, New York - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley memperingatkan pada Rabu 5 September 2018 bahwa situasi di Nikaragua berisiko memburuk dan menjadi seperti Venezuela atau bahkan Suriah.
"Hari demi hari, Nikaragua semakin terpuruk ke dalam jalur itu," kata Haley saat memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB ketika membahas situasi di negara Amerika Tengah itu pada 5 September kemarin, seperti dikutip dari Time.com, Kamis (6/9/2018).
Advertisement
Baca Juga
"Ini merupakan jalur yang telah dilalui oleh Suriah, dan juga Venezuela."
Lebih dari 300 warga Nikaragua telah tewas dan ratusan cedera sejak protes damai berujung bentrok pecah pada pertengahan April 2018 akibat keputusan Presiden Daniel Ortega yang sudah lama berkuasa untuk memotong hingga menghentikan sistem jaminan sosial.
Ortega sendiri tak jadi memotong jaminan sosial itu, tetapi protes warga semakin membesar dan berubah menjadi tuntutan pengunduran diri sang presiden. Protes itu juga memperburuk kondisi sosial di Nikaragua.
Haley juga mengimbau agar Dewan Keamanan PBB tak hanya berperan sebagai pengamat yang pasif, sementara situasi di Nikaragua terus memburuk dan "kita tahu semua itu akan mengarah ke mana", ujarnya mengindikasikan Nikaragua akan berakhir krisis seperti di Venezuela atau di Suriah.
"Eksodus dari Suriah menciptakan jutaan pengungsi yang menyebarkan ketidakstabilan di Timur Tengah dan Eropa," kata Haley.
"Eksodus dari Venezuela telah menjadi krisisi pengungsian terbesar dalam sejarah Amerika Latin. Eksodus warga Nikaragua akan membuat tetangga-tetangganya kewalahan dan menciptakan banjir imigran dan pemohon suaka di Amerika Tengah," tambahnya.
Haley juga menyebut Presiden Nikaragua Daniel Ortega dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro berasal dari "sumber korup yang sama ... dan mereka berdua adalah diktator yang hidup dari ketakutan rakyatnya sendiri."
Namun Haley mengatakan masih ada kesempatan bagi pemerintah Nikaragua "untuk mencegah tirani mengancam perdamaian dan keamanan" dengan menanggapi tuntutan orang-orang untuk kebebasan, mengakhiri "kediktatoran," dan pembebasan para pemrotes yang dipenjara secara sewenang-wenang.
Di Nikaragua, Ortega menanggapi komentar Haley dalam pidato dalam pawai pro-pemerintah di Managua.
"Apa yang harus kita katakan kepada Amerika Serikat?," kata presiden Nikaragua. "Kita akan memberi tahu mereka bahwa jika mereka ingin membantu orang-orang Nikaragua, jika mereka ingin berkontribusi untuk perdamaian, hal terbaik yang dapat mereka lakukan dan seharusnya lakukan adalah tidak ikut campur di Nikaragua, menghormati Nikaragua."
Sikap Rusia, China, dan Bolivia
Rusia, China dan Bolivia tak sependapat dengan kekhawatiran yang dikemukakan oleh Dubes AS untuk PBB Nikki Haley soal Nikaragua.
Ketiga negara itu mengatakan bahwa Nikaragua tidak menimbulkan ancaman internasional dan PBB tak usah mengintervensi.
Secara khusus, Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia merespons dengan mengatakan bahwa "kebijakan subversif Amerika Serikat melawan Nikaragua punya sejarah panjang" ujarnya mereferensi skandal Contras, di mana AS melakukan campur tangan dengan mendanai kelompok pemberontak untuk menggulingkan pemerintahan sosialis Partai Sandinista.
Nebenzia juga berkeberatan dengan pertemuan PBB yang membahas Nikaragua kemarin, menyebutnya sebagai "contoh mencolok dan suram dari intervensi asing yang merusak."
Dia memperingatkan bahwa "beranjak dari diskusi hari ini, polarisasi di Nikaragua hanya akan memburuk."
Simak video pilihan berikut:
Kerusuhan di Nikaragua menewasakan 26 orang termasuk seorang Jurnalis yang tengah meliput kejadian
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Krisis di Nikaragua
![Lawan Polisi, Demonstran Anti-Pemerintah Buat Mortir Rakitan di Nikaragua](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/3ti0AJTh7Zr5pI6alNOhvXX9Nb8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2240197/original/039588800_1528259351-20180606-Demonstran-AFP2.jpg)
Rangkaian aksi protes di Nikaragua yang dimulai pada pertengahan April 2018 dipicu oleh kebijakan Presiden Ortega untuk memotong sistem jaminan sosial.
Ortega membalik kebijakan itu, tetapi demonstrasi dengan cepat diperluas dan berubah menjadi desakan agar sang presiden mundur. Dia telah menolak untuk menyerahkan kekuasaan sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan pada 2021.
