, Jakarta - Di seluruh dunia, penyakit menular seksual (PMS) menjadi masalah besar. Tapi, beberapa terobosan terbesar dalam melawan PMS justru berasal dari eksperimen-eskperimen paling tidak etis.
Selama 40 tahun, dari 1932 hingga 1972, dijalankan eksperimen terhadap warga kulit hitam di Macon County, Alabama, Amerika Serikat (AS). Eksperimen yang dikenal dengan Tuskegee Syphilis Experiment itu melibatkan 399 warga yang mengidap penyakit dan 201 yang tidak.
Para peserta tidak mengetahui sedang dilibatkan dalam eksperimen besar dan hanya diberitahu bahwa prosesnya berlangsung hanya 6 bulan. Mereka diberi makanan, pengobatan, dan asuransi gratis untuk pemakaman.
Advertisement
Suara gaduh di dalam tim bermula pada 1960-an. Peter Buxtun, penyidik penyakit menular di Public Health Service kemudian membocorkan pada pers pada 1972.
Baca Juga
Eksperimen terkait sipilis juga dilakukan oleh pemerintah AS pada 1946 – 1948 melalui kerjasama dengan segelintir pejabat kesehatan Guatemala. Tujuannya adalah menguji keampuhan penisilin dalam melawan sipilis.
Pengamatan dilakukan terhadap para pekerja seksual komersial Guatemala pengidap sipilis dan pria-pria yang mereka tulari. Tapi, kebanyakan korban justru tertular karena sengaja disuntik dengan penyakit itu. Kebanyakan korban adalah narapidana dan pasien rumah sakit jiwa.
Eksperimen itu dipimpin oleh dokter John Charles Cutler yang juga terlibat dalam eksperimen Tuskegee. Pada 2010, pihak AS akhirnya mengajukan permintaan maaf resmi kepada para korban Guatemala.
Diringkas dari listverse.com pada Rabu (25/10/2017), berikut ini adalah beberapa eksperimen lain penyembuhan PMS yang dipertanyakan secara etika:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Eksperimen Gonorea Dokter Heiman
Ada lebih dari 40 orang yang dilaporkan menyintas infeksi eksperimental penyakit gonorea di ujung Abad ke-20. Saat itu, praktik pada manusia mulai dikurangi setelah diketahui bahwa monyet juga bisa ditularkan.
Pada masa puncaknya, cara populer yang dipakai adalah dengan mengusapkan mata korban dengan sampel gonorea menggunakan butiran kapas di ujung suatu batangan.
Pada 1895, Dokter Henry Heiman menggunakan cara itu untuk sengaja menulari dua anak yang memiliki keterbelakangan mental.
Menurut tulisannya sendiri, si dokter menjelaskan bahwa anak lelaki berusia 4 tahun dalam eksperimen adalah "seorang anak dengan lepra kronis" sedangkan remaja putra berusia 16 tahun yang terlibat adalah "seorang idiot."
Heiman meluangkan bagian besar karirnya untuk mempelajari reaksi kepekaan hiper terhadap vaksin-vaksin. Reaksi demikian dikenal sebagai reaksi Pirquet.
Walaupun keji sebagaimana ekperimen-eksperimen brutal lain pada masa itu, hasil yang diinginkan membantu temuan bentuk imunisasi yang aman.
Advertisement
2. Percobaan Placebo Obat AIDS
Pada 1990-an, pihak Centers for Disease Control (CDC) mendanai beberapa eksperimen di Afrika, Thailand, dan Republik Dominika untuk menentukan keampuhan obat yang dikenal sebagai AZT.
Di AS, obat itu dipakai oleh wanita-wanita penderita AIDS dan diberikan dalam 12 minggu terakhir kehamilan mereka.
Tujuan AZT adalah pengurangan kemungkinan penyebaran penyakit kepada bayi. Tapi, pada saat eskperimen, biayanya masih sekitar US$ 1.000 untuk setiap ibu.
Kemudian digelarlah eksperimen di luar negeri guna mencari cara lebih murah untuk menyembuhkan manusia. Secara keseluruhan ada 12.211 wanita yang dilibatkan dalam eskperimen.
Beberapa di antaranya mendapat AZT seperti yang diterima ibu-ibu Amerika, sebagian lagi mendapat dosis yang lebih rendah, dan sebagian lagi menerima placebo.
Legitimasi etis eksperimen AZT telah lama berlalu. Pada pendukung eksperimen bersikeras bahwa kaum wanita yang menerima placebo memang tidak mampu mendapat akses kepada obat mahal.
Namun, yang menjadi wilayah abu-abu dalam eksperimen ini adalah lebih dari 1.000 bayi yang tertular dari para ibu peserta penelitian. Ibu-ibu mereka tidak menyadari bahwa obat yang mereka terima tidak menyembuhkan.
Eksperimen itu telah berakhir setelah tuntas di Thailand.
Temuan penelitian membenarkan bahwa periode penggunaan AZT yang lebih singkat masih secara signifikan mengurangi kemungkinan bayi terlahir dalam keadaan tertular.
3. Eksperimen Herpes pada Bayi oleh Dokter Black
Di akhir 1930-an, Dokter William C. Black memulai serangkaian eksperimen herpes. Secara keseluruhan ada 23 anak yang disuntik dengan virus agar ia bisa mendokumentasikan gejala-gejala fisik yang diakibatkan.
Pada 1941, ia menulari bayi berusia 12 bulan yang oleh Black dijelaskan telah "ditawarkan untuk menjadi sukarelawan."
Dalam skenario terbaik, bayi itu lumayan komunikatif. Temuan penelitiannya kemudian dikirim ke The Journal of Experimental Medicine.
Menanggapinya, editor bernama Dokter Payton Rous menuliskan, "Menurut pendapat pribadi saya, inokulasi pada bayi berusia 12 bulan…adalah penyalahgunaan wewenang, suatu pelanggaran terhadap hak individu, dan tidak bisa dimaafkan karena penyakit yang menjadi akibatnya memiliki implikasi pada ilmu pengetahuan."
Walau dengan ganjalan itu, penelitian Dokter Black membantu menyimpulkan bahwa gejala virus herpes bisa sangat beragam dari satu pasien ke pasien lain.
Temuan-temuannya pertama kali diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics pada 1942.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement
4. Eksperimen Sipilis oleh Dokter Noguchi
Dokter Hideyo Noguchi paling diingat karena eksperimen-eksperimen sipilis pada manusia pada 1911 dan 1912. Eksperimen itu menjadi bagian dari tugas lebih besar lagi di Rockefeller Institute, New York.
Noguchi merekrut 571 peserta dari beberapa rumah sakit dan klinik lokal. Tapi, anak-anak yatim piatu pun dilibatkan.
Sekitar 315 peserta penelitian memang sudah mengidap sipilis. Sisanya dimanfaatkan sebagai kelompok kendali dan bebas dari sipilis saat mulainya penelitian.
Beberapa subyek yang dirawat di rumah sakit memang sudah dirawat untuk beragam penyakit lain, misalnya lepra, malaria, radang paru, dan tuberkulosis.
Dalam eksperimen, para subyek disuntik dengan saripati (extract) sipilis, lalu reaksi kulitnya dipelajari.
Orang-orang yang termasuk dalam kelompok kendali memegang peranan penting dalam penelitian karena saripati penyakitnya menyebabkan reaksi-reaksi berbeda, tergantung apakah si pasien sudah tertular atau belum.
Rangkaian eksperimen itu dikritik secara luas oleh publik sehingga mengundang protes-protes terorganisasi. Jerome Greene, salah satu rekan Noguchi di Rockefeller Institute, menuliskan surat tanggapan.
Ia mengatakan bahwa Noguchi pun menyuntik dirinya dengan saripati sipilis sebelum menggunakannya pada para peserta eksperimen dan telah membuktikan tidak menyebabkan infeksi.
Ternyata hal itu bualan belaka. Noguchi memang menyuntik dirinya dan ia mendapat diagnosa sipilis pada 1913 setelah lama mengabaikan gejala-gejala penyakitnya.
Namun demikian, melalui karyanya, Dokter Noguchi mengungkapkan bahwa sipilis menyebabkan lumpuh progresif sehingga dia kemudian dicalonkan menjadi penerima Piagam Nobel karenanya.
