, Jakarta - Pertempuran Laut Jawa (Battle of the Java Sea) selamanya akan dikenang sebagai salah satu momentum kekalahan besar -- sekaligus memalukan -- pihak Sekutu dalam Perang Dunia II.
Kala itu, pada 27 Februari 1942, armada Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia (ABDA) bersatu mencegat Jepang yang merangsek maju ke Hindia Belanda -- cikal bakal Indonesia.
Namun, Sekutu akhirnya dipermalukan. Jepang menenggelamkan tiga kapal perusak (destroyer) dan dua kapal penjelajah (cruise), tanpa mengorbankan satu kapal pun milik pihak Negeri Sakura.
Advertisement
Tak hanya itu, serangan massif Jepang, dari laut serta udara, menewaskan 2.300 orang di pihak Sekutu, termasuk komandan ABDA Karel Doorman yang berada di HNLMS De Ruyter.
Itu mengapa, lokasi tenggelamnya kapal-kapal tersebut dianggap sebagai 'kuburan perang', tempat peristirahatan terakhir mereka yang gugur.
Baca Juga
Pertempuran Laut Jawa hanya berhasil menunda invasi Jepang atas Jawa dan Hindia Belanda untuk satu hari saja.
Pada November 2016 lalu, 75 tahun kemudian, sebuah tim penyelam internasional bertolak ke Jawa. Mereka berniat menyaksikan situs tenggelamnya sejumlah kapal perang Belanda selama Perang Dunia II.
Seperti dikutip dari The Vintage News, Sabtu (1/4/2017), tim berencana meletakkan semacam plakat dalam rangka memperingati momentum karam yang terjadi di tengah pertempuran yang terjadi pada 27 Februari 1942.
Namun, anggota tim kaget bukan kepalang. Kapal-kapal tersebut raib. Padahal di lokasi itulah, sejumlah penyelam amatir menemukan keberadaan mereka pada 2002 lalu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kuburan Perang yang Terusik
Ada dalam daftar bangkai kapal yang dijarah adalah kapal penjelajah HNMLS De Ruyter dan HNLMS Java.
Kapal perusak HNLMS Kortenaer juga tenggelam setelah dibombardir pasukan Jepang.
Dua bangkai kapal Inggris juga lenyap. Berdasarkan investigasi, kapal Amerika Serikat USS Perch juga hilang -- diduga dipreteli dan diperlakukan sebagai barang rongsokan.
Penjarahan bangkai kapal tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pada tahun 2014, Angkatan Laut Amerika Serikat menemukan gangguan terhadap bangkai kapal USS Houston -- di mana paku keling dan jendela kapal (porthole) diambil.
Amunisi tua yang ada di kapal tersebut juga tercerai berai, beberapa hilang diambil maling.
Besi tua dari bangkai kapal-kapal tersebut dianggap 'harta karun' bagi para penjarah. Misalnya, baling-baling dari kapal berukuran besar bisa dihargai mahal, nilainya mencapai US$ 40 ribu atau Rp 533 juta.
Menurut pembongkar kapal (shipbreakers) yang beroperasi di dekat lokasi mengatakan, kompresor adalah perangkat penting untuk menyimpan udara yang dibutuhkan untuk bekerja di kedalaman tempat kapal berada.
Juga tak kalah penting adalah las bertenaga listrik, serta crane untuk mengangkat bagian bangkai kapal.
Karena biaya yang dibutuhkan untuk mengangkat kapal-kapal itu dari dasar laut sangat besar, pejabat dari negara-negara terkait bekerja sama dengan pihak Indonesia untuk melindungi bagian kapal yang tersisa. Terutama dari para penjarah.
Para pemulung, yang mengaku sebagai nelayan, menggunakan selang karet panjang untuk bernapas di dalam air, beroperasi di sekitar laut Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Mula-mula mereka mencuri aluminium, baja, dan kuningan. Baling-baling juga salah satu bagian pertama yang diambil -- sebelum akhirnya mempreteli seluruh bagian kapal.
Bangkai kapal itu sejatinya adalah properti milik Indonesia. Dan adalah tindakan ilegal untuk mengambil apa yang ada di sana tanpa izin.
Kabar hilangnya kapal menjadi kabar buruk bagi para veteran yang selamat dari bahtera-bahtera tersebut. Tentunya juga untuk keluarga korban pertempuran yang jasadnya masih terbaring di Laut Jawa.
Sebab, mereka menganggap kapal tersebut sebagai kuburan perang yang seharusnya dibiarkan damai.
Mengetahui kabar pencurian itu, Belanda murka dan menganggap tindakan penodaan terhadap kuburan perang sebagai pelanggaran yang sangat serius. "Mengusik kuburan perang merupakan pelanggaran serius," kata Kemhan Belanda.
Pihak Inggris melaporkan hal serupa. Pemerintah Britania Raya mengaku 'tergugah' dengan laporan Belanda dan sedang melakukan investigasi soal nasib kapal mereka yang kini tak diketahui.
Menanggapi hilangnya peninggalan PD II tersebut, Kemhan Inggris mengatakan mereka telah menghubungi pihak Indonesia.
"Banyak nyawa hilang selama pertempuran itu dan kami sangat berharap situs tersebut 'dihormati' dan tidak ganggu terutama tanpa izin dari Inggris," kata juru bicara Kemhan Inggris seperti dikutip dari Guardian.
John Schwarz, yang ayahnya adalah pendiri USS Houston Survivors’ Association menganggap, penodaan kapal perang mirip dengan tindakan seseorang pergi ke kuburan, menggali peti mati dan mencurinya.
Theo Doorman, anak dari Laksamana Karel Doorman yang memimpin armada Belanda dalam Pertempuran Laut Jawa, ikut dalam dalam ekspedisi pencarian bangkai kapal.
Pria 82 tahun itu mengatakan, dia tidak percaya apa yang dilihatnya. Tidak ada puing kapal ayahnya, yang tertinggal hanyalah 'lubang' di tempat bahtera itu seharusnya berada.
Padahal, bagi Theo, di sanalah makam sang ayah. "Aku sedih. Tidak marah, karena emosi tidak akan menghasilkan apapun. Aku hanya sedih," kata dia.
"Selama berabad-abad tradisi tidak mengganggu kuburan kapal laut ditegakkan. Tapi kini yang terjadi sebaliknya," kata Theo.
Terkini Lainnya
Gadis Cantik di Kapal Nazi, 3 Kisah Kapal Karam di Laut Indonesia
6 Misteri Indonesia yang Bikin Penasaran Dunia
4 Temuan Harta Karun di Indonesia yang Menggegerkan Dunia
Kuburan Perang yang Terusik
Histori
Pertempuran Laut Jawa 1942
Perang Dunia
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
PM Prancis Mundur Usai Sayap Kiri Unggul dalam Pemilu Legislatif
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Indonesia Kecam Serangan Udara Tentara Israel ke Sekolah Palestina
Sejumlah Kereta Subway di Boston Dipasangi Wajah Lucu, Tujuannya Supaya Bikin Orang Senyum
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Pistol Napoleon Bonaparte Dilelang Seharga Rp29,7 Miliar
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Nepal, 11 Orang Tewas
Suami Wapres AS Kamala Harris Positif COVID-19
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan