, Melbourne - Saat masih kecil Thomas Watson, seorang warga Australia, mendengar bahwa neneknya selamat dari kengerian kehidupan sebuah kamp tahanan perang.
Tapi, seperti banyak orang lain yang mengalami hal serupa dalam Perang Dunia II, sang nenek tidak pernah membicarakan pengalamannya itu.
Cobaan berat sang nenek bernama Yvonne Watson (sebelumnya bernama Yvonne Holman) itu sebagian besar diselimuti misteri.
Advertisement
Yvonne menghabiskan empat tahun tawanan bersama dengan ribuan warga sipil Belanda lainnya yang dipenjara saat Indonesia jatuh ke tangan Jepang pada tahun 1942.
"Saya tahu bahwa dia selamat dari sebuah kamp konsentrasi yang dikelola Jepang di Indonesia, yang waktu itu masih Hindia Belanda, dan pengalamannya itu sangat keras," kata Thomas Watson, seperti dikutip dari AustraliaPlus pada Minggu (30/7/2017)
Thomas tidak banyak tahu hal lainnya, tapi tetap membawa keingin-tahuannya itu hingga ia dewasa.
Setelah kematian neneknya pada tahun 2013, Thomas bekerja sama dengan pembuat film Jean-Baptiste Breliere untuk membuat film dokumenter tentang pengalaman Yvonne. Dokumenter itu berjudul The World Ended on Mango Street.
"Nenek saya dipenjarakan di gubuk kecil dengan sekitar 15 wanita lainnya terletak di Jalan Mangga Nomor 7," kata Thomas.
"Seluruh hidupnya yang dia sadari di Indonesia benar-benar berakhir di Jalan Mangga - dari situlah judul ini berasal," jelasnya.
Produksi film tersebut telah membuat Thomas menempuh pencarian emosional dalam mengungkap kisah neneknya yang selamat dari kelaparan dan penyakit di kamp tawanan, dan hidup sampai usia 92 tahun.
Ketika Jepang menyerbu Hindia Belanda pada tahun 1942, Yvonne Holman muda masih sekolah untuk menjadi seorang pengacara.
"Jepang datang dan langsung memerintahkan semua keluarga Belanda untuk dievakuasi. Mereka dikirim ke tempat yang mereka sebut sebagai kamp tahanan tapi sebenarnya lebih berupa kamp konsentrasi," kata Thomas.
Lembaga Australian War Memorial memperkirakan sekitar 130.000 warga sipil dari negara sekutu diasingkan oleh Jepang selama masa pendudukan mereka di Hindia Belanda, termasuk warga sipil Amerika, Inggris dan Australia.
Thomas percaya sebagian besar bukti tentang apa yang terjadi di kamp-kamp tersebut kini telah hancur.
"Banyak bangunan telah hancur dan banyak saksi tangan pertama sudah meninggal atau hilang," katanya.
Namun, dia masih memiliki catatan tangan pertama tentang pamannya, Robert Holman, yang masih berusia 10 tahun saat terpisah dari ibunya. Robert dipenjara di sebuah kamp pria di Semarang.
Sang paman ini juga ditampilkan dalam film dokumenter tersebut.
Pembuat dokumenter ini menemui Robert yang kini berusia 87 tahun dan tinggal di Belanda.
"Prinsipnya itu merupakan metode pembunuhan pelan-pelan dengan membuat anak 12 tahun kelaparan, proses penghinaan yang sempurna," kata Thomas Watson.
"Dia mengatakan selalu terjadi pemukulan, kelaparan, bahkan banyak pengkhianatan antara tawanan, bukan karena kejahatan apapun, tetapi semata-mata karena sangat putus asa. Mereka tidak memikirkan apa-apa selain diri sendiri," jelasnya.
"Tak terbayangkan sakitnya karena dia adalah paman saya," katanya.
"Orang meninggal atau sering mengalami trauma sehingga bukanlah keajaiban kecil bahwa seluruh keluargaku bisa selamat," kata Thomas lagi.
Yvonne bukan hanya bertahan dan selamat, dia berhasil mengubur traumanya dan memulai kehidupan baru di Australia.
Saksikan video menarik berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ke Australia dan Jatuh Cinta
Pada akhir Perang Dunia II, Yvonne dibawa ke sebuah rumah sakit Palang Merah ke Sorrento, negara bagian Victoria.
"Dia tinggal di sana sekitar sekitar dua bulan untuk pemulihan," kata Thomas Watson.
