Berlin - Terdorong oleh antusiasme terhadap sastra Indonesia, Gudrun Fenna Ingratubun bekerja menjadi penerjemah sastra. Dengan profesinya, banyak penulis Indonesia juga berhasil mendapat pembaca di Jerman.
"Bahasa Indonesia sangat indah, penuh perasaan dan kaya istilah menarik,” ujar Gudrun Fenna Ingratubun.
Baca Juga
"Bahasa Indonesia juga sangat kreatif karena kata-kata dari bahasa daerah dan bahasa asing juga bisa dileburkan. Tapi tentunya ini juga membuat Bahasa Indonesia cukup rumit secara kosa kata,” lanjutnya.
Advertisement
DW Indonesia yang dikutip Minggu (19/5/2019) melaporkan, Gudrun yang berdomisili di Berlin berbicara Bahasa Indonesia dengan fasih dan bekerja sebagai penerjemah sastra Indonesia ke dalam Bahasa Jerman. Tanpa seorang penerjemah, karya-karya sastra Indonesia nyaris tidak mungkin dikenal di dunia internasional. Sampai sekarang Gudrun sudah menerjemakan karya-karya antara lain dari Okky Madasari, Laksmi Pamuntjak, Triyanto Triwikromo dan Faisal Odang.
Perjalanan Gudrun berkenalan dengan Indonesia berawal dari sebuah kebetulan. Seusai SMA Gudrun tinggal di sebuah desa terpencil di Tanzania untuk berkeja sebagai relawan. Suatu kali Gudrun mendapatkan sebuah surat dari rumahnya yang memakan waktu pengiriman 4 bulan. Anehnya, di amplop surat tertera stempel Jakarta. "Kalau melihat ke belakang, kejadian ini bisa dianggap sebagai pertanda, bahwa Jakarta akan menjadi tempat penting di hidup saya,” komentar Gudrun tentang hal mengherankan itu.
Setelah kembali ke Jerman, Gudrun mulai kuliah pertanian dan sastra Inggris, lalu ia berkenalan dengan seorang yang duduk disampingnya di kelas pertamanya: seorang mahasiswa asal Indonesia. Sejak itu Gudrun kenal semakin banyak orang Indonesia dan sampai akhirnya jatuh cinta dengan seorang pria asal Indonesia, menikah, punya 3 anak bersama dan tinggal selama 5 tahun di Indonesia.
Karena cara hidup yang santai dan orang-orang yang hangat, Gudrun sangat menikmati tinggal di Indonesia. "Saya suka kebersamaan di Indonesia. Orang memikirkan keadaan bersama. Tentu ini juga bisa membatasi, tetapi kebersamaan ini adalah sesuatu yang indah. Seperti misalnya berbagi makanan dengan orang lain,” tutur Gudrun. Salah satu kata favorit Gudrun dalam Bahasa Indonesia: "Sama-sama enak”. Kehangatan ini seperti ini menurut Gudrun bisa dipelajari orang Jerman dari Indonesia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Proses Belajar Bahasa Indonesia
![Ilustrasi bendera Indonesia](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/UdQodGI_o0mWNXS78hlVr5uqC6Q=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2710539/original/023133400_1548204266-indonesian_flag.jpg)
Tingkat berbahasa Indonesia yang baik tentu menjadi persyaratan untuk menjadi seorang penerjemah yang bagus. Berbekal pengalaman belajar bahasa-bahasa lain seperti Bahasa Inggris, Bahasa Latin, Bahasa Yunani Kuno dan Bahasa Kiswahili, Gudrun sudah mempunyai tata belajar bahasa yang baik ketika mulai belajar Bahasa Indonesia.
Di awal datang ke Indonesia, Gudrun kurus bahasa dengan guru privat selama 3 minggu di Makassar. Lalu ia pindah ke Sumbawa, lanjut belajar dengan buku tata bahasa dan kamus serta hanya berinteraksi dengan orang Indonesia. "Karena itu saya bisa dengan teliti mendengarkan cara mereka berbicara. Saya juga menyesuaikan dan meniru pilihan kata, lafal serta intonasi dari orang-orang sekitar saya," ceritanya. "Memang prosesnya naik turun, tetapi akhirnya saya menjadi semakin fasih.”
