, Washington DC - Penyebab insiden kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 di Indonesia dan Ethiopia semakin menemukan titik terang. Baru-baru ini, seorang mantan kepala Administasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengatakan bahwa tragedi nahas itu juga disebabkan oleh faktor keputusan utama yang dibuat oleh pilot.
Untuk diketahui, Boeing yang dimaksud adalah Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines ET302, yang keduanya menewaskan 346 orang.
Dalam insiden Lion Air, fitur anti-stall pada Boeing 737 MAX otomatis aktif dalam kondisi yang tidak seharusnya, demikian sebagaimana dikutip dari situs The Straits Times pada Kamis (16/5/2019). Menurut pejabat FAA Daniel Elwell pada Rabu, 15 Mei 2019, pilot seharusnya merespons dengan mematikan motor ke bagian pesawat yang memaksanya turun.
Advertisement
Baca Juga
"Namun mereka tidak (melakukannya)," kata Elwell.
Sementara itu dalam insiden Ethiopian Airlines, pilot "tidak mematuhi petunjuk darurat" yang dikeluarkan oleh FAA pada bulan November, jelas sumber tersebut.
Sementara pilot mematikan motor, mereka tidak mengontrol kecepatan pesawat, kata Elwell tentang pilot Ethiopian Airlines. "(Lalu), sekitar satu menit sebelum akhir penerbangan, mereka menyalakannya kembali. Kedua hal itu sangat disayangkan," katanya.
Pernyataan Elwell ini diberikan saat ia menghadapi pertanyaan tajam dari anggota parlemen di Capitol Hill tentang bagaimana agensinya mensertifikasi keselamatan Boeing 737 MAX.
Sebetulnya, pertanyaan subkomite penerbangan DPR berfokus pada sistem sertifikasi FAA yang diberlakukan pada Boeing dan pabrikan penerbangan jarak jauh lainnya. Namun, jawaban dari Elwell mengarah pada teknis penerbangan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Apakah Aman untuk Kembali Beroperasi?
![Boeing 737 MAX](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/7D1uNQSnylbpSflrXy3_oJCVyuw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2750122/original/096037700_1552463163-boeing_737_MAX.jpg)
Dalam kesempatan yang sama, anggota parlemen juga bertanya kepada Elwell bagaimana FAA dan Boeing berencana untuk meyakinkan para pelancong dan otoritas penerbangan di seluruh dunia, bahwa 737 Max aman untuk melanjutkan penerbangan.
"Saya ingin menekankan sejak awal bahwa FAA menyambut adanya pemeriksaan yang bisa membantu membuat kami menjadi lebih baik. Itulah bagaimana kepemimpinan kami akan bertahan," kata Elwell.
Kubu Republikan hadir dalam sidang komite itu, dan mereka membela kepentingan FAA. Mereka juga pihak yang mengajukan pertanyaan tentang peran pilot dalam dua kecelakaan itu.
"Tidak peduli apa yang dikatakan oleh negara lain, saya belum melihat apapun yang meragukan kepercayaan saya terhadap penilaian keselamatan FAA hingga saat ini," kata senator Garret Graves.
Anggota keluarga dari mereka yang terbunuh dalam kecelakaan Ethiopian Airlines juga turut menghadiri sidang Komite Transportasi itu. Mereka, regulator internasional, dan anggota parlemen AS, antara lain, telah mendorong jawaban tentang bagaimana FAA mensertifikasi keselamatan pesawat, termasuk MCAS.
Advertisement
Boeing Tidak Segera Memperbaiki 737 MAX
![Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Zp3Zt9filp8Ng5lTvdW4iCTzWAk=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2747678/original/072893500_1552275168-boo.jpg)
Beberapa pekan setelah kecelakaan fatal pertama pada pesawat seri 737 MAX, para pilot dari maskapai American Airlines menekan eksekutif Boeing untuk segera melakukan perbaikan.
Dalam pertemuan tertutup pada November lalu, mereka bahkan berpendapat bahwa Boeing harus mendorong pihak berwenang untuk mengambil tindakan darurat, yang kemungkinan akan menghasilkan kebijakan hukum terhadap operasional 737 MAX.
