, Washington, DC - Saat Barack Obama terpilih jadi Presiden Amerika Serikat, orang mengira isu rasisme di Negeri Paman Sam adalah cerita masa lalu. Namun, ini yang terlihat di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, Sabtu kemarin, 12 Agustus 2017: bendera Konfederasi dikibarkan, salut ala Nazi dipertontonkan, simbol Ku Klux Klan dan kelompok ekstrem kanan berseliweran di sana sini.
Di hari itu, segerombolan orang berkumpul di Emancipation Park untuk menggelar aksi "Unite the Right". Mereka memprotes keputusan pemerintah kota menurunkan patung Robert E Lee di Charlottesville. Lee merupakan komandan tentara Konfederasi Amerika pada masa Perang Sipil AS (1861-1865).
Al Jazeera menyebut "Unite the Right" ini sebagai aksi supremasi kulit putih terbesar sepanjang sejarah AS. Penggerak aksi ini adalah Jason Kessler, mantan jurnalis dan anggota kelompok ultranasionalis Proud Boys.
Advertisement
Aksi kelompok rasis itu mengundang demonstrasi tandingan. Di seberang barikade besi, berkerumun kelompok anti-fasis yang menentang mereka.
"Kalian akan dilempar ke api neraka!" teriak salah satu pendukung supremasi kulit putih, seperti diberitakan BBC, Senin (14/8/2017).
Makian itu disemburkan pada seorang gadis kulit putih yang tengah bergandengan tangan dengan temannya, seorang keturunan Afrika.
Tak lama kemudian, adu mulut pecah jadi bentrokan. Pada pukul 11.28 waktu setempat, status darurat diumumkan. Sekitar sejam kemudian, korban jiwa jatuh.
Saat jarum jam menunjuk pukul 12.42, sebuah mobil yang melaju kencang ditabrakkan ke arah demonstran penentang kelompok supremasi kulit putih. Satu orang tewas dan 15 lainnya terluka.
Pelakunya sempat kabur sebelum dibekuk aparat. James Alex Fields, Jr (20), sang pelaku, adalah seorang pendukung kelompok neo-Nazi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sedang liburan di klub golfnya di New Jersey segera merespons insiden itu. "Kami mengutuk sangat keras aksi yang menghasut kebencian, kefanatikan, dan kekerasan, dalam berbagai sisi..."
Namun--sebagaimana kemudian dikritik banyak kalangan--Trump sama sekali tidak mengecam soal rasisme, paham supremasi kulit putih, atau Ku Klux Klan yang kental menyelimuti aksi itu.
Miliarder itu bahkan mengesankan apa yang terjadi di Charlottesville adalah hal yang lumrah. "Ini sudah lama terjadi di negara kita. Bukan era Donald Trump, bukan pula era Barack Obama. Ini sudah berlangsung sejak lama sekali."
Sikap yang jauh lebih "berani" justru ditunjukkan oleh putri kesayangannya, Ivanka. Perempuan yang menjabat sebagai penasihat senior Presiden Trump itu berkicau di Twitter, "Tidak ada tempat bagi rasisme, supremasi kulit putih, dan neo-Nazi di tengah masyarakat kita."
Mayoritas publik Amerika tidak puas atas reaksi sang presiden, termasuk para kolega Trump di Partai Republik.
"Presiden, kita harus menyebut aksi kejahatan itu secara terang benderang. Mereka adalah kaum supremasi kulit putih dan aksi itu adalah terorisme domestik," kata Senator Partai Republik, Cory Gardner, dengan nada keras.
Senator lain, Marco Rubio, "menampar" Trump dengan kicauannya, "Sangat penting bagi bangsa ini untuk mendengar @Potus (Presiden AS) mendeskripsikan peristiwa di #Charlottesville secara apa adanya, yakni aksi teror oleh kelompok #supremasikulitputih."
Barack Obama, presiden pendahulu Trump, bereaksi dengan mengutip pernyataan Nelson Mandela, "Tidak seorang pun dilahirkan untuk membenci orang lain karena warna kulit, latar belakang atau agamanya. Orang harus belajar untuk membenci, dan dengan itu mereka bisa belajar untuk mencintai. Karena cinta datang lebih alami ke hati manusia dibanding sebaliknya."
Baca Juga
Kecaman setengah hati Presiden Trump ini dinilai banyak analis terkait dengan kenyataan bahwa kaum pembela supremasi kulit putih memang merupakan salah satu basis elektoral penting Trump pada pemilu lalu.
