, Washington, DC - Sejarah mencatat, pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2016 merupakan yang 'terburuk' sepanjang sejarah. Meskipun Hillary Clinton dari Partai Demokrat mengukir sejarah menjadi perempuan pertama capres AS, namun ia memiliki kecenderungan tak disukai di antara pemilih yang mendukung rivalnya, senator Bernie Sanders.
Sementara dari partai Republik, Donald Trump, meskipun ia mampu melibas seluruh lawannya, dan menjadikannya calon nominasi dari partainya, nilai ketidaksukaan terhadap raja properti New York memiliki rating negatif di antara pemilih non-kulit putih semenjak kampanye tahun 1965 yang dilakukan Barry Goldwater.
"Dalam sejarah pemilihan, pada dasarnya AS pernah punya sejarah kandidat yang dibenci oleh setengah lebih para pemilihnya. Namun kali ini, luar biasa..." kata Senator dari Partai Republik Ben Sasse dalam memonya kepada partai berlambang gajah.
Advertisement
Namun, rupanya, Hillary dan terutama Donald Trump bukan satu-satunya kandida yang nyentrik. Sejarah mencatat persaingan menuju Gedung Putih juga menghasilkan sejumlah kandidat yang eksentrik, seperti seseorang dari luar kancah politik, komedian, atau sosok yang berkampanye hanya dengan mengusung satu isu saja.
Baca Juga
- Sejarah di Balik Simbol Keledai dan Gajah dalam Politik AS
- Takdir Mengakhiri Masa Tugas Presiden AS Ini pada Hari ke-31
- Presiden AS Ini Hidup dengan Peluru di Dada Selama 40 Tahun
Seperti dilansir History, Senin (13/6/2016) dari calon presiden yang ogah-ogahan dan anti-Mason, hingga pakar pengasuhan anak yang banting setir menjadi politisi, inilah delapan kandidat eksentrik untuk jabatan tertinggi di Amerika Serikat.
1. William Wirt
Ia adalah calon presiden usungan partai selain Republik atau Demokrat yang pertama. Ia mewakili Partai Anti-Mason, faksi politik yang percaya bahwa Freemason adalah organisasi rahasia berbahaya yang berusaha mengendalikan jalannya pemilu.
Pada 1832, para penentang Freemason mulai dikenal secara nasional karena menominasikan mantan jaksa William Wirt untuk melawan kandidat yang disebut seorang Freemason, Andrew Jackson.
Namun ada satu masalah -- Wirt sendiri ternyata adalah mantan Freemason. Dalam surat persetujuannya saat dicalonkan, ia menyebut kelompok itu sebagai 'klub sosial yang dermawan' dan tak memiliki tujuan konspirasi. Itu bertolak belakang dengan sikap partai yang mengusungnya.
Ia bahkan mencoba menghentikan kampanyenya setelah menyadari bahwa pencalonannya akan memecah suara anti-Andrew Jackson -- ini justru memudahkan kemenangan lawannya untuk menjadi presiden.
Para pemimpin partai membujuk William untuk bertahan hingga hari pemilihan, namun ia hanya memenangkan 100.000 suara dan satu negara bagian, yaitu Vermont.
2. Victoria Woodhull
Pada tahun 1872, Victoria Woodhull menjadi kandidat wanita pertama dalam pemilihan presiden saat menjadi calon dari Partai Kesetaraan Hak. Ulysses S. Grant menjadi rival politiknya saat itu. Pencalonan ini terjadi hampir 50 tahun sebelum wanita diberi hak untuk memilih dengan disahkannya Amandemen ke-19.
Namun gender Victoria, bukan satu-satunya hal yang tak biasa dari kandidat yang satu ini. Warga kelahiran Ohio ini juga seorang mantan cenayang dan pebisnis yang membuka firma broker pertama yang dimiliki seorang wanita di Wall Street.
Ia juga menerbitkan koran radikal Woodhull and Claffin's Weekly yang secara reguler membahas topik-topik 'terlarang' seperti pelegalan prostitusi, kontrasepsi, dan hubungan bebas.
Setelah memilih Frederick Douglass, seorang aktivis kulit hitam yang menentang perbudakan sebagai calon wakilnya (meski Frederick tak pernah menerima pencalonannya), Victoria berkampanye dengan isu-isu progresif seperti emansipasi wanita dan penghapusan hukuman mati.
