi.

Pihak berwenang mengatakan kasus perdagangan hewan sedang diselidiki dalam kasus ini.

Harimau tersebut sekarang telah diamankan dan mendapatkan perawatan di French Biodiversity Office di Prancis.

Reporter: Ruben Irwandi