Sebuah laporan yang dikeluarkan pada pekan lalu oleh Kantor Komisinoer Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyebut, selama empat bulan kerusuhan di negara itu,telah terjadi bentuk-bentuk penindasan pemerintah yang beragam, mulai dari jalan ke ruang sidang, di mana beberapa pengunjuk rasa menghadapi tuduhan terorisme.
Kantor hak asasi manusia PBB tersebut meminta pemerintah Nikaragua untuk segera menghentikan penganiayaan terhadap para pengunjuk rasa dan melucuti senjata warga sipil bertopeng yang telah bertanggung jawab atas banyak pembunuhan dan penahanan sewenang-wenang. Ini juga mendokumentasikan kasus-kasus penyiksaan dan pengerahan kekuatan aparatur negara secara berlebihan.
Dua hari kemudian, pemerintah mengusir tim HAM PBB di negara tersebut.
Gonzalo Koncke, kepala staf kepada sekretaris jenderal Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), mengatakan kepada dewan bahwa Nikaragua "berada pada titik kritis dan pemerintah harus mengambil langkah-langkah cepat" untuk membangun kembali demokrasi di negara tersebut.
Pemerintah harus segera mengadakan "pemilu yang bebas, adil, demokratis dan transparan" dan memulai dialog dengan semua pihak yang mengarah pada kesepakatan.
Jika demokrasi tidak dipulihkan, Koncke memperingatkan, Nikaragua "mungkin pergi jalan negara-negara lain di wilayah yang telah jatuh di pelukan diktator."
Pemimpin masyarakat sipil Felix Maradiaga, yang merupakan mantan sekretaris jenderal Kementerian Pertahanan Nikaragua, mengatakan dia menghadapi ancaman kematian konstan, mengatakan kepada dewan bahwa dia datang untuk menyampaikan soal urgensi situasi di negara yang mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
"Setiap hari kami melihat iklim teror dan penganiayaan tanpa pandang bulu," katanya, mengutip meningkatnya jumlah tahanan politik, orang bersenjata dan bertopeng yang menerobos masuk ke rumah, dan serangan seksual.
"Selama lebih dari satu dekade, rezim Daniel Ortega telah mendapat manfaat dari fakta bahwa itu dari agenda internasional, dari radar internasional," kata Maradiaga.
"Jadi kita melihat bahaya Nikaragua berputar di luar kendali di wilayah yang bergejolak di dunia."
Nikaragua membutuhkan perhatian PBB, katanya, "untuk memastikan ada perdamaian dan keamanan sebelum terlambat."
Dan dia mendesak badan PBB yang paling kuat untuk mengadopsi resolusi yang mengikat secara hukum, menetapkan sumber daya dan membangun sistem untuk pantau apa yang terjadi di negara ini dan dukung pemulihan aturan hukum.
Menteri Luar Negeri Nikaragua Denis Moncada Colindres tidak menyebutkan kerusuhan atau pemilihan umum, menekankan bahwa "di Nikaragua kami cinta damai, kami memperkuat keamanan kami dan kami mempromosikan dan membela hak asasi manusia secara holistik."
"Ada konsensus di dewan ini Nikaragua tidak mewakili ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional," katanya.
Terkini Lainnya
Demo Nikaragua Berjalan hingga 3 Bulan, Korban Tewas Mencapai 264 Orang
Para Uskup Berupaya Hentikan Konflik Politik di Nikaragua
Presiden Nikaragua Terlibat Adu Mulut di Siaran Televisi Nasional
Krisis di Nikaragua
Suriah
Amerika Serikat
Nikaragua
Venezuela
Rekomendasi
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
Sejumlah Kereta Subway di Boston Dipasangi Wajah Lucu, Tujuannya Supaya Bikin Orang Senyum
Cek Fakta: Hoaks Artikel Liputan6.com Berjudul Menteri AS Komentari Kominfo Imbas PDNS Diserang Hacker
Suami Wapres AS Kamala Harris Positif COVID-19
Bos BNI: Depresiasi Rupiah Lebih Besar Ketimbang Negara Lain Terseret Kebijakan The Fed
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Siap-Siap Harga Emas Melonjak Lagi Minggu Ini, Beli atau Tahan?
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Mengenal Jean-Luc Melenchon Pemimpin Sayap Kiri yang Partainya Unggul dalam Pemilu Prancis 2024
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Nepal, 11 Orang Tewas
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Jadi Menkeu Baru Inggris, Rachel Reeves Bocorkan Rencana Pulihkan Ekonomi
Kaesang Pangarep: Harusnya PKS Usung Kadernya Sendiri Jadi Cagub Jakarta
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Sirkuit Mandalika Gelar Balap Mobil Radical Perdana Oktober 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
6 Curhatan Via Vallen Setelah Ayahnya Meninggal Dunia, Duka Akibat Kehilangan Tak Pernah Bisa Hilang