, Virginia - Richard dan Mildred Loving adalah pasangan yang jatuh cinta, menikah, dan berkeluarga. Namun pada tahun 1950-an di Virginia, hubungan mereka tak sesederhana itu.
Richard berkulit putih dan Mildred berkulit hitam, dan di mata hukum negara anti-percampuran ras, mereka telah melakukan tindak kejahatan.
Baca Juga
Inilah kisah cinta terlarang yang nantinya akan mengubah sejarah Amerika, sebagaimana diuraikan oleh History dan dikutip oleh pada Senin (12/3/2017).
Advertisement
"Apa yang kau lakukan dengan wanita ini di tempat tidur?" Sherif R. Garnett Brooks bertanya sembari menyorotkan lampu senter ke pasangan yang terbaring di tempat tidur. Saat itu pukul 02.00, tanggal 11 Juli, 1958, dan pasangan yang disorot ini, Richard Loving dan Mildred Jeter, telah menikah selama lima minggu. "Saya istrinya," ucap Mildred.
Sherif, yang bertindak berdasarkan bocoran anonim, tidak berhenti bertanya. Richard adalah keturunan Irlandia dan Inggris, sedangkan Mildred keturunan Afrika-Amerika dan Suku Asli Amerika. Menurut hukum negara bagian, pernikahan mereka adalah kejahatan. Mereka pun ditahan karena melanggar Undang-Undang Integritas Ras Virginia.
Richard ditahan semalam di penjara sebelum dilepaskan dengan uang jaminan US$ 1.000 yang dibayarkan oleh saudara perempuannya. Namun, Mildred tidak dapat dibebaskan dengan jaminan. Ia menghabiskan tiga malam sendirian di penjara wanita berukuran kecil yang hanya cukup untuk satu orang. Saat ia akhirnya dibebaskan, ia diserahkan ke ayahnya.
Setelah pasangan itu mengaku bersalah, Hakim Leon M. Bazile memberikan mereka pilihan, meninggalkan Virginia selama 25 tahun atau dipenjara. Mereka memilih pergi dan menghabiskan sembilan tahun di pengasingan.
Pasangan ini pertama kali berjumpa saat Mildred berusia 11 tahun dan Richard 17 tahun.
Richard dan Mildred berkencan putus-sambung selama beberapa tahun sebelum memutuskan untuk menikah setelah Mildred hamil. Pasangan ini pergi ke Washington D.C. untuk menikah dengan legal. Ibukota negara ini juga menjadi tempat tujuan mereka saat dipaksa pergi dari rumah.
Meninggalkan keluarga dan teman, keluarga Loving berusaha hidup di Washington D.C., namun mereka tak pernah merasa betah. Mildred tak dapat beradaptasi dengan kehidupan kota, karena ia adalah gadis desa yang terbiasa dengan kehidupan di kampungnya yang menyediakan tempat bermain untuk anak-anak. Karena ingin menengok keluarga, mereka melawan keputusan pengadilan dan secara priodik kembali ke Virginia.
Karena mereka tak boleh pulang bersama, mereka berhati-hati agar tak terlihat berduaan selama di Virginia. Richard bahkan tak pernah ke luar dari rumah.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gerakan Hak Kulit Hitam AS Dimulai
Sementara pasangan ini berjuang, gerakan persamaan hak bagi kulit hitam tengah dimulai. Meski tengah disibukkan dengan kesulitan yang mereka hadapi, namun mereka terinspirasi dengan kegiatan yang mereka saksikan.
Pada tahun 1964, Mildred menulis surat kepada Jaksa Agung Robert F. Kennedy untuk meminta bantuan. Kennedy menasihatinya untuk menghubungi Persatuan Kebebasan Rakyat Sipil Amerika (ACLU). Pengacara ACLU Bernard S. Cohen dan Philip J. Hirschkop dengan bersemangat mengambil kasus ini.
Upaya pertama mereka untuk mendapat keadilan adalah agar kasus dan keputusannya dibatalkan oleh hakim yang pertama kali memutuskan. Setelah menunggu tanggapan selama setahun, mereka mengajukan gugatan perwakilan kelompok ke Pengadilan Wilayah AS untuk Distrik Virginia Timur, yang akhirnya mendapat tanggapan dari Hakim Bazile. Ia menyatakan, "Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan ras putih, hitam, kuning, melayu, merah. dan menempatkan mereka di benua-benua yang berbeda. Namun campur tangan dalam pengaturannya tidak menimbulkan sebab bagi pernikahan campuran semacam itu. Fakta bahwa Tuhan memisahkan ras-ras tersebut menunjukkan bahwa Ia tak bermaksud mencampur-adukkan mereka."
Tanggapan yang penuh syak wasangka itu memberikan dasar untuk pengajuan banding ke Pengadilan Tinggi Virginia, namun pengadilan ini menyetujui keputusan pengadilan pertama.
Pada saat itu, keluarga Loving hidup di Virginia secara diam-diam. Tadinya mereka berpikir untuk hidup terpisah dengan keluarga mereka masing-masing, namun pengacara mereka menasihati agar mereka tetap bersama dan meyakinkan bahwa jika ditahan, mereka hanya akan dipenjara selama beberapa jam (dengan ACLU yang siap dipanggil untuk mendampingin pembebasan mereka)
Fotografer majalah LIFE Grey Villet bertemu dengan pasangan Loving pada tahun 1965, sebelum kasus mereka yang terkenal mulai berjalan. Ia ditugaskan untuk mendokumentasikan kehidupan sehari-hari pasangan tersebut. Ia menangkap kisah yang sederhana, kisah cinta. Ia mengambil gambar keduanya sedang menonton TV bersama, bermain dengan anak-anak mereka, dan berciuman.
Foto-foto yang diterbitkan pada edisi 1965 itu memberi gambaran yang unik akan kehidupan pasangan yang akan meninggalkan dampak yang panjang bagi hukum Amerika Serikat.
Advertisement
Kasus yang Panjang
Kasus mereka akhirnya sampai di meja Mahkamah Agung Amerika Serikat, dengan argumen verbal yang dimulai pada 10 April, 1967. Philip Hirschkop tidak dapat membela mereka di Pengadilan, karena ia baru lulus sekolah hukum sekitar dua tahun lebih (kurang setahun dari persyaratan). Ini berarti apa pun yang ditulis Hirschkop harus ditandatangani oleh Bernard Cohen, yang lulus sekolah hukum lebih dari tiga tahun yang lalu, namun tak punya pengalaman di pengadilan federal. Dua pengacara pemula ini memahami bahwa mereka mewakili salah satu kasus hukum konstitusi yang terpenting di Pengadilan.
Saat ditanya sebelum argumen oral dimulai, Mildred mangatakan, "Prinsip dan hukum ini, saya pikir tidaklah benar. Jika kami menang, kami akan dapat membantu banyak orang. Saya tahu bahwa kami punya musuh, namun kami juga punya teman, sehingga musuh kami tak ada artinya."
Pasangan ini tidak hadir di pengadilan, namun Richard mengirimkan surat yang berisi, "Katakan pada Pengadilan bahwa saya mencintai istri saya dan tidak adil jika kami tak dapat hidup bersama di Virginia."
Pengadilan pun setuju.
Dengan keputusan bulat yang diberikan pada 12 Juni 1967, hukum yang melarang pernikahan antar ras diputuskan melanggar konstitusi, dan menghapuskan hukum itu di 16 negara bagian (meskipun Alabama baru menghapuskannya pada tahun 2000).
Keputusan yang diambil berdasarkan proses hukum yang adil dan persamaan perlindungan dalam Amandemen ke-14, berbunyi: "Di bawah Undang-Undang Dasar kami, kebebasan untuk menikah, atau tidak menikahi, seseorang dari ras yang berbeda diserahkan kepada individu dan tidak dapat dibatasi oleh negara. Keputusan bersalah ini harus dibatalkan. Demikian yang telah diputuskan."
Diperlukan sembilan tahun bagi keluarga Loving untuk akhirnya dapat kembali pulang secara legal.
Maut yang Memisahkan...
Mereka membangun rumah bersama di setengah hektar tanah yang diberikan ayah Richard pada mereka.
Delapan tahun kemudian, pasangan ini ditabrak oleh pengemudi mobil yang tengah mabuk pada malam Minggu. Richard tewas. Mildred tak pernah menikah lagi, namun tinggal di rumah yang dibangun Richard dengan dikelilingi keluarga dan teman.
Mildred hidup dengan tenang, menolak diwawancarai serta tak ingin menjadi pusat perhatian.
Namun ia membuat pengecualian pada bulan Juni 2007. Pada peringatan ulang tahun ke-40 keputusan Loving versus Virginia, tiga orang yang mewakili kelompok hak-hak gay Faith in America datang menemui Mildred dan menanyakan tentang pernikahan sejenis.