Tidak jelas berapa jumlah suara yang didapatnya, namun ia berhasil memicu kontroversi. Hanya beberapa hari sebelum Hari Pemilihan, Victoria dipenjara karena tuduhan mengedarkan tulisan yang tak senonoh yaitu sebuah artikel yang membongkar perselingkuhan seorang pendeta terkenal.
3. Horace Greeley
Bersamaan dengan munculnya Victoria Woodhull, pendiri koran New York Tribune, Horace Greeley juga maju dalam pemilu 1872. Ia dikenal sebagai editor koran yang eksentrik dan cerdas -- gemar membahas segala isu dari anti-miras, vegetarianisme, hingga spritualisme. Horace mendapatkan nominasi baik dari Partai Demokrat dan Partai Republik Liberal, cabang dari Partai Republik yang berumur pendek.
Namun upayanya untuk menggusur presiden yang sedang menjabat saat itu Ulysses S. Grant berakhir dengan tragis. Kartunis politik, Thomas Nast sering menyindir penampilan Horace, yang berewok tak beraturan dan sering mengenakan jas putih yang kedodoran.
Meskipun di masa lalu Horace mendukung penghapusan perbudakan, namun wartawan ini banyak dikritik karena mendukung rekonsiliasi dengan wilayah Selatan pasca Perang Saudara. Horace menghadapi lebih banyak masalah saat istrinya meninggal sebelum ia dapat memenangkan pemilu. Kesehatan mentalnya menurun hingga ia terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa.
Ia meninggal pada 29 November 1872, dan menjadi satu-satunya capres dalam sejarah yang meninggal sebelum jumlah suara pemilih dihitung. 66 suara untuk Horace dibagikan kepada beberapa kandidat Partai Demokrat yang lain.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tokoh Sosialis Hingga Komedian
4. Eugene V. Debs
Tokoh sosialis Eugene V. Debs mencalonkan diri menjadi presiden ke-5 AS. Namun pencalonan terakhirnya pada tahun 1920 adalah yang paling mengejutkan. Hanya dua tahun sebelumnya, pemimpin buruh yang cinta damai ini dikenai tuduhan makar, kewarganegaraannya dicabut, dan ia divonis 10 tahun penjara karena berpidato menentang wajib militer saat Perang Dunia I.
Eugene menerima nominasi dari Partai Sosialis meskipun menjadi pesakitan, dan terus melanjutkan kampanyenya di balik tembok Penjara Federal Atlanta. Slogannya antara lain adalah: 'Dari Gedung Penjara ke Gedung Putih'.
Meski hanya dapat membuat pernyataan kepada publik sekali dalam seminggu, ia berhasil mendapatkan 900.000 suara dalam pemilu, dan menempati posisi terhormat ketiga setelah kandidat Partai Republik, Warren G. Harding dan kandidat Partai Demokrat, James M. Cox.
Presiden Harding akhirnya memotong masa tahanannya dan membebaskan Eugene pada tahun 1921, namun kewarganegaraannya tidak dipulihkan hingga tahun 1976 -- 50 tahun setelah kematiannya.
5. William Dudley Pelley
Pada tahun 1936, saat Nazi semakin menguasai Jerman, seorang pengikut Adolf Hitler yang mistis, namun religius bernama William Dude Pelley mengumumkan pencalonannya sebagai presiden Amerika.
Warga asli Massachusetts ini sebelumnya bekerja sebagai penulis naskah di Hollywood sebelum ia mengalami pengalaman yang nyaris merenggut nyawanya dan memberinya inspirasi untuk menciptakan 'Doktrin Pembebasan' -- sebuah sistem religius yang menggabungkan elemen-elemen spiritualisme dan filosofi Zaman Baru (New Age).
Ia kemudian diawasi secara ketat oleh pemerintah karena mendirikan Silver Legion of Amerika, kelompok paramiliter penganut fasisme, antisemitisme, dan anti-imigran.
William diusung oleh Partai Kristen yang baru berdiri, dan berkampanye menentang Perjanjian Baru yang dicanangkan Roosevelt dan berargumen bahwa 'ini saat yang tepat untuk kemunculan Hitler ala Amerika dan waktunya untuk pembantaian etnis'.
Meski sering kampanye, ia hanya berhasil mendapatkan kurang dari 2000 suara di negara bagian Washington. William tetap melanjutkan aktivitas kontroversial setelah masa pemilihan, dan kemudian masuk bui untuk tuduhan makar karena mempublikasikan tulisan pro Nazi selama PDII.
6. Gracie Allen
Gracie adalah komedian yang menjadi penyiar acara radio yang sangat populer bersama suaminya yang selalu menghisap cerutu, George Burns. Selama pemilihan presiden tahun 1940, pasangan ini mengundang reaksi dengan mengajukan Gracie sebagai calon presiden dari 'Partai Kejutan', yang menampilkan kanguru sebagai maskotnya dan berslogan 'Saya Pasti Menang'.
Gracie berkeliling negeri dalam sebuah tur secepat kilat, dan para penggemar mengerubunginya demi mendengar komentar anehnya tentang hutang negara ('kita semestinya bangga, karena hutang kita terbesar di dunia!') dan ketiadaan capres (ia bersikeras 'tidak akan bertoleransi pada wakilnya'). Ibu Negara Eleanor Roosevelt bahkan ikut serta dalam komedi pencalonan itu dengan mengundang Gracie untuk berbicara di Klub Pers Wanita Nasional.
Gracie menghentikan kampanye bohong-bohongannya itu beberapa bulan sebelum hari pemilihan. Tetapi secara tak resmi ia sempat dipilih sebagai wali kota di sebuah kota kecil di Michigan, ia didukung oleh senat mahasiswa Harvard University.
Ia terus menerima dukungan melalui beberapa ribu suara sebagai cocok yang tak ada dalam daftar calon presiden selama pemilu yang berakhir dengan kemenangan telak Franklin D. Roosevelt itu.
Advertisement
Capres dari Partai Komunis Hingga Dokter Anak
7. Earl Browder
Earl Browder yang lahir di Kansas maju sebagai kandidat presiden dari Partai Komunis pada pemilu 1936 dan 1940. Ia juga pernah tampil di sampul majalah Time sebagai potret Marxisme di Amerika.
Ia tak pernah berhasil menimba banyak suara selama masa kampanye, dan hanya memenangkan kurang dari 100.000 suara dalam dua kali pemilu. Earl kemudian terkenal karena isu keterlibatannya dengan kegiatan spionase Uni Soviet di Amerika Serikat.
Menurut pesan rahasia pemerintah yang dirilis pada tahun 1990-an, Earl Browder berkampanye sembari berperan sebagai mata-mata Soviet, dan mungkin terlibat dalam kegiatan operasi militer rahasia bersama beberapa anggota keluarganya. Sebuah penelitian bahkan mengklaim bahwa ia secara personal telah merekrut banyak mata-mata Soviet di Amerika. Earl tidak pernah dinyatakan bersalah terkait dengan kejahatan spionase selama masa hidupnya.
Ia hanya pernah dipenjara selama setahun karena penipuan paspor sebelum diberi ampunan pada tahun 1941. Ia kemudian dikeluarkan dari Partai Komunis setelah PD II karena berargumen bahwa filosofi komunisme dapat dipadukan dengan kapitalisme.
8. Benjamin Spock
Dr. Benjamin Spock lebih dikenal karena buku yang ditulisnya pada 1946, 'Common Sense Book of Baby and Child Care'. Buku itu menjadi panutan orang tua pada masa 'baby boom' setelah Perang Dunia II. Selain berprofesi sebagai dokter anak, ia juga memenangkan medali emas Olimpiade untuk cabang mendayung, dan secara mengejutkan menjadi capres pada tahun 1972.
Karier politik Benjamin dimulai setelah selama beberapa tahun ia menjadi demonstran penentang Perang Vietnam dan pendukung pelucutan senjata nuklir.
"Membesarkan anak yang bahagia dan merasa aman tidaklah cukup. Anda perlu memberikan mereka dunia yang layak," katanya.
Sebagai calon dari Partai Rakyat, Benjamin mengajukan konsep liberal yang mengusulkan diakhirinya intervensi militer Amerika di luar negeri, pelegalan ganja, dan fasilitas kesehatan gratis.
Namun, ia hanya berhasil memenangkan akses suara di 10 negara bagian, dan menempati posisi kelima dengan 78.000 suara. Benjamin kemudian melanjutkan aktivitas politiknya dan sempat ditahan atas tuduhan pembangkangan sipil lebih dari 12 kali sebelum meninggal pada tahun 1998.
Terkini Lainnya
Tokoh Sosialis Hingga Komedian
Capres dari Partai Komunis Hingga Dokter Anak
Amerika Serikat
Pemilu AS
Pilpres AS 2016
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Prancis, Rabu 10 Juli Pukul 02.00 WIB: Siapa Lolos ke Final?