Namun, para eksekutif Boeing menolak dan mengabaikan tuntutan tersebut.
Mike Sinnett, salah seorang petinggi di Boeing, mengakui bahwa pabrikan itu menilai adanya cacat desain potensial pada pesawat terkait, termasuk perangkat lunak anti-stall yang baru.
Tetapi dia menolak keras untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif, dengan mengatakan belum jelas bahwa sistem baru pada Boeing 737 MAX yang harus disalahkan atas kecelakaan Lion Air, yang menewaskan 189 orang.
"Belum ada yang menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebab dari kecelekaan ini adalah fitur tersebut di pesawat," kata Sinnett, menurut rekaman pertemuan 27 November yang ditinjau oleh harian The New York Times.
Kurang dari empat bulan kemudian, sebuah penerbangan Ethiopian Airlines jatuh, menewaskan semua 157 orang di dalamnya. Sistem anti-stall yang cacat diduga kuat berperan dalam kedua insiden tragis tersebut.
Alhasil, Boeing menghadapi pengawasan ketat terhadap desain dan sertifikasi seri 737 MAX, serta responsnya terhadap dua kecelakaan itu.
Ada beberapa perkembangan investigasi terhadap Boeing 737 MAX dalam beberapa hari terakhir, di mana pilot-pilot dari American Airlines dan Southwest Airlines telah meneriman panggilan pengadilan federal untuk mengisi dokumen bukti.
Dalam sidang Kongres pada Rabu ini, anggota parlemen AS akan membahas regulator federal tentang seperti apa sertifikasi pada Boeing 737 MAX.
Di lain pihak, Boeing menolak mengomentari pertemuan November.
"Kami fokus bekerja sama dengan pilot, maskapai penerbangan, dan regulator global untuk mengesahkan pembaruan pada MAX, dan memberikan pelatihan dan pendidikan tambahan guna mengembalikan keselamatan pesawat secara aman," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Terkini Lainnya
Pasca-Jatuhnya Lion Air JT 610, Boeing Tolak Perbaikan Segera Pesawat 737 MAX
Boeing Akui Ada Masalah pada 737 MAX Sebelum Tragedi Lion Air dan Ethiopian Airlines
American Airlines Jadi Maskapai Besar Kedua Pencekal Boeing 737 MAX
Apakah Aman untuk Kembali Beroperasi?
Boeing Tidak Segera Memperbaiki 737 MAX
Boeing 737 MAX
Boeing 737 Max 8.
Lion Air JT 610
Lion Air Jatuh
Ethiopian Airlines
Ethiopian Airlines ET 302
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Mengenal Jean-Luc Melenchon Pemimpin Sayap Kiri yang Partainya Unggul dalam Pemilu Prancis 2024
Pistol Napoleon Bonaparte Dilelang Seharga Rp29,7 Miliar
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
Suami Wapres AS Kamala Harris Positif COVID-19
Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Nepal, 11 Orang Tewas
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Jadi Menkeu Baru Inggris, Rachel Reeves Bocorkan Rencana Pulihkan Ekonomi
Kaesang Pangarep: Harusnya PKS Usung Kadernya Sendiri Jadi Cagub Jakarta
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Sirkuit Mandalika Gelar Balap Mobil Radical Perdana Oktober 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
6 Curhatan Via Vallen Setelah Ayahnya Meninggal Dunia, Duka Akibat Kehilangan Tak Pernah Bisa Hilang
Dana Pensiun jadi Solusi Putus Rantai Generasi Sandwich
Update Korban Longsor Tambang Suwawa Gorontalo: 35 Selamat, 10 Meninggal Dunia, 48 Hilang
Prabowo Bertemu Jokowi, Bahas Soal Tugas-tugas Kepresidenan Mendatang
Duet Riza Patria-Marshel di Tangsel, Gerindra Klaim Pegang Rekomendasi Sejumlah Parpol
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Pembayaran Klaim BRI Life Tembus Rp 1,2 Triliun di Kuartal I 2024