Setelah menimbang dengan hati-hati dan berdiskusi dengan tetangga dan anak-anaknya, Mildred yang taat beragama membuat pernyataan yang berbunyi, diantaranya, "Saya percaya semua warga Amerika, apa pun ras, jenis kelamin, orientasi seksual mereka, harus memiliki kebebasan yang sama untuk menikah. Pemerintah tidak berhak menerapkan keyakinan religius sebagian orang terhadap orang lain. Apalagi jika itu melanggar hak asasi mereka."
Warisan Mildred dan Richard tak diragukan lagi. Setiap tanggal 12 Juni diadakan peringatan tak resmi yang dinamakan "Hari Loving," untuk menghormati ulang tahun keputusan Mahkamah Agung dan multikulturalisme.
Loving versus Virginia menjadikan hukum anti-percampuran ras ilegal di seluruh Amerika Serikat, namun yang lebih penting, warisannya akan cinta abadi, cinta yang mengalahkan kebencian yang menghalangi.
Kisah ini ditampilkan di layar perak pada 4 November, 2016 berjudul 'Loving'.
Terkini Lainnya
Viral Wanita Muda Pacari Tujuh Pensiunan Sekaligus, Tuai Kontroversi
Direstui Ayah Mertua, Pria ini Jatuh Cinta dan Nikahi Ibu Mertuanya
Wanita 96 Tahun Akan Dinikahi Sang Kekasih Berusia Seabad, Kisahnya Romantis
Gerakan Hak Kulit Hitam AS Dimulai
Kasus yang Panjang
Maut yang Memisahkan...
History
Sejarah Amerika
Kisah Cinta
Rekomendasi
Direstui Ayah Mertua, Pria ini Jatuh Cinta dan Nikahi Ibu Mertuanya
Wanita 96 Tahun Akan Dinikahi Sang Kekasih Berusia Seabad, Kisahnya Romantis
7 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Berkencan dengan Orang Baru
Copa America 2024
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
6 Juli 2013: Militan Boko Haram Serang Sekolah Asrama di Nigeria, 30 Orang Termasuk Guru Tewas
Populer
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
6 Juli 2013: Militan Boko Haram Serang Sekolah Asrama di Nigeria, 30 Orang Termasuk Guru Tewas
Profil Keir Starmer, PM Inggris Baru Pengganti Rishi Sunak yang Punya Gelar 'Sir'
Delegasi Biro Komite Palestina PBB ke Indonesia, Bahas Upaya Tingkatkan Dukungan untuk Negaranya
Polisi Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Kura-kura ke Sejumlah Negara di Asia Tenggara
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Sierra Leone Resmi Larang Perkawinan Anak, Penjara 15 Tahun dan Denda Rp65 Juta Menanti Pelanggar
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Permalukan Jerman, Spanyol Raih Tiket Semifinal Euro 2024
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Berita Terkini
Wall Street Melesat, Indeks S&P 500 Tembus Level Tertinggi Baru, Ini Pendorongnya
Cuaca Besok Minggu 7 Juli 2024: Langit Pagi Cerah Berawan Bakal Payungi Jabodetabek
AIPKI: Pemberhentian Dekan FK Unair Tidak Hargai Kebebasan Akademik dan berdampak negatif
4 Zodiak yang Paling Suka Traveling, Jadi Tidak Ragu Jika Liburan Bersama Mereka
Samsung Konfirmasi Galaxy AI Gratis hingga 2025, Siap Perkenalkan Format Berlangganan?
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Dilengkapi Atribut Batik dan Aksesoris Kulit Garutan, Seragam ASN Pemda Garut Makin Kece
Kapolda Metro: Problemnya Server Judi Online Banyak di Luar Negeri, Mati Satu Tumbuh Dua
Mpok Alpa Doakan Kebaikan Raffi Ahmad, Sebut Sang Presenter Siap Membiayai Persalinan Anak Kembarnya
Pola Makan yang Melibatkan 3 Jenis Makanan Ini Disebut Bisa Perpanjang Usia Pasien Kanker
Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Usai Rilis Data Pekerjaan AS
Berkas Kasus Firli Bahuri Belum Lengkap, Kapolda Metro: Mohon Waktu, Semua Perlu Koordinasi
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Doa Akhir Tahun 1445 Hijriah dan Keutamaannya, Baca Ba’da Ashar Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024