"Suatu hari dia menuruni tangga sebuah hotel dan melihat seorang pilot RAAF yang tampan sedang menaiki tangga," tuturnya mengisahkan pengalaman neneknya.
"Mereka bertatapan dan belakangan dansa bersama. Mereka jatuh cinta, dan pria itu pun menjadi kakekku," tambahnya.
Ketika harus meninggalkan Australia dan pindah ke Belanda, kekasih Yvonne itu bergabung dengan kapal dagang untuk mengikuti sang kekasih.
Akhirnya mereka menikah dan berimigrasi ke Australia.
Keluarga Yvonne menggambarkan kehidupan sang nenek sebagai dua bagian yang bertolak belakang. Bagian pertama misteri dan tidak mungkin dimengerti, sementara separuh lainnya kehidupan biasa dan tidak asing.
"Dia menjalani kehidupan seorang ibu rumah tangga yang hidup di pinggiran kota secara normal. Hanya sedikit orang yang tahu tentang leluhurnya di Indonesia. Dia menyimpannya sebagai misteri seumur hidupnya, sampai meninggal dunia," kata Robert Watson.
"Kisah nenekku tidaklah unik karena dia bukan satu-satunya yang mengalami. Namun ini menjadi cara mengungkapkan pengalaman ribuan orang yang kisahnya belum diceritakan dan rahasia penderitaannya tidak pernah diketahui selama 70 tahun," tuturnya.
Terkini Lainnya
Ke Australia dan Jatuh Cinta
Tawanan Perang
Australia
Perang Dunia II
History
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pengamat Prediksi Demokrat Usung Calon Eksternal Ketimbang Kader di Pilgub Banten
Jelang Pilkada 2024, Diskominfo Kepulauan Babel Awasi Konten Hoaks di Ruang Digital
Dedikasi Layani Rakyat, Eman Suherman Disebut Raih Dukungan Kuat Parpol Maju Pilbup Majalengka
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
6 Juli 2013: Militan Boko Haram Serang Sekolah Asrama di Nigeria, 30 Orang Termasuk Guru Tewas
Populer
Warga Negara Baru Amerika Serikat Siap Berikan Suara dalam Pilpres AS
Indonesia Siap Bagi Pengalaman Keharmonisan Antar Umat Beragama di Konferensi Internasional Ini
Properti Murah-Diskon Besar di Jerman, Italia, dan Swedia, Rumah 150 Meter Persegi Hanya Rp265 Ribu
Bendungan Jebol di China Picu Banjir, 6.000 Warga Mengungsi
Menikmati Keindahan dan Kedamaian di Trinity St. Sergius Lavra, Biara Kristen Ortodoks Utama Rusia
Pemimpin Hizbullah dan Hamas Bahas Gencatan Senjata Gaza, Bagaimana Peluangnya?
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Istri di AS Tega Racuni Suami, Alasannya Merasa Tak Dihargai
Mengenal Galaksi Satelit, Kunci Menuju Materi Gelap
Euro 2024
Jamal Musiala Puji Permainan Lamine Yamal, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Berita Terkini
Manchester United dan Manchester City Berebut Bocah 16 Tahun dari Tottenham
BNI Siapkan Kocek Rp 1,9 Triliun untuk Belanja IT
Jadi Mualaf, Marcell Darwin Tiap Malam Hafalan Surat Pendek Bareng Anak: Istri Kayak Guru Ngaji
Kumpulan Hoaks Seputar Peristiwa di Malang, Simak Faktanya
Properti Murah-Diskon Besar di Jerman, Italia, dan Swedia, Rumah 150 Meter Persegi Hanya Rp265 Ribu
Tolak Upah Murah hingga Outsourcing, Buruh Desak Cabut UU Cipta Kerja untuk 9 Alasan
Jalan-Jalan ke Belanda, Sissy Prescillia Tunjukkan Sepeda Lebih Banyak daripada Penduduk Lokalnya
Robot Bunuh Diri karena Capek Kerja, Memang Bisa?
BPBD Jakarta Benarkan Turap Longsor di Tol JORR Pesanggrahan Akibat Hujan Lebat, Akses Jalan Tertutup
Menelusuri Jalur Kereta Tertua dan Tersibuk di Tokyo, Yamanote Line
Jerman Kembali Jual Bitcoin yang Disita, Nilainya Sentuh Rp 2,8 Triliun
Holding BUMN Jasa Survei Catatkan Peningkatan Kinerja di 2023
WhatsApp Ganti Warna Centang Verifikasi, dari Hijau Jadi Biru