Gudrun juga sempat tinggal di Jakarta dan bekerja untuk Goethe Institut. Disana ia juga bisa lebih memperdalam ilmu bahasanya melalui interaksi dengan banyak budayawan Indonesia dan membaca sastra Indonesia. Disinilah Gudrun juga mulai menerjemahkan teks-teks pertamanya untuk newsletter dari Goethe Institut.
Sejak tahun 2010 Gudrun kembali tinggal di Jerman dan karir sebagai penerjemah sastra dimulai dengan terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan di Pameran Buku Frankfurt 2015. Karena untuk ajang buku termahsyur ini dibutuhkan banyak karya sastra yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman, Gudrun ditanya oleh Goethe Institut untuk menerjemahkan beberapa cerita pendek. Semenjak itu Gudrun semakin aktif menerjemahkan karya-karya sastra Indonesia sampai sekarang.
Melalui perkenalannya dengan beberapa sastrawan di awal karirnya dan melalui pameran-pameran buku internasional, jumlah penulis yang Gudrun kenal semakin bertambah. Ia juga aktif dalam berbagai program yang memberikan beasiswa kepada sastrawan dan acara-acara Temu Sastra.
Gudrun tidak pernah kekurangan karya menarik yang ingin ia terjemahkan. Ia pribadi sangat menyukai karya kritis, karya yang mengandung filsafat, karya yang memberikan suara bagi kelompok yang terdiskriminasi serta juga tema-tema feminis.
Advertisement
Pekerjaan dengan Berbagai Sisi Penuh Tantangan
![ilustrasi membaca buku](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/q-GuPrm45_9Qn3bTkXMS8f-VZZQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2785583/original/007941300_1556002610-iStock-1005735718.jpg)
Menurut Gudrun, Bahasa Indonesia memang tergolong mudah dipelajari dari sisi tata bahasa, tetapi tetap ada beberapa kesulitan yang ia hadapi dalam menerjemahkan karya. "Salah satu tantangannya adalah bentuk waktu yang berbeda dengan di Bahasa Jerman. Kadang di Bahasa Indonesia tidak begitu jelas, harus dimengerti dari konteks apakah sesuatu sedang terjadi, sudah terjadi atau hanya diinginkan,” jelasnya. "Saya harus memutuskan bentuk waktu yang tepat dalam Bahasa Jerman."
"Sastra Indonesia bunyinya indah. Lebih emosional daripada Bahasa Jerman dan banyak permainan dengan metafora,” ujar Gudrun. "Ini juga seharusnya bunyinya tetap indah dalam Bahasa Jerman. Tetapi jika diterjemahkan terlalu harfiah, ini bisa dianggap norak. Jadi saya harus menemukan jalan tengah yang kreatif,” paparnya lebih lanjut.
Namun tantangan tidak hanya ditemukan ketika bekerja di balik buku atau komputer saja. "Kesulitan utama adalah untuk menemukan penerbit yang mau mempublikasikan karya-karya sastra Indonesia, karena penulis-penulis Indonesia masih kurang dikenal, jadi penerbit tidak tahu apakah bukunya akan laku terjual di sini", ujarnya sambil sesekali menyeruput kopi tubruk merk Aroma asal Bandung. Karena itu salah satu bagian terpenting dari pekerjaan sebagai penerjemah adalah juga menjadi perantara antara penulis dan penerbit yang akan menerbitkan karya tertentu.
![Rayakan Hari Buku Sedunia 2019, Berikut Fakta-Faktanya](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/x8YsxaaxiTTVS5xPGwOiTp4pzs4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2785395/original/075008800_1555992932-foto1.jpg)
Bertemu Para Sastrawan dan Pembaca Secara Langsung
Kebahagian bekerja menjadi penerjemah sastra juga ditemukan Gudrun dalam berbagai aktivitas lain yang terjadi di seputarnya.