Simak saja bagaimana The Daily Stormer, sebuah surat kabar pendukung supremasi kulit putih malah memuji-muji sang presiden. "Komentar Trump bagus. Dia tidak menyerang kita. Dia hanya mengatakan bahwa negara harus bersatu. Tidak ada yang secara spesifik menyerang kita."
Mantan pemimpin Klu Klux Klan, David Duke, bahkan mengingatkan Trump, "Ambillah cermin dan ingat, warga kulit putih Amerika-lah yang menempatkan kau di kursi presiden, bukan kaum kiri radikal."
Di Twitter, Duke mencuit, "Jadi, setelah beberapa dekade orang kulit putih AS menjadi sasaran kebencian dan diskriminasi, sekarang saat kami berkumpul sebagai rakyat, kalian lalu menyerang kami?"
Insiden berdarah dan kaitan yang makin terang-terangan antara Trump dengan kaum rasis itu membuat tekanan publik kian memuncak. Akhirnya, para pembantu Trump pun merilis pernyataan keras.
Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan Amerika Serikat, HR McMaster, menyatakan insiden di Charlottesville itu sebagai aksi terorisme. "Serangan yang tujuannya untuk membuat takut orang itu adalah tindakan terorisme. Aksi penabrakan itu masuk kategori terorisme domestik," kata McMaster, seperti dikutip Sky News.
Seorang juru bicara Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya merilis pernyataan bahwa Presiden "mengecam segala bentuk kekerasan, fanatisme dan kebencian, dan tentu saja termasuk kelompok supremasi kulit putih, KKK, neo-Nazi dan semua kelompok ekstremis."
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kala Neo-Nazi Merayakan Terpilihnya Trump
"Hail Trump, hail our people, hail victory!"
Begitulah seruan Richard B Spencer menyambut kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden Amerika Serikat 2016 lalu. Saat itu, ia bicara di hadapan 200 orang yang berkumpul di konferensi tahunan National Policy Institute di Ronald Reagan Building, Washington, pada November 2016.
Spencer adalah Presiden National Policy Institute, sebuah think thank pendukung paham supremasi kulit putih yang berbasis di Alexandria, Virginia. Pria berusia 39 tahun itu mempopulerkan istilah "alt-right" untuk menggambarkan gerakan yang dipimpinnya.
Mimpi Spencer adalah "sebuah masyarakat baru, sebuah negara yang akan menjadi titik temu bagi seluruh orang Eropa. Ia juga menyerukan aksi "pembersihan etnis secara damai".
Dalam kesempatan yang sama, Spencer menyebut media arus-utama sebagai "Lügenpresse". Istilah itu ia pinjam dari bahasa Jerman yang jika diterjemahkan berarti "pers tukang bohong".
Sebagai catatan, Nazi menggunakan kata "Lügenpresse" untuk menyerang semua kritik media terhadap mereka.
"Amerika sampai generasi terakhir adalah negeri kulit putih yang dirancang untuk kita dan keturunan kita. Ini karya kita, ini warisan kita, dan ini milik kita," ujar Spencer seperti dikutip The Atlantic.
Pidato itu disambut hadirin dengan gemuruh sorak-sorai, tepuk tangan, dan hormat ala Nazi.
Terpilihnya Trump sebagai presiden AS juga disambut girang gerakan neo-Nazi yang paling menonjol di Yunani. Mereka mengatakan, naiknya Trump ke pucuk Negara Adikuasa mendatangkan gelora baru. Kebijakan Trump yang melarang warga dari sejumlah negara muslim masuk AS, dianggap sebagai validasi atas pandangan mereka. Ribuan orang yang merupakan pendukung Partai Golden Dawn turun ke jalan, mendesak pemerintah Yunani menerapkan aturan serupa.
"Kebijakan Trump memberi kami angin segar. Itu mengesahkan dan memperkuat kebijakan nasionalis dan patriotis kami--kebijakan yang telah kami usung selama bertahun-tahun," ungkap Elias Panagiotaros, pemimpin partai sayap kanan kepada The Independent.
"Kita harus mengikuti langkah Trump. Kita tidak seharusnya menjadikan Yunani lapangan terbuka bagi imigran untuk datang dan pergi semau mereka. Kita harus merebut kembali negara kita dan kepentingan kita serta menempatkannya sebagai prioritas utama-- seperti yang dilakukan Trump."
Neo-Nazi di Amerika
Di Negeri Paman Sam terdapat sejumlah kelompok neo-Nazi. Seperti dilansir Wikipedia, National Socialist Movement (NSM) dengan sekitar 400 anggota di 32 negara bagian, saat ini tercatat merupakan organisasi neo-Nazi terbesar dan paling aktif di AS.