5. Percobaan Obat AIDS GlaxoSmithKline pada Yatim Piatu
Pada 2004 terungkaplah bahwa perusahaan GlaxoSmithKline dan lembaga National Institutes of Health (NIH) telah mendanai percobaan-percobaan kedokteran pada anak-anak yatim piatu dan anak-anak rentan lainnya.
Percobaan itu berlangsung di Incarnation Children's Center, New York, dan telah berjalan selama 9 tahun.
Secara normal, anak-anak yang ikut serta dalam percobaan-percobaan harus mendapat izin orangtua. Karena keadaan mereka, pihak berwenang negara bagian New York diperbolehkan memberikan izin atas nama anak-anak itu.
Beberapa di antara mereka masih berusia 6 bulan. Selama bertahun-tahun, anak-anak memang sering dijadikan menjadi kelinci percobaan untuk obat-obat yang berbeda-beda.
Misalnya percobaan obat herpes dan obat AZT untuk AIDS dan HIV seperti disebut sebelum ini. Padahal AZT itu sangat kuat, bahkan untuk orang dewasa sekalipun.
Dokter Nicholas, seorang dokter spesialis anak (pediatri) yang terlibat dalam percobaan, mengatakan "Tidak satupun anak terkena dampak samping yang tidak diinginkan."
Mungkin memang benar demikian, tapi itu adalah pandangan pelaku percobaan. Yang dialami anak-anak biasanya lebih mengerikan.
Terkini Lainnya
Lidah Bengkak Seberat 3 Kg, Beruang Asal Myanmar Dioperasi
Jurus Jitu Hilangkan Jerawat dengan Sedotan Lintah, Berani Coba?
8 Fakta Mengerikan di Balik Penyelundupan Organ Tubuh
1. Eksperimen Gonorea Dokter Heiman
2. Percobaan Placebo Obat AIDS
3. Eksperimen Herpes pada Bayi oleh Dokter Black
4. Eksperimen Sipilis oleh Dokter Noguchi
5. Percobaan Obat AIDS GlaxoSmithKline pada Yatim Piatu
penyakit menular seksual
AIDS
Eksperimen Aneh
Proliga 2024
Megawati Dinobatkan Jadi Pemain Terbaik Putri Proliga 2024
Rengkuh Gelar Juara Proliga 2024, Jakarta BIN Cetak Sejarah Baru
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Hasil PLN Mobile Proliga 2024: Raih MVP, Megawati Hangestri Lengkapi Gelar Juara Jakarta BIN
Juara PLN Mobile Proliga 2024, Jakarta BIN dan Megawati Hangestri Sukses Pecah Telur
Hasil Final PLN Mobile Proliga 2024: Nyaris Jadi Korban Comeback Electric, BIN Amankan Gelar Bersejarah
Piala Presiden 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Presiden 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Meilina Siregar: Piala Presiden Patut Dicontoh Cabang Olahraga Lain
4 Fakta Piala Presiden 2024 yang Bergulir Mulai 19 Juli: Dari Sponsor Non Pemerintah hingga Tim Tersukses
Pesan Presiden Jokowi usai Hadiri Pembukaan Piala Presiden 2024 di Stadion Jalak Harupat
Menang di Laga Perdana, Pelatih Persib Jamin Timnya Serius Tatap Piala Presiden 2024
Hasil Piala Presiden 2024: Gasak Persis, Borneo FC Ikuti Jejak Persib
giias 2024
Jadi Mobil Favorit Pelaku UMKM, Daihatsu Kasih Penawaran Menarik untuk Gran Max di GIIAS 2024
Mobil Listrik Omoda E5 Taklukan Hati Luna Maya
Lexus Indonesia Makin Gencar Tawarkan Mobil Listrik, Ini Buktinya
Perdana di ASEAN, Honda Pamer Konsep Sustaina-C dan Pocket di GIIAS 2024
Daihatsu Cetak Rekor Muri Servis Mobil Serentak Terbanyak di Indonesia
Tekiro Tawarkan Jumper Aki Anti Ribet di GIIAS 2024, Segini Harganya
Jennifer Coppen
Permintaan Jennifer Coppen ke Dali Wassink Sehari Sebelum Ultah: Bangun Dong, Aku Pengin Peluk
Momen Sedih di Kremasi Papa Dali, Kamari Ulurkan Tangan ke Peti dan Jennifer Coppen Pingsan
Jennifer Coppen Rayakan Ultah ke-23 Dengan Peluk Guling dan Cium Bantal Dali Wassink, Nyesek Banget
Jennifer Coppen Ultah Ke-23 Setelah Jenazah Dali Wassink Dikremasi: Sakit Banget Rasanya Pagi Ini...
Top 3 News: Polri Akan Ubah Tampilan SIM, Ini Alasannya
Top 3 Berita Hari Ini: Youtuber China Tiba-tiba Tewas Saat Siaran Langsung Mukbang, Kerap Makan Tanpa Henti Selama 10 Jam
TOPIK POPULER
Live Streaming
Live Streaming Pocari Sweat Run Indonesia 2024
TODAY IN HISTORY
21 Juli 1974: Demo Ribuan Warga di London Terkait Konflik Siprus
Populer
Telepon Zelenskyy, Donald Trump Berjanji Akan Akhiri Perang di Ukraina
Apa yang Akan Terjadi Jika Joe Biden Mundur dari Pencalonan Presiden AS?
21 Juli 1974: Demo Ribuan Warga di London Terkait Konflik Siprus
10 Negara Ini Unggul dalam Melawan Perubahan Iklim, Apa Saja?
Studi Ini Temukan Mikroplastik di Testis Manusia, Bisa Bikin Penis Menyusut dan Sperma Berkurang
Malam Amal dan Lelang untuk Bantu Anak-anak Ukraina, Total Terkumpul Rp308 Juta
Jembatan di China Roboh Akibat Banjir, 11 Orang dan Puluhan Lainnya Hilang
Indonesia Cegat 106 Kg Narkoba Senilai Rp541 Miliar Menuju Australia
Diminta Mundur dari Pilpres AS, Joe Biden Tetap Berharap Bisa Kembali Berkampanye
Studi: Lihat Wajah Sendiri Saat Pertemuan Video Call Bisa Menyebabkan Mental Lelah
Timnas Indonesia U-19
Top 3 Berita Bola: Lewat Aksi 2 Bek, Timnas Indonesia U-19 Benamkan Kamboja di Piala AFF U-19 2024
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-19 2024: Misi Timnas Indonesia Ulang Sukses 2013
Hasil Piala AFF U-19 2024 Kamboja vs Indonesia: Duet Bek Tengah Tentukan Kemenangan Garuda Muda
Hasil Piala AFF U-19 2024 Kamboja vs Indonesia: Garuda Muda Ditahan Tanpa Gol di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-19 2024 Kamboja vs Indonesia, Sebentar Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-19 2024 Kamboja vs Indonesia, Sabtu 20 Juli Pukul 19.30 di SCTV dan Vidio
Berita Terkini
Disdik Jakarta Buka Pendaftaran Tenaga Pendidik Lewat Jalur KKI untuk Guru Honorer yang Dipecat
Kena Retas Rp 3,7 Triliun, Bursa Kripto India Terkatung-katung
Ini Makanan Paling Enak Menurut Gus Baha, Kamu Pasti Setuju
Top 3 Berita Bola: Lewat Aksi 2 Bek, Timnas Indonesia U-19 Benamkan Kamboja di Piala AFF U-19 2024
Cak Imin Sosialisasi UU Kesejahteraan Ibu dan Anak di CFD
PIN Polio Tahap Kedua Mulai 23 Juli 2024, Digelar di 27 Provinsi Berikut
Inggris Berencana Kembali Beri Bantuan untuk Badan Pengungsi Palestina UNRWA
7 Mitos Tentang Intermittent Fasting yang Dibantah oleh Ahli Diet, Tak Usah Dipercaya Lagi
SDA Melimpah, Desa Asem Nonggal Sampang Jadi Percontohan Budidaya Rumput Laut Gracilaria
Kejati Tunjuk Sejumlah Jaksa Pantau Pengusutan Korupsi SPPD di DPRD Riau
Top 3: Angkasa Pura II Pastikan Sistem IT Maskapai Sudah Kembali Normal
Key SHINee Doyan Makan Sate Pakai Kerupuk, Rasakan Sensasi Unik Saat Melahapnya Pertama Kali
Kebaya di Mata Anak Muda, Harus Jadi Gaya Hidup dan Item yang Fashionable
Resep Kue Cincin Khas Betawi yang Legit dan Empuk, Cocok untuk Ngopi Sore