"Ketika saya menerjemahkan sebuah karya, saya berusaha bekerja dekat dengan sastrawannya, jadi saya juga bisa banyak bertanya, tukar pikiran dan kami mencari solusi terjemahan bersama. Kadang karyanya juga bisa berubah sedikit atau saya dilibatkan dalam pembentukan sebuah karya kalau sudah berinteraksi waktu penelitian dan rencanakan karya," kata Gudrun sambil tersenyum.
Agar sastra Indonesia bisa lebih banyak ditemukan di Jerman, Gudrun juga membentuk sebuah klub sastra Indonesia di Berlin. Secara berkala anggotanya yang terdiri dari orang-orang Jerman dan Indonesia bertemu untuk mendiskusikan karya-karya sastra Indonesia yang sebelumnya sudah ditentukan dan dibaca. Selain untuk memperdalam pengertian atas cerita, ada imbas lain yang juga diharapkan Gudrun.
"Ini seperti sebuah tes, bagaimana sebuah karya Indonesia diterima publik. Saya juga menulis blog tentang setiap pertemuan, jadi ini bisa menjadi sumber informasi bagi penerbit Jerman,” ujar Gudrun dengan semangat. "Sampai sekarang masih sedikit sekali informasi yang ada tentang sastra Indonesia bagi orang Jerman, apalagi jika mereka tidak bisa bicara Bahasa Indonesia."
"Saya antusias sekali dengan sastra Indonesia dan saya ingin agar lebih banyak orang bisa membacanya," ujar Gudrun. "Inilah yang menjadi penggerak utama saya."
Terkini Lainnya
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
OJK: Total Aset Dana Pensiun Sentuh Rp 1.439 Triliun hingga Akhir Mei 2024
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
Proses Belajar Bahasa Indonesia
Pekerjaan dengan Berbagai Sisi Penuh Tantangan
Indonesia
Jerman
DW
Rekomendasi
OJK: Total Aset Dana Pensiun Sentuh Rp 1.439 Triliun hingga Akhir Mei 2024
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
2 Crosser Astra Honda Raih Poin di MXGP Indonesia 2024
Jokowi Bersyukur Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh 5% saat Global Melambat
Timnas Indonesia PUBG Mobile Siap Taklukkan IESF World Esports Championship 2024 Riyadh!
Peluang Pertumbuhan Kinerja Saham di Tengah Tantangan Harga Komoditas
Video Harashta Haifa Zahra Miss Supranational 2024 Bawakan Bubuy Bulan Viral, Bule-Bule Melongok
Indonesia Jadi Negara dengan Unicorn dan Decacorn Terbesar di Dunia
Usai Gelar Tur Trofi, Manchester City Kembali Beri Perhatian untuk Indonesia
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Pistol Napoleon Bonaparte Dilelang Seharga Rp29,7 Miliar
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Suami Wapres AS Kamala Harris Positif COVID-19
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Berita Terkini
Mantan Ajudan Wapres Brigjen Pol Sabilul Alif Jadi Wakapolda Kaltim
Polisi Tetapkan 1 Tersangka Baru Kasus Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Warga hingga Tewas
Dosanya Berlipatganda, Jangan Lakukan Ini di Bulan Muharram Kata UAH
Anak Pergi ke Ladang, Ayah Mertua Rudapaksa Menantu yang Sedang Sakit di Rumah
Astronom Temukan Supergugus Galaksi Raksasa
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Ternyata Menjawab Seperti ini saat Nama Rasulullah Disebut Salah, Begini yang Benar Kata Gus Baha
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Hari Satelit Palapa 9 Juli, Peluncuran Satelit Pertama Indonesia pada 1976
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Diduga Telantarkan Istri dan 3 Anaknya, Anggota Polda Sulsel Dilapor ke Propam
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan