, Paris - Pemimpin sayap kanan Prancis yang tengah bertarung dalam pilpres negara itu, Marine Le Pen, terang-terangan menunjukkan keberpihakannya kepada Rusia. Politisi kontroversial tersebut mengingatkan dunia pada sosok Donald Trump.
Le Pen yang berasal dari Barisan Nasional (FN) menyoroti isu aneksasi Semenanjung Krimea. Menurutnya, wilayah itu milik Rusia. Ia bahkan menentang bukti serbuan Moskow ke Ukraina. Demikian seperti kutip dari Independent.co.uk, Selasa, (7/2/2017).
Perempuan berusia 48 tahun itu dengan tegas membantah setiap invasi yang terjadi dan sebaliknya, mengklaim "kudeta" di Ukraina menghasilkan transfer kekuasaan. Lebih lanjut, Le Pen menyebutkan bahwa sanksi terhadap Kremlin "sepenuhnya kebodohan" dan pemicu "masalah besar bagi Uni Eropa". Ia pun menyerukan agar sanksi dicabut.
Advertisement
Dalam wawancaranya dengan CNN, Le Pen yang dikenal memiliki pandangan kuat soal kedaulatan Prancis ditanyakan seputar Ukraina dan aneksasi Krimea.
"Ada kudeta di Ukraina...itu bukan hanya dugaan saya, itu kenyataan. Ada kesepakatan antara beberapa negara, tak lama perjanjian ini rusak, dan beberapa orang mengambil alih kekuasaan setelah referendum...Tidak ada invasi atas Krimea," terang Le Pen kepada pembawa acara, Christiane Amanpour.
Sang pembawa acara lantas mengutip memorandum 1994 Budapest di mana Ukraina setuju untuk menyerahkan gudang senjata Uni Soviet yang ada di wilayahnya. Sementara imbalannya, mereka mendapat jaminan keamanan dari masyarakat internasional.
Baca Juga
Amanpour menegaskan kepada Le Pen bahwa Prancis merupakan bagian dari kesepakatan yang menjamin kemerdekaan Ukraina pada tahun 1994 tersebut. Pembawa acara CNN itu menekankan pentingnya konsistensi Prancis sebagai dasar-dasar hukum internasional.
"Krimea milik Rusia, selalu seperti itu. Rakyatnya merasa sebagai orang Rusia. Mayoritas dari mereka memutuskan ingin bergabung dengan Rusia. Jadi, kita tidak bisa tidak demokratis ketika yang terjadi tidak sesuai dengan kita dan menolak demokrasi ketika kita tidak menyukainya," jelas Le Pen.
Pernyataan Le Pen ini bertentangan dengan sikap sekutu Prancis, yakni Amerika Serikat dan Inggris yang menolak mengakui klaim Moskow atas wilayah yang berbahasa mayoritas Rusia itu. Lagipula, menurut hukum internasional, Krimea merupakan bagian dari Ukraina.
Pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia berlangsung pada Februari tahun 2014. Sebulan setelahnya, Kremlin menyelenggarakan referendum dengan hasil, 95 persen rakyat di wilayah itu ingin kembali bergabung dengan Negeri Beruang Merah.
Namun bagaimana pun, Inggris mencap pemungutan suara tersebut "menggelikan" dan "tidak sah". Akibat langkah tersebut, Rusia dihantam sanksi dan kritik tajam oleh Uni Eropa dan PBB.
Le Pen sendiri melihat, sanksi tersebut tidak berarti sama sekali.
"Sanksi ini benar-benar bodoh karena sama sekali tidak memecahkan masalah dan tidak memperbaiki situasi. Yang ada justru menciptakan masalah ekonomi utama bagi UE," ungkap Le Pen.
"Itu (sanksi) tidak berguna, mungkin kita harus mencabutnya. Presiden AS dan Presiden Rusia bisa mengakhiri Perang Dingin, tidak ada orang lain yang bisa melakukannya," pungkas politisi sayap kanan itu.
Sementara itu, utusan Amerika Serikat untuk PBB pilihan Trump, Nikki Haley telah mengutuk "tindakan agresif" Rusia di Ukraina. Haley menegaskan, sanksi atas Rusia akan tetap berlaku.
Le Pen telah lama menjadi pendukung setia Presiden Vladimir Putin. Dan ini bukan kali pertama ia membantah pencaplokan Krimea.
Pada tahun 2015, peretas Rusia merilis laporan yang menjadi dasar tuduhan bahwa Le Pen telah menerima puluhan juta euro dari bank Rusia sebagai imbalan atas dukungannya terhadap aneksasi Krimea. Namun tudingan ini dibantahnya.
Pernyataan kontroversial Le Pen lainnya adalah ia akan melindungi rakyat Prancis dari globalisasi. Capres Prancis ini juga mengancam akan membawa negaranya keluar dari Uni Eropa jika organisasi kawasan itu menolak negosiasi yang ditawarkannya.
Ukraina sendiri mengindikasikan tidak akan menerima Le Pen di negara itu terkait dengan komentarnya soal pencaplokan Krimea.
"Membuat pernyataan yang mengulang propaganda Kremlin, politisi Prancis menunjukkan sikap tidak hormatnya terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina serta benar-benar telah mengabaikan prinsip-prinsip dasar hukum internasional," ungkap pemerintah Ukraina dalam sebuah pernyataan.
"Pernyataan dan tindakan yang melanggar UU Ukraina tentu akan memiliki konsekuensi, seperti kasus sejumlah politisi Prancis yang ditolak masuk ke Ukraina," tulis pernyataan itu.
Terkini Lainnya
Capres Perempuan Ini Janjikan Kebebasan bagi Prancis
Istri Kena Skandal, Capres Prancis Didesak Mundur dari Pilpres
Inikah Calon Presiden Favorit Prancis dalam Pemilu 2017?
Pilpres Prancis 2017
Prancis
Marine Le Pen
Rekomendasi
Kalah dalam Pemilu Uni Eropa, Macron Bubarkan Parlemen Prancis
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
7 Juli 1937: Awal Mula Insiden Jembatan Marco Polo, Sekitar 100.000 Orang China Tewas
Populer
Minibus di Ukraina Barat Kecelakaan, 14 Orang Tewas
Kala PM Inggris Ganti Keir Starmer, Larry Tetap Jadi Kucing Downing Street 10
Serangan Udara Israel Tewaskan 16 Orang di Sekolah Gaza
Ketegangan Meningkat, Taiwan Deteksi 62 Pesawat Militer China dalam 24 Jam
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Produser Film Titanic Jon Landau Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Baru Menjabat, PM Baru Inggris Keir Starmer Soroti Banyaknya Narapidana
Hubungan William-Kate dan Harry-Meghan Disebut-sebut Tak Bisa Sehangat Dulu
7 Juli 1937: Awal Mula Insiden Jembatan Marco Polo, Sekitar 100.000 Orang China Tewas
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Menurut UAH Sebutan Bulan Muharram itu Keliru, Seharusnya Disebut Ini
Nadhif Basalamah Sukses Bikin Penonton Pertamina Weekend Fest 2024 Bergalau Ria
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Warga hingga Tewas, Terancam 20 Tahun Penjara
Jimly Soal Anwar Usman Gugat Putusan MKMK ke PTUN: Salah Alamat
Cegah Penyelewengan BBM Subsidi, BPH Migas Imbau Penyalur BBM Cek Kelengkapan Dokumen
Penampilan Barry Likumahuwa Project Reunion feat Teddy Adhitya Hibur Pengunjung Pertamina Weekend Fest 2024
Selidiki Kasus Kematian Wanita Tanpa Busana di Cipayung, Polisi Buru Pria Ini
Dirga Wira Berjaya di Indonesian Grandprix 2024, Gondol Piala Kemenpora
Prakiraan Cuaca Bandung Raya 7-9 Juli, Potensi Hujan dan Suhu Minimum
PBNU Tetapkan 1 Muharram 1446 H Senin 8 Juli 2024, Ini Perhitungannya
BNPB: Gempa Batang Sebabkan Bangunan Rusak dan 4 Warga Luka-Luka