, Tokyo - Seorang pria Jepang telah mengakui membunuh 19 orang difabel di sebuah panti, di dekat Tokyo pada pada 2016. Namun, ia mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah karena mengaku mengidap penyakit mental.
Satoshi Uematsu, mantan karyawan di pusat perawatan bagi para difabel, didakwa dengan berbagai kasus kejahatan, termasuk pembunuhan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam wawancara, pria berusia 29 tahun itu mengatakan orang-orang cacat sangat berbahaya bagi masyarakat dan harus dibunuh, demikian seperti dikutip dari BBC, (9/1/2020).
Kasus ini adalah salah satu pembunuhan massal terburuk di Jepang dan telah mengejutkan banyak orang di negara di mana kejahatan kekerasan jarang terjadi.
Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang perlakuan Jepang terhadap orang-orang difabel. Hampir semua korban tidak akan disebutkan namanya dalam persidangan - tampaknya karena kerabat mereka takut akan stigma yang terkait dengan memiliki anggota keluarga yang difabel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Akui Telah Membunuh
Pada pembukaan persidangan, mantan karyawan panti perawatan Sagamihara tidak membantah bahwa dia telah menikam korbannya.
Setelah penuntutan membacakan rincian dakwaan, Uematsu ditanya apakah ada dakwaan yang berbeda dari fakta dan dia menjawab "Tidak, tidak ada".
Terlepas dari pengakuannya, tim pembela mengaku tidak bersalah, mengutip kondisi mental klien mereka. Mereka mengatakan dia berada di bawah pengaruh obat-obatan pada saat itu.
"Dia menyalahgunakan ganja dan menderita penyakit mental," kata pengacaranya. "Dia berada dalam kondisi di mana dia tidak memiliki kapasitas untuk bertanggung jawab atau kapasitas seperti itu secara signifikan melemah."
Ada bekas-bekas ganja yang ditemukan dalam darah terdakwa setelah kejadian itu.
Jaksa bersikeras dia kompeten secara mental.
Proses persidangan yang dilakukan pada Rabu 8 Januari 2020 terputus tak lama setelah mereka mulai, ketika terdakwa tampaknya mencoba untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya dan akhirnya harus ditahan oleh keamanan.
Uematsu menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah. Hasil putusan pengadilan diharapkan akan ada pada Maret.
Advertisement
Kronologi Kejadian
Pada dini hari tanggal 26 Juli 2016, Uematsu pergi ke panti perawatan Tsukui Yamayuri, yang terletak sekitar 50 km (31 mil) dari Tokyo. Ia membawa sejulmah pisau waktu itu.
Dia memasuki salah satu bangunan dengan memecahkan jendela dan mulai menyerang penghuni yang tidur satu per satu di kamar mereka, kata jaksa penuntut.
19 korbannya berusia antara 19 dan 70, menurut kantor berita Jepang Kyodo. 25 orang lainnya terluka, 20 di antaranya mengalami luka serius.
Segera setelah serangan itu, Uematsu menyerahkan diri di kantor polisi.
"Ketika Uematsu menyerahkan diri, dia ditemukan membawa pisau dapur dan jenis pisau lain yang berlumuran darah," kata seorang pejabat prefektur Kanagawa kepada wartawan saat itu.
Panti tersebut memiliki sekitar 150 penghubi pada saat serangan itu terjadi, menurut pejabat setempat. Sembilan anggota staf sedang bertugas saat itu.
Belakangan muncul bahwa beberapa bulan sebelum serangan, Uematsu membawa surat ke parlemen Jepang yang mengatakan dia akan membunuh 470 orang cacat jika diizinkan: "Saya ingin Jepang menjadi negara di mana orang cacat dapat dilakukan euthanasia."
Dia kemudian dibawa ke rumah sakit tetapi dibebaskan setelah dua minggu. Sejak penangkapannya, ia tidak menunjukkan penyesalan.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Mainichi Shimbun Jepang, dia mengatakan "tidak ada gunanya hidup" untuk orang-orang cacat mental dan bahwa dia "harus melakukannya demi masyarakat". Dia mengatakan kepada Kyodo bulan lalu bahwa orang cacat "membawa kemalangan" dan "berbahaya".
Respons Jepang
Jepang terkejut atas penikaman yang terjadi di rumah perawatan Sagamihara. Jepang dianggap sebagai salah satu negara teraman di dunia, sebagian karena undang-undang kontrol senjata yang ketat.
Serangan itu juga mengangkat masalah bagaimana orang-orang difabel diperlakukan di Jepang.
Hingga hari ini identitas sebagian besar dari mereka yang terbunuh belum terungkap oleh keluarga mereka, tampaknya karena mereka tidak ingin mengungkapkan bahwa mereka memiliki saudara yang cacat.
Namun, sebelum sidang dimulai, seorang ibu yang putrinya terbunuh dalam serangan itu mengungkapkan bahwa nama depannya adalah Miho.
"Saya bangga padanya karena dia memiliki senyum yang indah dan sangat menggemaskan," kata wanita itu dalam sebuah surat kepada pers.
Dia mengatakan Miho, yang berusia 19 ketika dia meninggal, menderita autisme tetapi pandai bergaul dengan orang lain, Kyodo melaporkan.
"Miho menjalani hidupnya semaksimal mungkin, dan saya ingin meninggalkan bukti untuk itu. Saya ingin nama Miho diingat," tulisnya.
Terkini Lainnya
Hasil Karya Seniman Autis Terjual Seharga Rp350 Miliar
Berawal Kegelisahan Terapis, Dosen Unair Kembangkan Aplikasi untuk Anak Autis
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Akui Telah Membunuh
Kronologi Kejadian
Respons Jepang
Jepang
Autisme
Pembunuhan
pembunuhan jepang
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Produser Film Titanic Jon Landau Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Studi Ini Kuak Kandungan Buah Delima Bisa Bantu Otak Cegah Alzheimer
Kala PM Inggris Ganti Keir Starmer, Larry Tetap Jadi Kucing Downing Street 10
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Minibus di Ukraina Barat Kecelakaan, 14 Orang Tewas
Survei: Status Ekonomi Rendah Picu Kaum Muda Korea Selatan Enggan Menikah
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Ketegangan Meningkat, Taiwan Deteksi 62 Pesawat Militer China dalam 24 Jam
Serangan Udara Rusia Bikin 100.000 Warga Ukraina Kehilangan Aliran Listrik
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
7 Produk Impor Kena Tambahan Bea Masuk, Pengusaha Sebut Bukan Solusi Tepat
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
3 Emiten Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Juli 2024
Chand Kelvin Resmi Nikahi Dea Sahirah di Tanggal Cantik, Beri Mahar Logam Mulia dan Uang Tunai
Genshin Impact 4.8 Hadir! Debut Emilie Sang Pembuat Parfum dan Jelajahi Keajaiban Simulanka!
Insya Allah Maqbul, Amalkan Doa Pelunas Utang Ini di Bulan Muharram!
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
Main Air ke Rodjo Tater Tegal, Rekomendasi Tempat Wisata di Liburan Sekolah Anak
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Ribuan Buruh Geruduk MK-Istana Negara Hari Ini 8 Juli 2024, Soroti PHK hingga Upah Murah
Tidak Tepat Waktu, Ini 3 Zodiak yang Paling Sering Datang Terlambat
Thiago Alcantara Putuskan Gantung Sepatu
Siap-Siap Harga Emas Melonjak Lagi Minggu Ini, Beli atau Tahan?
7 Potret Ryana Dea Mendadak Mudik ke Malang, Main ke Pantai dan Gunung Bareng Anak
Manchester United Dapat Angin Surga dari Buruan Utamanya di Musim Panas 2024