NSM dibentuk pada 1974 oleh Robert Brannen dan Cliff Herrington. Keduanya adalah mantan anggota American Nazi Party (ANP) sebelum organisasi ini dibubarkan pada 1983.
Selain NSM, ada pula National States' Rights Party yang didirikan oleh Edward Reed Fields and JB Stoner pada 1958. Sejumlah organisasi lain yang juga dilaporkan menjalankan aktivitas neo-Nazi di antaranya adalah Anti-Defamation League dan the Southern Poverty Law Center.
Di hari pelantikannya pada 20 Januari 2017, Trump menggaungkan sikap nasionalisnya dengan lantang, "Sejak hari ini, sebuah visi baru akan mengatur tanah kita. Mulai hari ini, Amerika akan menjadi yang pertama (America First)."
Ia menambahkan, "Setiap keputusan mengenai perdagangan, pajak, imigrasi, urusan luar negeri akan dibuat untuk menguntungkan pekerja dan keluarga Amerika. Kita harus melindungi perbatasan kita dari pengaruh negatif negara lain terhadap produk kita, perusahaan-perusahaan kita, dan lapangan pekerjaan kita..."
Entah kebetulan entah tidak, "America First" yang berulang-ulang disebutnya adalah nama organisasi anti-semitisme yang pada 1940-an mendesak pemerintah AS untuk merundingkan kesepakatan damai dengan Adolf Hitler. (kd)
Saksikan video menarik berikut:
Terkini Lainnya
Respons Donald Trump atas Demo Virginia Tuai Kritikan
Penasihat Trump: Penabrakan di Demo Virginia Adalah Aksi Teroris
Respons Demo Virginia, Aksi Protes Massal Pecah di Penjuru AS
Kala Neo-Nazi Merayakan Terpilihnya Trump
Donald Trump
Amerika Serikat
Headline
Rekomendasi
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
HEADLINE: Bursa Pilgub Sumut 2024 Kian Sengit, Bobby Nasution Bakal Lawan Edy Rahmayadi Atau Ahok?
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
HEADLINE: Seribu Lebih Caleg Terpilih Belum Lapor Harta Kekayaan, KPK Siap Buka Data?
HEADLINE: Babak 16 Besar Euro 2024 Bergulir, Kuda Hitam Siap Singkirkan Unggulan?
HEADLINE: Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Rp 71 Triliun, Bebani APBN?
HEADLINE: Copa America 2024 Jadi Pembuktian Misi Terakhir Lionel Messi Bersama Argentina, Kans Tambah Rekor?
HEADLINE: Peringkat Daya Saing Naik ke Posisi 27 Dunia, Apa Untungnya untuk Indonesia?
HEADLINE: Heboh Usulan Keluarga Korban Judi Online Terima Bansos, Tepat Sasaran?
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
PM Prancis Mundur Usai Sayap Kiri Unggul dalam Pemilu Legislatif
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
5 Meteoroid yang Pernah Menghantam Bumi
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Mengenal Jean-Luc Melenchon Pemimpin Sayap Kiri yang Partainya Unggul dalam Pemilu Prancis 2024
Pegi Setiawan
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Berita Terkini
Singapura Izinkan 16 Jenis Serangga untuk Dikonsumsi, Ada Cacing sampai Belatung Kumbang
Serba-serbi Wayang Kulit, Dibuat dari Kulit Kerbau yang Dilukis
5 Meteoroid yang Pernah Menghantam Bumi
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Saat Gedung Tiba-Tiba Miring karena Diinjak Mbah Kholil Bangkalan, Kisah Karomah Wali
Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Mati Warga Sempat Berusaha Hilangkan Barang Bukti
Bertabur Bintang, Daftar Tamu Undangan Diduga Hadiri Pernikahan Anak Orang Terkaya di Asia Anant Ambani dan Radhika Merchant
Amalan Pelunas Utang dan Pelancar Rezeki dari Syaikh Abu Hasan As-Syadzili
Niat Cari Kerja, Data 26 Pelamar Ini Malah Dipakai untuk Pinjol dengan Kerugian Rp 1 Miliar
Lama Hiatus, Lia ITZY Akan Ikut Rayakan Anniversary MIDZY
3 Kisah Pemain Belanda Tersukses di Manchester United
Anisha Rosnah Berhijab dan Tenteng Tas Rp50 Jutaan Saat Kunjungan ke Sekolah Bareng Pangeran Mateen
Cegah Kepunahan, Ilmuwan Suntik Cula Badak dengan Radioaktif
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 9 Juli 2024
Mantan Ajudan Wapres Brigjen Pol Sabilul Alif Jadi Wakapolda Kaltim