Kylian Mbappe Melempem di Euro 2024, Spanyol Tetap Waspada Penuh
Semifinal Euro 2024: Adu Mahal Timnas Spanyol vs Prancis
Timnas Prancis Siap Rebut Tiket Final Euro 2024
Copa America 2024
Jadwal dan Link Siaran Langsung Semifinal Copa America 2024 Argentina vs Kanada di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Kanada: Tim Tango Memburu Sejarah
Kanada Bertekad Redam Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Cerita Kader Partai Gerindra Kampar Menumpang Tinggal di Rumah Pengurus Panti Asuhan
Pilkada 2024 Dinilai Lebih Hangat, Menko Polhukam: Ada yang Tidak Siap Kalah
Kemendagri Bela KPU yang Dituding Mahfud Md Tak Layak Jadi Penyelenggara Pilkada
Pilkada Serentak 2024 Dilaksanakan Pada Bulan November, Begini Tahapannya
Punya Kader Mumpuni, PDIP Tak Mau Ambil Pusing soal Hasil Survei Kaesang
Deddy Corbuzier soal Usulan PSI Maju di Pilkada 2024: Nyetir Aja di Jakarta Masih Nyasar
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Populer
Dikira Toilet, Penumpang di China Buka Pintu Darurat Pesawat
Rusia Serang 5 Kota Termasuk RS Anak di Ukraina, 37 Orang Tewas
Filipina dan Jepang Sepakati Pakta Pertahanan untuk Lawan Tiongkok di Laut China Selatan
Boeing Mengaku Salah Soal Kecelakaan Pesawat 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia, Bakal Bayar Denda Lagi Rp3,9 Triliun
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Arungi Asia Tenggara, OceanX Ungkap Laut Indonesia Punya Potensi Ekonomi Besar
Laporan Ini Kuak Israel Terbukti Gunakan Protokol Hannibal, Tembaki Warga Sendiri
Masker Oksigen di 2.600 Pesawat Boeing 737 Disebut Berpotensi Bermasalah, FAA Instruksikan Inspeksi
Aries hingga Scorpio, Ini 6 Zodiak Paling Menyeramkan Saat Marah
Pemimpin Sekte Sesat Maut di Kenya Diadili Terkait 400 Kasus Pembunuhan
Pegi Setiawan
Keinginan Pegi Setiawan Setelah Bebas: Tetap Bekerja Jadi Kuli dan Bangun Masjid
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Kuasa Hukum, Polri, hingga KY Usai Pegi Setiawan Bebas Menang Praperadilan
Polri Bakal Tindaklanjuti Kasus Pegi Setiawan yang Dinyatakan Tidak Sah Menurut Hukum
Detik-Detik Ratusan Warga Bersolawat Sambut Kedatangan Pegi Setiawan di Rumahnya
Berita Terkini
Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Bendungan Cipanas, Ini Sederet Manfaatnya
Persoalan PPDB Berulang, Komisi X Kecewa Kinerja Kemendikbud
TPA Cipayung Depok Longsor, Antrean Truk Sampah Mengular
Indonesia-Austria, Rawat Keberagaman dan Kerukunan Lewat Dialog Lintas Agama
Prevelensi Stunting di Situbondo Terendah Ketiga Nasional, Pemerintah Desa Punya Peran Besar
Panitia Umumkan Kandidat Pemenang IBL Awards 2024, Siapa Saja?
Lea Chiarachel Bintangi Series Terbaru Ular Tangga Dara(h) di Vidio, Tunjukkan Kemampuan Akting Mumpuni
BIGHIT MUSIC Umumkan Pop-up Event Smeraldo Garden untuk Album Solo Jimin BTS MUSE
Keutamaan Puasa di Bulan Muharram akan Dicintai Allah Kata Ustadz Adi Hidayat
HyunA dan Yong Junhyung Umumkan Rencana Menikah, Digelar Oktober Mendatang
Kabur saat Ditangkap, Pelaku Begal Handphone di Warteg Grogol Ditembak Kakinya
Top 3 Berita Hari Ini : Bertabur Bintang, Daftar Tamu Undangan Diduga Hadiri Pernikahan Anak Orang Terkaya di Asia Anant Ambani
Cerita Kader Partai Gerindra Kampar Menumpang Tinggal di Rumah Pengurus Panti Asuhan
Kunjungan Kebun Raya Mangrove Surabaya Meningkat di Semester Pertama 2024
Rapat dengan Jokowi, Menpora: Indonesia Siap Gelar Kejuaraan Dunia 2025